Khotbah Di Atas Bukit

17/54

“Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum.” Matius 5:22.

Melalui Musa Tuhan telah mengatakan, ‘’Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu .... Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Bilangan 19:17,18. Kebenaran yang ditunjukkan Kristus adalah sama dengan yang telah diajarkan oleh para nabi, tetapi kebenaran itu menjadi tak jelas oleh kekerasan hati dan kasih akan dosa. KAB 66.1

Kata-kata Juruselamat itu menyatakan fakta kepada para pendengar-Nya bahwa selama mereka mempersalahkan orangorang lain sebagai pelanggar, mereka mempunyai salah yang sama, karena mereka tengah menghargai kedengkian dan kebencian. KAB 66.2

Di seberang laut dari tempat di mana mereka berhimpun adalah negeri Bashan, satu daerah sepi yang jurang-jurang dan bukit-bukitnya telah lama menjadi daerah persembunyian kesukaan bagi segala macam penjahat. Laporan-laporan perampokan dan pembunuhan yang dilakukan di situ masih segar dalam pikiran orang-orang, dan banyak orang yang rajin memberitahukan para pelaku kejahatan ini. Pada waktu yang sama mereka sendiri sangat bernafsu dan suka berdebat; mereka memendam kebencian yang paling getir terhadap bangsa Roma yang menindas mereka dan merasa diri mereka bebas untuk membenci dan menghina semua bangsa lain, bahkan bangsa mereka sendiri yang di dalam segala hal yang tidak sesuai dengan pikiran mereka. Dalam semua ini mereka melanggar hukum yang menyatakan, “Jangan membunuh.” KAB 66.3

Roh yang membenci dan mendendam berasal dari Setan, dan itulah yang membunuh Anak Allah. Barang siapa menyayangi kedengkian atau ketidakbaikan adalah menyayangi roh yang sama, dan buahnya adalah kematian. Dalam pikiran yang penuh dendam perbuatan-perbuatan jahat terselubung, bagaikan turnbuhan di dalam benih. “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.” 1 Yohanes 3:15. KAB 66.4

’’Barang siapa akan mengatakan kepada sauda-ranya, teman sia-sia, akan berbahaya di dalam majelis.” Di dalam pemberian akan Putra-Nya untuk penebusan kita, Allah telah menunjukkan betapa tinggi nilai yang Dia tetapkan kepada setiap jiwa manusia dan Dia tidak memberikan kepada manusia kebebasan untuk berbicara dengan merendahkan orang lain. Kita akan melihat kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan di dalam diri mereka yang di sekitar kita, tetapi Allah menyatakan setiap jiwa sebagai milik-Nya — milik-Nya oleh penciptaan, dan kedua milik-Nya sebagai yang dibeli oleh darah Kristus yang berharga itu. Semuanya diciptakan dalam gambar-Nya, dan walaupun orang yang paling rendah harus diperlakukan dengan hormat dan lemah-lembut. Allah akan membuat kita bertanggung jawab atas satu kata saja yang kita ucapkan menghina satu orang yang untuknya Kristus mengorbankan hidup-Nya. KAB 67.1

“Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?” “Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri.” 1 Korintus 4:7; Roma 14:4. KAB 67.2

“Barang siapa akan berkata, Engkau tolol, akan berada dalam bahaya api neraka.” Dalam perjanjian Lama kata “tolol” digunakan untuk menunjukkan seorang yang murtad, atau orang yang telah menyerahkan dirinya kepada kejahatan. Yesus mengatakan bahwa siapa saja akan menyalahkan saudaranya sebagai orang murtad atau penghina Allah menunjukkan bahwa dia sendiri berada dalam kesalahan yang sama. KAB 67.3

Kristus sendiri, ketika bertengkar dengan Setan tentang mayat Musa, “tidak berani menghakimi Iblis itu dengan katakata hujatan.” Yudas 1:9. Sekiranya Dia melakukan hal ini, Dia telah menempatkan diri-Nya di daerah Setan, karena tuduhan adalah senjata si jahat itu. Dalam Kitab Suci ia disebut, pendakwa saudara-saudara kita.” Wahyu 12:10. Yesus tidak akan menggunakan satu pun dari senjata-senjata Setan. Dia menemuinya dengart kata-kata, “Kiranya Tuhan menghardik engkau.” Yudas 1:9. KAB 68.1

Teladan-Nya adalah untuk kita. Apabila kita bertentangan dengan musuh-musuh Kristus, kita tidak boleh mengatakan apa-apa dengan roh balas dendam atau menunjukkan sikap menuduh. Dia yang berdiri sebagai seorang juru bicara bagi Allah tidak boleh mengucapkan kata-kata yang Penguasa surga pun tidak akan menggunakannya ketika bertengkar dengan Setan. Pekerjaan menghakimi dan menghukum harus kita serahkan kepada Allah. KAB 68.2