Membina Pendidikan Sejati

11/55

Orang-orang Setia dan Jujur

Dengan hikmat dan keadilan mereka, dengan kesucian dan kebajikan kehidupan mereka sehari-hari, dengan pengabdian mereka kepada kepentingan bangsa,—dan mereka, yakni para penyembah berhala,Yusuf dan Daniel membuktikan diri mereka setia kepada prinsipprinsip pendidikan mereka mula-mula, setia kepada Dia, yang mereka wakili. Kedua orang ini, baik di Mesir mau pun di Babel, dihormati seluruh bangsa itu; dan pada mereka suatu bangsa kafir, dan semua bangsa yang berhubungan dengan mereka, menyaksikan suatu gam-baran tentang kebaikan dan kebajikan Allah, suatu gambaran tentang kasih Kristus. MPS 52.2

Alangkah besar pekerjaan seumur hidup orang-orang Ibrani yang mulia ini! Ketika mereka mengucapkan selamat tinggal pada tempat tinggal masa kanak-kanak mereka, alangkah sedikit mereka bermimpi mengenai nasib mereka yang cemerlang! Setia dan teguh, mereka menyerahkan diri mereka sendiri pada bimbingan ilahi, sehingga melalui mereka Allah dapat menggenapi maksud-Nya. MPS 52.3

Kebenaran-kebenaran besar yang sama yang dinyatakan melalui orang-orang ini, Allah ingin nyatakan melalui orang-orang muda dan anak-anak sekarang ini. Riwayat Yusuf dan Daniel adalah suatu gam baran mengenai apa yang akan dilakukan-Nya bagi mereka yang menyerahkan diri mereka kepada-Nya dan yang dengan segenap hati berusaha melaksanakan maksud-Nya. MPS 52.4

Keperluan dunia yang terbesar adalah keperluan akan manusia— manusia yang tidak dapat diperjualbelikan, manusia yang dalam jiwaraganya setia dan jujur, manusia yang tidak gentar menyebut dosa itu dosa, manusia yang angan-angan hatinya setia pada tugas seperti jarum menunjuk kutub, manusia yang akan berdiri demi kebenaran walaupun langit runtuh. MPS 53.1

Tetapi tabiat seperti itu bukanlah hasil kebetulan; itu bukan hasil pilih kasih atau sumbangan Tuhan. Suatu tabiat yang mulia adalah hasil disiplin diri, hasil penaklukan sifat yang rendah kepada yang luhur— penyerahan diri kepada pelayanan kasih bagi Allah dan manusia. MPS 53.2

Orang-orang muda perlu diberi kesan dengan kebenaran, bahwa bakat mereka bukanlah milik mereka sendiri. Kekuatan, waktu, kecerdasan, hanyalah harta yang dipinjamkan. Itu semua adalah milik Allah dan haruslah menjadi keputusan setiap orang muda untuk menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Ia adalah suatu cabang, dari mana Allah mengharapkan buah; seorang penatalayan, yang modalnya harus bertambah; suatu terang untuk menerangi kegelapan dunia. MPS 53.3

Setiap orang muda, setiap anak, mempunyai suatu pekerjaan yang harus dilakukan untuk menghormati Allah dan meninggikan manusia. MPS 53.4