Sejarah Para Nabi Jilid 2

8/37

Menyeberangi Yordan

Bangsa Israel benar-benar berkabung atas kepergian pemimpin mereka itu, dan tiga puluh hari digunakan untuk mengadakan upacara-upacara istimewa untuk menghormatinya. Sampai kepada saat setelah ia diambil dari mereka, belum pernah mereka menyadari begitu dalam akan nilai nasihat-nasihatnya yang bijaksana, kelemah-lem-butannya sebagai orang tua dan imannya yang tidak pernah goyah. De-ngan satu penghargaan yang baru dan lebih dalam mereka mengingat kembali pelajaran-pelajaran yang berharga yang telah diberikannya se-masih bersama mereka. SRNJ2 83.1

Musa sudah mati, tetapi pengaruhnya tidaklah mati bersama dengan dia. Pengaruh itu akan hidup terus, dan akan tetap nyata di dalam hati bangsanya. Kenangan kehidupan yang suci dan tidak mementingkan diri itu, akan lama diingat, dengan kuasa yang diam-diam dan membujuk akan membentuk kehidupan mereka sekalipun yang telah melalaikan kata-katanya yang hidup. Sebagaimana cahaya matahari yang sudah terbenam menerangi puncak-puncak gunung lama sesudah sang surya itu tenggelam di balik bukit-bukit, demikian pula hasil usaha orang yang suci, bersih dan baik akan memancarkan terang kepada dunia ini lama setelah orang-orang itu meninggal dunia. Pekerjaan mereka, kata-kata mereka, teladan hidup mereka akan hidup terus. “Orang benar itu akan diingat selama-lamanya.” Mazmur 112:6. SRNJ2 83.2

Sementara mereka dipenuhi oleh kesedihan atas kehilangan pemimpin itu, orang banyak mengetahui bahwa mereka tidaklah ditinggalkan seorang diri. Tiang awan yang berhenti di atas Kemah Pertemuan pada siang hari, dan tiang api waktu malam, merupakan satu jaminan bahwa Allah masih tetap menjadi penolong dan pemimpin mereka jikalau me-reka mau berjalan pada jalan perintah-Nya. SRNJ2 84.1

Sekarang Yosua adalah pemimpin Israel yang diakui. Ia telah dikenal terutama sekali sebagai seorang serdadu, dan kesanggupan serta talentatalentanya sangat berguna sekali terutama dalam saat seperti ini dalam sejarah Israel. Bersemangat, berpendirian dan tabah, cekatan, tidak bercela, tidak mengingat kepentingan diri di dalam penjagaannya terhadap mereka yang telah diserahkan ke dalam tanggung jawabnya, dan di atas segala sesuatunya, diilhami oleh satu iman yang hidup kepada Allah—demikianlah tabiat orang yang telah dipilih Ilahi untuk memimpin bala tentara Israel memasuki Tanah Perjanjian itu. Selama pengembaraan di padang gurun ia telah bertindak sebagai seorang perdana menteri kepada Musa, dan oleh ketulusannya yang diam-diam dan tidak berpura-pura itu, keteguhannya pada saat orang lain bimbang, ketetapan hatinya untuk mempertahankan kebenaran di tengah-tengah bahaya, ia telah memberikan bukti akan kelayakannya untuk menggantikan Musa, bahkan sebelum ia dipanggil kepada kedudukan ini oleh suara Allah. SRNJ2 84.2

Dengan disertai rasa cemas dan tidak percaya kepada diri sendiri Yosua telah melihat ke depan ke tugas yang ada di hadapannya; tetapi rasa takutnya hilang oleh adanya jaminan dari Allah, “Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertar engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau... engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.” “Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepadamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.” Sampai kepada puncak-puncak Libanon di kejauhan, sampai kepada pantai Laut Samudera Besar dan terus jauh sampai ke tepi Sungai Efrat di sebelah timur—semuanya itu akan menjadi milik mereka. SRNJ2 84.3

Kepada janji ini ditambahkan nasihat, “Hanya, kuatkan dan teguhkan-lah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaKu Musa.” Petunjuk Tuhan adalah, “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam,” “janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri,” “sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” SRNJ2 85.1

Bangsa Israel masih tetap berkemah di tepi sebelah timur Sungai Yordan, yang merupakan penghalang pertama untuk menduduki Kanaan. “Bangkitlah,” merupakan perintah yang pertama dari Allah kepada Yosua, “seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” Tidak ada petunjuk yang diberikan mengenai bagaimana caranya mereka harus menyeberangi sungai itu. Namun demikian, Yosua mengetahui bahwa apa saja yang diperintahkan Allah, Ia akan mengadakan satu jalan bagi umat-Nya untuk dapat melaksanakannya, dan dengan iman seperti ini pemimpin yang berani itu dengan segera mulai mengatur perjalanan mereka. SRNJ2 85.2

Beberapa mil di seberang sungai itu, tepat di seberang tempat di mana orang Israel berkemah, terdapat kota Yerikho yang berbenteng besar dan kuat. Kota ini sesungguhnya merupakan kunci ke seluruh negeri itu, dan merupakan satu penghalang yang hebat kepada sukses Israel. Oleh sebab itu Yosua telah mengutus dua orang muda sebagai matamata untuk mengunjungi kota itu, dan memeriksa keadaan sehubungan dengan penduduknya, sumber penghasilannya dan kekuatan bentengbentengnya. Penduduk kota yang merasa curiga dan gentar, selalu siap siaga, dan kedua mata-mata itu berada dalam bahaya besar. Namun demikian, mereka telah diselamatkan oleh Rahab, seorang perempuan Yerikho, dengan bahaya keselamatan hidupnya sendiri. Sebagai balas budi baiknya mereka memberikan kepadanya satu janji bahwa ia akan dilindungi apabila kota itu direbut kelak. SRNJ2 85.3

Kedua mata-mata itu kembali dengan selamat dengan membawa kabar, “TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh penduduk negeri itu gemetar menghadapi kami.” Kepada mereka telah diberitahukan di Yerikho bahwa, “Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang Sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas. Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Aliahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.” SRNJ2 85.4

Perintah-perintah sekarang diberikan untuk bersiap maju. Orang banyak itu harus menyediakan persediaan makanan untuk selama tiga hari, dan bala tentara mereka harus dipersiapkan berperang. Semua orang dengan segenap hati ikut dalam rencana pemimpin mereka dan menjanjikan kepadanya bahwa mereka menaruh percaya kepadanya, dan akan membantu dia: “Segala yang kauperintahkan kepada kami akan kami lakukan dan ke manapun kami akan kausuruh, kami akan pergi; sama seperti kami mendengarkan perintah Musa, demikianlah kami akan mendengarkan perintahmu. Hanya, TUHAN, Allahmu kiranya menyertai engkau, seperti Ia menyertai Musa.” SRNJ2 86.1

Dengan meninggalkan perkemahan mereka di hutan-hutan pohon penaga di Sitim, bala tentara itu turun sampai ke perbatasan Sungai Yordan. Namun demikian, semua orang mengetahui bahwa tanpa pertolongan Ilahi mereka tidak dapat mengharapkan untuk dapat berjalan melaluinya. Pada waktu ini—musim semi—salju yang mencair dari gunung-gunung telah menjadikan air supgai itu meluap sampai ke tepinya, sehingga tidak mungkin menyeberang di tempat-tempat yang biasanya dangkal. Allah menghendaki agar penyeberangan Israel di atas Sungai Yordan itu merupakan satu mukjizat. Yosua, oleh perintah Ilahi, telah menyuruh orang banyak itu menyucikan diri mereka; mereka harus meninggalkan dosa-dosa mereka dan membebaskan diri mereka dari segala kekotoran-kekotoran; “sebab besok,” katanya, “TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.” “Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu.” Apabila mereka melihat tanda dari hadirat Tuhan, yang dipikul oleh imam-imam, diangkat dari tempatnya di tengah-tengah perkemahan mereka, dan bergerak maju ke sungai itu, maka mereka itu harus beranjak dari tempat mereka, “dan berjalan mengikutinya.” Hal-hal sehubungan dengan penyeberangan ini secara terperinci telah diberitahukan lebih dahulu; dan kata Yosua, “Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengahtengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh dihalau-Nya orang Kanaan.... Sesungguhnya, tabut perjanjian TUHAN semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan.” SRNJ2 86.2

Pada waktu yang telah ditentukan mulailah perjalanan itu, tabut perjanjian, yang dipikul di atas bahu imam-imam, memimpin bala tentara itu. Orang banyak itu telah diperintahkan supaya mundur, agar supaya ada jarak lebih dari setengah mil dari tabut perjanjian itu. Semua orang mengamat-amati dengan perhatian yang dalam apabila imam-imam itu bergerak maju ke tepi sungai Yordan. Mereka melihat imam-imam itu bersama-sama dengan tabut yang suci itu terus maju menuju ke air sungai yang deras dan mengamuk itu, sampai kaki pembawa-pembawa tabut itu masuk ke dalam air. Kemudian dengan tiba-tiba arus pasang itu mundur ke belakang, sementara aliran air yang di bawah terus mengalir, dan sungai itu pun menjadi kering. SRNJ2 87.1

Oleh perintah Ilahi imam-imam itu maju ke tengah-tengah sungai, dan berdiri di sana sementara seluruh bala tentara itu turun dan menyeberangi sungai itu. Dengan demikian terkesanlah kepada pikiran segenap Israel kenyataan bahwa kuasa yang telah menahan air sungai Yordan itu adalah kuasa yang sama yang telah membelah Laut Teberau bagi leluhur mereka empat puluh tahun sebelumnya. Apabila semua orang itu telah menyeberang, tabut perjanjian itu sendiri telah dibawa ke tepi sebelah barat. Segera setelah tabut itu tiba di tempat yang aman, dan “seloruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering,” saat itu juga air yang tertahan itu, yang sekarang dilepaskan, telah mengalir kembali sebagai satu arus deras yang tidak dapat ditahan, pada saluran sungai itu. SRNJ2 87.2

Generasi-generasi mendatang tidak dibiarkan tanpa saksi kepada mukjizat ini. Sementara imam-imam yang memikul tabut perjanjian itu masih berada di tengah-tengah sungai Yordan, dua belas orang yang telah dipilih sebelumnya, satu orang dari masing-masing suku, telah mengambil sebuah batu dari sungai itu di tempat mana imam-imam itu berdiri, dan membawanya ke seberang. Batu-batu ini harus didirikan sebagai satu tugu peringatan di tempat perkemahan mereka yang pertama di seberang sungai itu. Orang banyak itu diperintahkan untuk mengulangi kembali kepada anak cucu mereka, akan cerita kelepasan yang Allah telah diperbuat bagi mereka, sebagaimana yang dikatakan Yosua, “Supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Aliahmu.” SRNJ2 87.3

Pengaruh mukjizat ini, baik kepada bangsa Israel dan kepada musuh mereka, sangat penting. Hal itu merupakan satu jaminan kepada Israel tentang hadirat dan perlindungan Allah yang terus-menerus—satu bukti bahwa Ia akan mengerjakan bagi mereka melalui Yosua sebagaimana Ia telah perbuat melalui Musa. Jaminan seperti itu diperlukan untuk menguatkan hati mereka apabila mereka mulai menaklukkan negeri itu— satu tugas berat yang telah menggoyahkan iman leluhur mereka empat puluh tahun sebelumnya. Sebelum menyeberang Allah telah menyatakan kepada Yosua, “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.” Dan akibatnya telah menggenapkan janji itu. “Pada waktu itulah TUHAN membesarkan nama Yosua di mata seluruh orang Israel, sehingga mereka takut kepadanya, seperti mereka takut kepada Musa seumur hidupnya.” SRNJ2 88.1

Diadakannya kuasa Ilahi ini demi Israel dimaksudkan juga untuk menambah rasa takut bangsa-bangsa sekeliling terhadap mereka, dan dengan demikian akan menyediakan jalan untuk kemenangan mereka yang lebih mudah dan lebih sempurna. Apabila kabar bahwa Allah telah menahan air sungai Yordan di hadapan bani Israel tiba di telinga rajaraja bangsa Amori dan Kanaan, hati mereka dipenuhi oleh kegentaran. Bangsa Israel telah membunuh kelima raja Midian, Sihon yang berkuasa, raja bangsa Amori, dan Og dari Bazan, dan sekarang penyeberangan Yordan yang sedang banjir dan meluap-luap itu telah memenuhi segenap bangsa sekeliling mereka dengan kegentaran. Kepada bangsa Kanaan, kepada segenap bangsa Israel, dan kepada Yosua sendiri, bukti yang amat jelas telah diberikan bahwa Allah yang hidup, Raja surga dan dunia, ada di antara umat-Nya, dan bahwa Dia tidak akan membiarkan atau meninggalkan mereka. SRNJ2 88.2

Tidak jauh dari Yordan bangsa Israel telah mendirikan perkemahan mereka yang pertama di Kanaan. Di tempat ini Yosua “telah menyunat bangsa Israel,” “sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah.” Ditiadakannya upacara sunat semenjak pemberontakan di Kadesy telah menjadi satu bukti yang tetap kepada Israel bah-wa perjanjian mereka dengan Allah, untuk mana upacara itu merupakan sebagai lambang yang telah ditetapkan, telah dibatalkan. Dan dihentikannya upacara Paskah, peringatan kelepasan mereka dari Mesir, telah menjadi satu bukti murka Tuhan terhadap keinginan mereka untuk kembali ke tanah perbudakan. Namun demikian, sekarang tahun-tahun penolakan itu telah berakhir. Sekali lagi Allah telah mengakui Israel sebagai umat-Nya dan tanda perjanjian itu pun dipulihkan kembali. Upacara sunat dilaksanakan terhadap semua orang Israel yang telah dilahirkan di padang gurun. Dan TUHAN menyatakan kepada Yosua, “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu,” dan sebagai peringatan terhadap hal ini, tempat perkemahan mereka itu disebut Gilgal, “satu penolakan.” SRNJ2 89.1

Bangsa-bangsa kafir telah menghina Tuhan dan umat-Nya oleh sebab orang Israel telah gagal memiliki Kanaan, sebagaimana yang mereka harapkan, begitu meninggalkan Mesir. Musuh-musuh mereka telah menang oleh sebab Israel telah mengembara begitu lama di padang belantara, dan mereka telah menyatakan dengan penuh olok-olokan bah-wa Allah Israel, tidak sanggup membawa mereka ke dalam Tanah Perjanjian. Dengan nyata Tuhan sekarang telah menunjukkan kuasa dan kasihan-Nya dengan membelah Sungai Yordan di hadapan umat-Nya, dan musuh-musuh mereka pun tidak lagi menghina mereka. SRNJ2 89.2

“Pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang,” Paskah itu telah dirayakan di Dataran Yerikho. “Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga. Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.” Tahun-tahun yang lama dari pengembaraan mereka di padang belantara telah berakhir. Kaki orang Israel akhirnya menginjak Tanah Perjanjian itu. SRNJ2 89.3