Khotbah Di Atas Bukit

15/54

“Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam kerajaan surga.” Matius 5:19.

Yakni, dia tidak mendapat tempat dalam surga. Karena orang yang sengaja melanggar satu hukum, dalam roh dan kebenaran, ia tidak menurut yang lainnya. “Sebab barang siapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian daripadanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” Yakobus 2:10. KAB 61.2

Bukanlah besarnya pendurhakaan yang merupakan dosa, tetapi fakta dari perbedaan kehendak yang dinyatakan Allah dalam keterangan yang paling kecil; karena ini menunjukkan bahwa masih ada komunikasi antara jiwa dan dosa. Hati terbagi dalam pelayanannya. Ada suatu penyangkalan yang sesungguhnya terhadap Allah, suatu pemberontakan terhadap hukum pemerintahan-Nya* KAB 62.1

Jika manusia bebas menyimpang dari tuntutan Tuhan dan menetapkan suatu standar tugas untuk mereka sendiri, akan ada standar yang berbeda-beda untuk menyesuaikan pikiran yang berbeda dan pemerintahan akan diambil dari tangan Tuhan. Kehendak manusia akan diutamakan, dan kehendak Allah yang luhur dan suci — maksud kasih-Nya terhadap makhluk-Nya — akan tidak dihormati dan tidak dihargai. KAB 62.2

Kapan saja manusia memilih jalan mereka sendiri, mereka menempatkan diri bertentangan dengan Allah. Mereka tidak akan mendapat tempat dalam kerajaan surga, karena mereka berperang dengan prinsip-prinsip surga sendiri. Dengan tidak menghargai kehendak Allah, mereka tengah menempatkan diri di pihak Setan, musuh Allah dan manusia. Bukan oleh satu kata, bukan oleh banyak kata, tetapi oleh setiap kata yang telah diucapkan Allah, manusia akan hidup. Kita tidak dapat mengabaikan satu kata, betapa sepele pun itu tampaknya bagi kita, dan diselamatkan. Tidak ada satu perintah hukum yang bukan untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia, dalam kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang. Dalam penurutan kepada hukum Allah, manusia bagaikan dikelilingi sebuah pagar dan mencegahnya dari kejahatan. Dia yang merusak rintangan yang didirikan Ilahi ini dalam satu hal telah merusak kuasanya untuk melindungi dirinya; karena dia telah membuka sebuah jalan yang melaluinya musuh itu dapat masuk untuk membuang dan merusak. KAB 62.3

Dengan memberanikan diri mengabaikan kehendak Allah kepada satu hal, orangtua kita yang pertama membuka pintu air kesengsaraan kepada dunia. Dan setiap orang yang mengikut contoh mereka akan memperoleh akibat yang sama. Kasih Allah mendasari setiap peraturan dari hukum-Nya, dan dia yang menyimpang dari hukum itu adalah melakukan ketidakbahagiaan dan kehancurannya sendiri. KAB 63.1