Membina Pendidikan Sejati

9/55

Pasal 7—Kehidupan Orang-orang Besar

“Buah orang benar itu seperti pohon hayat.”

Sejarah yang suci menyajikan banyak gambaran mengenai hasil-hasil pendidikan yang benar. Sejarah suci itu menyajikan banyak contoh mulia tentang orang-orang yang tabiatnya dibentuk di bawah bimbingan ilahi, orang-orang yang kehidupannya menjadi berkat kepada sesamanya manusia dan yang berdiri di dunia sebagai wakil-wakil Allah. Di antara mereka ini terdapat Yusuf dan Daniel, Musa, Elisa dan Paulus—negarawan terbesar, pembuat undang-undang yang paling bijaksana, dan salah satu reformator yang paling setia, dan selain Dia yang berbicara sebagaimana belum pernah ada orang berbi- cara seperti itu, guru paling mahir bercerita yang pernah dikenal dunia. MPS 47.1

Pada awal kehidupan, ketika mereka akan beranjak dari masa muda ke masa dewasa, Yusuf dan Daniel terpisah dari rumah mereka dan dibawa sebagai tawanan ke negeri kafir. Terutama adalah Yusuf yang ditimpa penggodaan yang berubah menjadi keuntungan besar. Di rumah ayahnya ia adalah seorang anak yang dicintai dengan lemah lembut; di rumah Potifar menjadi seorang budak, kemudian menjadi orang yang berkeyakinan dan seorang teman; orang yang menangani masalah-masalah, terdidik dengan belajar sendiri, menyelidik, berhu-bungan dengan manusia; dalam penjara Firaun seorang tahanan negara, dihukum tak adil, tanpa harapan pembelaan atau harapan kelepasan; dipanggil pada saat yang sangat gawat untuk memimpin pemerintahan—apakah yang menyanggupkannya untuk mempertahankan kejujurannya? MPS 48.1

Tidak ada orang yang dapat berdiri di atas tempat yang tinggi tanpa bahaya. Seperti angin topan yang membiarkan bunga di lembah tidak kurang suatu apa menumbangkan pohon di atas puncak gunung, demikianlah penggodaan-penggodaan yang ganas tidak menyentuh orang yang rendah menebas orang yang berdiri di tempat tinggi keberhasilan dan kehormatan dunia. Kesetiaan yang sama ditunjukkan di istana Firaun sebagaimana di dalam sel tahanan. MPS 48.2

Ketika ia masih anak-anak, Yusuf telah diberi pelajaran tentang kasih dan takut akan Allah. Kerapkali dalam kemah ayahnya, di bawah bintang-bintang Siria, telah diceritakan padanya cerita tentang khayal malam hari di Bethel, tentang tangga dari surga ke bumi, dan malaikatmalaikat yang turun naik, dan tentang Dia yang dari takhta surga memperlihatkan diri-Nya kepada Yakub. Kepadanya telah diceritakan mengenai kisah pergumulan di tepi sungai Yabok, ketika, meninggalkan dosa yang disenangi, Yakub berdiri sebagai pemenang, dan menerima nama pangeran dengan Allah. MPS 48.3

Selaku anak gembala, yang menggembalakan ternak ayahnya, kehidupan Yusuf yang suci dan sederhana mengembangkan kekuatan jasmani dan pikiran yang sebaik-baiknya. Oleh hubungan dengan Allah, melalui alam dan pelajaran tentang kebenaran-kebenaran besar yang diturunkan sebagai suatu kepercayaan suci dari bapa kepada anak, ia memperoleh kekuatan pikiran dan keteguhan prinsip. MPS 48.4

Dalam krisis kehidupannya, ketika menempuh perjalanan dahsyat tersebut dari rumah masa kanak-kanaknya di Kanaan ke tempat perbudakan yang menunggunya di Mesir, memandang untuk terakhir kalinya bukit-bukit yang melindungi kemah-kemah sanak keluarga nya, Yusuf ingat akan Allah bapanya. Ia ingat akan pelajaran-pelajaran masa kanak-kanaknya, dan jiwanya bergetar dengan kepu usan un membuktikan dirinya benar-selalu akan bertindak sebagai bawahan Raja surga. MPS 48.5

Dalam kehidupan pahit seorang asing dan seorang budak, di tengah-tengah pemandangan dan suara-suara kejahatan dan daya tarik peribadatan orang kafir, suatu peribadatan yang dikelilingi dengan semua penarikan terhadap kekayaan dan kebudayaan, serta kemewahan kerajaan, Yusuf tetap teguh. Ia telah mempelajari pelajaran penurutan terhadap kewajiban. Setia dalam setiap tugas, mulai dari yang paling rendah sampai kepada yang paling tinggi, melatih setiap kuasa untuk pelayanan yang paling tinggi. MPS 49.1

Pada saat dipanggil ke istana Firaun, Mesir adalah yang di antara bangsa-bangsa. Dalam peradaban, kesenian, pengetahuan, tidak ada tandingannya. Melalui suatu masa yang sangat sukar dan berbahaya, Yusuf menangani masalah-masalah kerajaan itu; dan ini dilakukannya dengan cara yang memenangkan menarik keyakinan raja dan bangsa itu. Firaun mengangkat “...dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya, untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya” (Mazmur 105: 21, 22). MPS 49.2

Rahasia ilham kehidupan Yusuf telah terbentang di hadapan kita. Dalam kata-kata kuasa keindahan ilahi, Yakub, dalam berkat yang diturunkan kepada anak-anaknya, berbicara begini tentang anak yang sangat dikasihinya itu: MPS 49.3

“Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda,
Pohon buah-buahan yang muda pada mata air.
Dahan-dahannya naik mengatasi tembok.
Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya,
Memanahnya dan menyerbunya,
Namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat,
Oleh pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub,
Oleh sebab gembalanya Gunung Batu Israel,
Oleh Allah ayahmu yang akan menolong engkau,
Dan oleh Allah Yang Mahakuasa, yang akan memberkati engkau
dengan berkat dari langit di atas, Dengan berkat samudera raya yang letaknya di bawah,...
Berkat ayahmu melebihi berkat gunung-gunung yang sejak dulu
Yakni yang paling sedap di bukit-bukit yang berabad-abad;
Semuanya itu akan turun ke atas kepala Yusuf,
Ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara
saudara-saudaranya” (Kejadian 49:22-26).
MPS 49.4

Setia pada Allah, beriman pada yang tak kelihatan, adalah-jangkar Yusuf. Di sinilah terletak rahasia kekuatannya. MPS 50.1

“Lengan tangannya tinggal liat
Oleh pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub.”
MPS 50.2