Membina Pendidikan Sejati

24/55

Kehidupan Melalui Kematian

Pelajaran tentang penaburan benih mengajarkan kedermawanan. MPS 98.1

Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga dan orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga” (2 Korintus 9:6). MPS 98.2

Tuhan mengatakan, Berbahagialah kamu yang boleh menabur di segala tempat di mana terdapat air” (Yesaya 32:20). Menabur dekat air yang banyak berarti memberi di mana saja pertolongan kita diperlukan. Ini tidak akan menyebabkan kemiskinan. “Orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga.” Dengan menaburkannya si penabur melipatgandakan benihnya. Demikianlah dengan memberi kita menambah berkat-berkat kita. Janji Allah memastikan kecukupan, agar kita bisa terus memberi. MPS 98.3

Lebih dari itu: bilamana kita memberikan berkat-berkat kehidupan ini, ucapan syukur di pihak penerima menyediakan hati untuk menerima kebenaran rohani, dan suatu tuaian dihasilkan untuk kehidupan yang kekal. MPS 98.4

Dengan menaburkan biji gandum ke dalam tanah, Juruselamat melukiskan pengorbananNya untuk kita. “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh dalam tanah dan mati,” kata-Nya, “ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yohanes 12:24). Hanya melalui pengorbanan Kristus, si Benih itu, buah dapat dihasilkan untuk kerajaan Allah. Sesuai dengan hukum kerajaan tumbuh-tumbuhan, kehidupan adalah hasil kematian-Nya. MPS 98.5

Demikianlah dengan semua orang yang menghasilkan buah sebagai para pekerja bersama dengan Kristus: cinta diri, kepentingan diri, harus binasa; kehidupan harus dimasukkan ke dalam alur kebutuhan dunia. Tetapi hukum pengorbanan diri adalah hukum pemeliharaan diri. Petani memelihara biji gandumnya dengan mencampakkannya. Demikianlah kehidupan yang akan dipelihara adalah kehidupan yang diberikan dengan kerelaan hati ke dalam pelayanan pada Allah dan manusia. MPS 98.6

Benih itu mati, supaya bertumbuh menjadi kehidupan baru. Da- lam hal ini kita diajari pelajaran tentang kebangkitan. Tentang tubuh manusia yang diletakkan sehingga membusuk dalam kubur, Allah mengatakan: “Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan” (1 Korintus 15:42, 43). MPS 98.7

Bilamana para orangtua dan guru berusaha untuk mengajarkan pelajaran-pelajaran ini, pekerjaan itu harus dibuat praktis. Biarlah anakanak itu sendiri mengerjakan tanah dan menabur benih. Sementara mereka bekerja, orangtua atau guru dapat menerangkan mengenai taman hati, dengan benih yang baik atau buruk yang ditaburkan di sana, dan bila taman itu harus dipersiapkan untuk benih alami, demikianlah hati itu harus dipersiapkan untuk benih kebenaran. Sebagaimana benih itu ditaburkan dalam tanah, dapat mengajarkan pelajaran mengenai kematian Kristus; dan sebagaimana tangkai bertunas, demikianlah kebenaran mengenai kebangkitan. Sementara tanaman itu bertumbuh, hubungan antara penaburan alami dan rohani dapat dilanjutkan. MPS 99.1

Orang-orang muda harus diajar dengan cara yang sama. Dari pengerjaan tanah, pelajaran bisa terus dipelajari. Tidak ada orang yang mengerjakan sebidang tanah dengan harapan akan sekaligus menghasilkan tuaian. Pekerjaan yang dilakukan dengan rajin dan tabah harus diusahakan dalam mempersiapkan tanah, penaburan benih dan pembudidayaan tanaman. Begitulah seharusnya dalam penaburan rohani. Taman hati itu harus ditanami. Tanah itu harus dipecah-pecahkan dengan pertobatan. Tumbuhan jahat yang menghambat gandum yang baik harus dicabut. Sebagaimana tanah yang tadinya penuh ditumbuhi duri dapat dibersihkan hanya dengan rajin bekerja, begitulah kecenderungan-kecenderungan hati yang jahat dapat dikalahkan hanya dengan usaha yang tekun, dalam nama dan kekuatan Kristus. MPS 99.2

Dalam pengolahan tanah pekerja yang bijaksana akan menemukan harta yang hampir tak diimpikan yang terbuka di hadapannya. Tidak ada orang bisa berhasil dalam pertanian atau perkebunan tanpa memperhatikan hukum-hukum yang berlaku. Keperluan khusus dari setiap jenis tanaman harus dipelajari. Jenis yang berbeda memerlukan tanah dan pengolahan yang berbeda, dan ketaatan terhadap hukumhukum yang mengatur masing-masing adalah syarat keberhasilan. Perhatian yang diperlukan dalam pencangkokan, supaya tidak satu akar serat pun yang akan berkerumun atau salah tempat, pemeliharaan terhadap tanaman muda, memangkas dan mengairi, melindungi terhadap pembekuan pada malam hari dan terik matahari pada waktu siang, menjaganya dari rumput, penyakit dan serangga, mengarahkan dan mengatur, tidak hanya mengajarkan pelajaran-pelajaran penting mengenai pembangunan tabiat, tetapi pekerjaan itu sendiri merupakan sarana pengembangan. Dalam menumbuhkan kepedulian, kesabaran, perhatian pada hal-hal kecil, penurutan pada hukum, itu memberikan latihan yang paling penting. Hubungan tetap dengan rahasia kehi-dupan dan keindahan alam, sebagaimana dengan kelemahlembutan yang diperlukan dalam pelayanan pada benda-benda indah ciptaan Allah, cenderung untuk menguatkan pikiran dan menghaluskan serta mengangkat tabiat; dan pelajaran-pelajaran yang diajarkan itu mempersiapkan pekerja supaya lebih berhasil berurusan dengan orang lain. MPS 99.3