Khotbah Di Atas Bukit

16/54

“Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Fa r is i, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga.” Matius 5:20.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi bukan hanya menuduh Kristus tetapi murid-murid-Nya sebagai orang-orang berdosa karena mereka tidak menghargai upacara dan peraturan-peraturan guru-guru Yahudi. Sering murid-murid itu dibingungkan dan disusahkan oleh kecaman dan tuduhan dari mereka yang telah biasa dipuja sebagai guru-guru agama. Yesus menyingkapkan penipuan itu. Dia nyatakan bahwa kebenaran yang begitu besar nilainya dibuat orang-orang Farisi tidak berharga. Orang Yahudi telah mengaku menjadi bangsa yang istimewa, setia dan kesayangan Allah; tetapi Kristus menunjukkan agama mereka sebagai tidak memiliki iman yang menyelamatkan. Semua tuntutan kesucian mereka, penemuan dan upacara buatan mereka, dan bahkan pelaksanaan tuntutan-tuntutan hukum secara lahiriah yang mereka sombongkan, tidak berguna untuk menyucikan mereka. Mereka tidak suci dalam hati atau mulia dan menyerupai Kristus dalam tabiat. KAB 63.2

Agama resmi tak mampu membawa jiwa rukun dengan Allah. Kekerasan dan kekakuan ortodoksi orang-orang Farisi, tiadanya perasaan berdosa, kelemahlembutan atau kasih, hanya menjadi satu batu sandungan bagi orang-orang berdosa. Mereka adalah bagaikan garam yang telah menjadi tawar; karena pengaruh mereka tidak berkuasa untuk memelihara dunia dari kecurangan. Satu-satunya iman sejati ialah yang “bekerja oleh kasih” (Galatia 5:6) untuk menyucikan jiwa. Itu bagaikan ragi yang mengubah tabiat. KAB 64.1

Semua ini seharusnya sudah dipelajari orang Yahudi dari ajaran-ajaran para nabi. Berabad-abad sebelumnya, seruan jiwa untuk minta pembenaran dari Allah telah menemukan suara dan jawaban dalarrt kata-kata Nabi Mikha: “Dengan apakah aku akan pergi menghadap Tuhan dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah Tuhan kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? .... Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Aliahmu?” Mikha 6:6-8. KAB 64.2

Nabi Hosea telah menjelaskan apa yang merupakan dasar utama dari ajaran prang-orang Farisi, dalam kata-kata, “Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah.” Hosea 10:1. Dalam pelayanan mereka yang terkenal kepada Allah, orang-orang Yahudi benar-benar bekerja untuk diri. Kebenaran mereka adalah buah dari upaya mereka sendiri untuk memelihara hukum menurut pikiran mereka sendiri dan untuk kepentingan mereka sendiri. Karenanya itu tidak lebih baik daripada mereka. Dalam upaya untuk membuat mereka suci, mereka coba membawa barang yang suci dari yang tidak suci. Hukum Allah itu suci sebagaimana Dia suci, sempuma sebagaimana Dia sempurna. Hukum itu menunjukkan kebenaran Allah kepada manusia. Tidak mungkin bagi manusia memelihara hukum dengan kekuatan sendiri; karena sifat manusia sudah rusak, cacat, dan secara keseluruhan tidak menyukai tabiat Allah. Pekerjaan dari hati yang mementingkan diri adalah “seperti seorang najis” dan “segala kesalehan kami seperti kain kotor.” Yesaya 64:6. KAB 64.3

Selama hukum itu suci, orang-orang Yahudi tidak dapat mencapai kebenaran dengan upaya mereka sendiri untuk memelihara hukum. Murid-murid Kristus harus memperoleh kebenaran tabiat yang berbeda-beda dari orang-orang Farisi, jika mereka mau memasuki kerajaan surga. Di dalam Anak-Nya, Allah menawarkan kepada mereka, kebenaran yang sempuma dari hukum itu. Jika mereka mau membuka hati mereka sepenuhnya untuk menerima Kristus, maka hidup Allah sendiri, kasih-Nya, akan tinggal dalam diri mereka, mengubah mereka kepada keserupaan-Nya; dan dengan demikian melalui pemberian cuma-cuma dari Allah, mereka akan memiliki kebenaran yang dituntut hukum itu. Tetapi orang-orang Farisi itu menolak Kristus; “tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri” (Roma 10:3) mereka tidak akan menyerahkan diri mereka kepada kebenaran Allah. KAB 65.1

Yesus mulai menunjukkan kepada para pendengar-Nya apa artinya memelihara hukum-hukum Allah — bahwa itu adalah suatu salinan tabiat Kristus di dalam diri mereka. Karena di dalam Dia, Allah dinyatakan tiap hari di hadapan mereka. KAB 65.2