Membina Pendidikan Sejati

4/55

Pasal 2—Sekolah Eden

“Berbahagialah orang yang mendapat hikmat.”

Sistem pendidikan yang dilembagakan pada permulaan dunia harus menjadi contoh untuk manusia sepanjang zaman. Sebagai ilustrasi tentang prinsip-prinsipnya sebuah sekolah percontohan didirikan di Eden, rumah tinggal orang tua kita yang pertama. Taman Eden adalah ruangan sekolah, alam adalah buku pelajaran, Pencipta sendiri adalah tenaga pengajar dan orang tua keluarga manusia adalah para murid. MPS 15.1

Diciptakan menurut “gambaran dan kemuliaan Allah” (1 Korintus 11:7), Adam dan Hawa menerima karunia yang layak terhadap tujuan mereka yang tinggi. Elok dan simetris bentuknya, mantap dan indah dalam penampilan, raut wajah mere- ka berseri-seri dengan warna kesehatan dan sinar sukacita dan pengharapan, mereka menampilkan keserupaan lahiriah dengan Khalik mereka. Lagi pula keserupaan ini tidak hanya terlihat dalam sifat jasmaninya saja. Setiap kemampuan pikiran dan jiwa memantulkan kemuliaan Pencipta. Dianugerahi karunia mental dan rohani, Adam dan Hawa diciptakan “sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat” (Ibrani 2:7), supaya mereka tidak hanya akan melihat keajaiban-keajaiban semesta alam yang dapat dilihat, tetapi juga memahami tanggung jawab serta kewajiban moral. MPS 15.2

“Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelan timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” (Kejadian 2:8,9). Di sini, di tengah pemandangan alam yang indah yang tidak terjamah oleh dosa, nenek moyang kita yang pertama akan menerima pendidikan mereka. MPS 16.1

Dalam perhatian-Nya untuk anak-anak-Nya, Bapa kita yang di surga sendiri memimpin pendidikan mereka. Kadang-kadang mereka dikunjungi oleh para pesuruh-Nya, yaitu malaikat-malaikat suci dan dari mereka menerima nasihat dan pengajaran. Kadang-kadang bilamana mereka berjalan di taman pada hari yang sejuk mereka mendengar suara Allah, dan muka dengan muka mengadakan hubungan dengan Yang Mahakekal. Pikiran-Nya terhadap mereka adalah “rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan” (Yeremia 29:11). Setiap maksud-Nya adalah untuk kebaikan mereka sepenuhnya. MPS 16.2

Adam dan Hawa mendapat tugas untuk merawat taman itu “mengusahakan dan memeliharanya” (Kejadian 2:15). Walaupun Pemilik alam semesta itu dapat memberikan segala sesuatu, mereka tidak boleh bermalas-malasan. Pekerjaan yang berguna ditetapkan untuk mereka sebagai suatu berkat, untuk menguatkan tubuh, meluaskan pikiran dan untuk mengembangkan tabiat. MPS 16.3

Buku alam, yang membentangkan pelajaran-pelajarannya yang hidup di hadapan mereka, menyediakan sumber yang tiada habishabisnya dalam pengajaran dan kesukaan. Pada setiap lembaran daun di hutan dan batu di gunung, pada setiap bintang yang bersinar, di bumi dan laut dan angkasa, tertulis nama Allah. Baik dengan ciptaan yang hidup maupun yang tidak hidup—dengan daun dan bunga dan pohon, dan dengan setiap makhluk yang hidup, dari hewan raksasa di air sampai kepada bercak-bercak sinar matahari—penghuni Eden mempelajarinya, menghimpun dari masing-masing rahasia kehidupannya. Kemuliaan Allah di langit, dunia yang tak terhitung dalam peredaran yang tertib, “tentang melayangnya awan-awan” (Ayub 37:16), rahasia cahaya dan suara, siang dan malam—semuanya menjadi bahan penyelidikan oleh murid-murid sekolah yang pertama di dunia. MPS 16.4

Undang-undang dan pekerjaan alam, serta prinsip-prinsip kebenaran besar yang memerintah semesta alam rohani, dibentangkan pada pikiran mereka oleh Khalik segala sesuatu. Dalam “terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah” (2 Korintus 4:6), kekuatan mental dan rohani mereka dikembangkan, dan mereka menyadari kesenangan-kesenangan tertinggi akan keberadaan mereka. MPS 17.1

Karena berasal dari tangan Khalik, tidak hanya Taman Eden tetapi segenap bumi sangat indah. Tak ada cacat dosa, atau bayangan maut, yang menodai ciptaan yang indah itu. Kemuliaan Allah “menutupi segenap langit dan bumi pun penuh dengan pujian kepada-Nya.” “Bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama” (Habakuk 3:3; Ayub 38:7). Demikianlah bumi menjadi lencana yang pantas terhadap Dia yang “berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” (Keluaran 34:6) suatu pelajaran yang pantas bagi mereka yang diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya. Taman Eden adalah suatu gambaran mengenai apa yang Allah inginkan terjadi di segenap bumi, dan adalah maksud-Nya supaya, sementara keluarga manusia semakin bertambah jumlahnya, mereka harus mendirikan rumah tangga dan sekolah yang lain yang serupa dengan apa yang telah diberikan-Nya. Dengan demikian pada suatu ketika kelak segenap bumi akan dipenuhi dengan rumah tangga dan sekolah di mana firman dan pekerjaan Allah harus dipelajari, dan di mana murid-murid akan semakin layak dan sepenuhnya memantulkan terang pengetahuan kemuliaan-Nya sepanjang zaman yang kekal. MPS 17.2