Membina Anak yang Bertanggung Jawab
PASAL 39—Kemauan, Satu Faktor dalam Keberhasilan
Setiap Anak Harus Memahami Kuasa Kemauan. Kemauan adalah kuasa yang memerintah di dalam tabiat manusia, yang mengendalikan segala kesanggupan lainnya di bawah perintahnya. Kemauan bukanlah cita rasa ataupun kecenderungan, tetapi itu adalah kuasa yang menentukan, yang bekerja di dalam diri manusia untuk menurut Allah, atau tidak menurut. 1 MABJ 221.1
Setiap anak harus memahami kuasa kemauan yang sebenarnya. Ia harus dituntun menyadari betapa besarnya tanggung jawab yang terkandung di dalam pemberian ini. Kemauan adalah ... kuasa untuk membuat keputusan, atau memilih. 2 MABJ 221.2
Sukses Datang Bilamana Kemauan Diserahkan kepada Allah. Setiap manusia yang dikendalikan oleh pertimbangan mempunyai kuasa untuk memilih yang benar. Di dalam setiap pengalaman hidup firman Allah kepada kita adalah, “Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.” Setiap orang dapat menempatkan kemauannya serasi dengan kemauan Allah, dapat memilih untuk menurut Dia, dan dengan cara demikian menghubungkan dirinya sendiri dengan alat-alat Ilahi, ia dapat berdiri di mana tidak ada sesuatu yang dapat memaksa dia untuk berbuat jahat. Di dalam diri setiap orang muda, dan anak-anak, terdapat kuasa, oleh pertolongan Allah, untuk membentuk satu tabiat yang jujur dan untuk menghidupkan satu kehidupan yang bermanfaat. MABJ 222.1
Orangtua atau guru yang oleh petunjuk seperti itu mendidik anak-anak untuk mengendalikan diri akan menjadi orang-orang yang paling berguna dan sukses untuk selamanya. Di mata pengamat yang berpikiran dangkal, pekerjaannya itu boleh jadi kelihatannya bukanlah sesuatu yang terbaik, boleh jadi itu tidak dinilai setinggi seperti pekerjaan dari seorang yang menguasai pikiran dan kemauan seorang anak dengan menggunakan wewenang yang mutlak; tetapi tahun-tahun mendatang akan menunjukkan hasil dari metode pendidikan yang lebih baik. 3 MABJ 222.2
Jangan Lemahkan, Tetapi Tuntun Kemauan Anak Itu. Simpanlah segala kekuatan kemauan itu, oleh karena manusia memerlukan semuanya tetapi berikanlah kepadanya bimbingan yang sepatutnya. Perlakukanlah kemauan itu dengan bijaksana dan dengan lemah lembut, sebagai satu harta yang suci. Jangan hancurkan sampai berkeping-keping, tetapi oleh pengajaran dan teladan yang benar bentuklah itu dengan bijaksana sampai anak itu mencapai usia dewasa. 4 MABJ 222.3
Anak-anak harus cepat diajar untuk menyerahkan kemauan dan kecenderungan mereka kepada kemauan dan wewenang orangtua mereka. Bila para orangtua mengajarkan kepada anak-anak mereka pelajaran ini maka mereka sedang mendidik anak-anak itu untuk menyerah kepada kehendak Allah dan menuruti tuntutan-tuntutan-Nya, dan menjadikan diri mereka layak untuk menjadi anggota keluarga Tuhan. 5 MABJ 222.4
Harus Dibimbing, Bukan Dihancurkan. Menuntun perkembangan seorang anak tanpa menghalanginya oleh pengendalian yang berlebih-lebihan haruslah menjadi bahan pelajaran baik bagi orangtua dan juga guru. Terlalu banyak mengatur adalah sama buruknya dengan terlalu sedikit. Usaha untuk “mematahkan kemauan” seorang anak adalah satu kesalahan yang hebat. Pikiran dibangun dengan cara berbeda-beda; sementara pemaksaan dapat menghasilkan penurutan secara luar, di dalam diri banyak anak-anak hal itu akan mengakibatkan satu pemberontakan yang lebih nekat lagi di dalam hati mereka. Sekalipun misalnya orangtua atau guru berhasil dalam usahanya untuk mengendalikan mereka, maka hasilnya akan tidak kurang merusaknya kepada anak itu. Oleh karena penyerahan kemauan itu lebih sulit bagi beberapa orang murid dibanding yang lainnya, maka guru itu harus mengusahakan agar penurutan kepada tuntutan-tuntutannya menjadi. sangat mudah. Kemauan harus dibimbing dan dibentuk, tetapi jangan diabaikan atau dihancurkan. 6 MABJ 222.5
Tuntun, Jangan Sekali-kali Mengendalikan. Biarkan anak-anak yang berada di bawah pengawasanmu memiliki satu kepribadian, sebagaimana halnya dirimu. Selalulah berusaha menuntun mereka, tetapi jangan sekali-kali mengendalikan mereka. 7 MABJ 223.1
Penggunaan Kemauan Memperluas dan Menguatkan Pikiran. Seorang anak bisa dididik sedemikian rupa sehingga ... tidak memiliki kemauannya sendiri. Bahkan kepribadiannya bisa dilebur dalam kepribadian orang yang mengawasi pendidikannya; kemauannya, untuk segala tujuan dan maksud diserahkan kepada kemauan gurunya. MABJ 223.2
Anak-anak yang dididik dengan cara seperti itu akan selalu mempunyai kekurangan dalam kekuatan akhlak dan tanggung jawab pribadi. Mereka tidak pernah diajar bertindak menurut pertimbangan dan prinsip; kemauan mereka telah dikendalikan oleh orang lain, dan pikiran mereka tidak digunakan, agar itu bisa berkembang dan menjadi kuat. Mereka tidak pernah dibimbing dan didisiplin sehubungan dengan pembentukan dan kesanggupan pikiran mereka, untuk menunjukkan kemampuan mereka yang paling kuat bilamana dibutuhkan. 8 MABJ 223.3
Bila Terjadi Pertentangan Kemauan. Jikalau seorang anak mempunyai satu kemauan yang keras, maka jikalau ibu memahami tanggung jawabnya, ia akan menyadari bahwa kemauan keras ini adalah bagian dari warisan yang telah diberikannya kepadanya. Ia tidak akan memandang kepada kemauannya itu sebagai sesuatu yang harus dipatahkan. Ada waktunya bilamana tekad ibu akan berhadapan dengan tekad anak, pada waktu kemauan ibu yang keras dan matang itu berhadapan dengan kemauan anak yang tidak masuk di akal, dan apabila ibu memerintah oleh karena keuntungannya dalam usia dan pengalamannya, atau oleh karena diperintahnya kemauan orang yang lebih tua oleh kemauan seorang anak yang lebih muda dan tidak berdisiplin. Pada saat-saat seperti itu diperlukan kebijaksanaan; oleh karena dengan bimbingan yang tidak bijaksana, oleh paksaan yang keras, anak itu bisa dirusak baik pada hidup yang sekarang ini demikian juga pada hidup yang akan datang. Oleh kurangnya kebijaksanaan segala sesuatu bisa hilang. MABJ 223.4
Hal ini adalah satu krisis yang jangan dibiarkan sering timbul, oleh karena baik ibu dan anak akan menghadapi suatu pergumulan yang besar. Kewaspadaan yang saksama harus diadakan untuk menghindari hal seperti itu. Tetapi sekali hal seperti itu terjadi, maka anak harus dituntun untuk menyerah kepada kebijaksanaan orangtua yang lebih tinggi. Ibu harus menjaga kata-katanya dengan pengendalian yang sempurna. Janganlah ada perintah-perintah yang diucapkan dengan suara yang keras. Jangan ada sesuatu hal dilakukan yang akan menimbulkan satu roh perlawanan di dalam diri seorang anak. Ibu harus belajar bagaimana caranya menghadapinya sehingga ia akan dapat ditarik kepada Tuhan. Ia harus berdoa dalam iman agar Setan tidak menjadi pemenang terhadap kemauan anak itu. Malaikat-malaikat surga sedang mengamat-amati kejadian ini. Ibu harus menyadari bahwa Allah adalah penolongnya, bahwa kasih adalah sukses dan kekuatannya. Jikalau dia adalah seorang umat Tuhan yang bijaksana, ia tidak akan mencoba memaksa anak itu supaya menyerah. Ia akan berdoa, dan apabila ia berdoa, ia akan menyadari adanya satu pembaruan kehidupan rohani di dalam dirinya sendiri. Dan ia akan menyadari bahwa pada saat yang sama kuasa yang sedang bekerja di dalam dirinya itu juga sedang bekerja di dalam diri anak itu. Dan anak itu, gantinya dipaksa, sedang dituntun dan menjadi lebih lemah lembut; dan peperangan pun dimenangkan. Setiap pikiran yang baik, setiap tindakan yang sabar, setiap kata yang dikendalikan dengan bijaksana, adalah seperti sebuah apel emas di pinggan perak. Ibu telah memperoleh satu kemenangan melebihi apa yang dapat dinyatakan dalam kata-kata. Ia mempunyai terang yang diperbarui dan pengalaman yang bertambah. “Terang yang benar itu, yang menerangi setiap orang yang datang ke dalam dunia ini,” telah menaklukkan kemauannya. Di sana terdapat damai setelah topan berlalu, seperti terang sinar matahari sesudah hujan. 9 MABJ 224.1
Orangtua Harus Mempertahankan Perasaan-perasaan Masa Muda Mereka. Terlalu sedikit orangtua yang menyadari pentingnya mempertahankan, sejauh-jauhnya, perasaan-perasaan mereka semasa muda, dan tidak menjadi kasar dan tidak bersimpati dalam sifat mereka. Allah akan merasa senang melihat orangtua menggabungkan sifat kesederhanaan seorang anak dengan keteguhan, kebijaksanaan dan kematangan seorang bapa dan ibu. Sebagian orang tidak pernah memiliki satu masa kanak-kanak yang sejati. Mereka tidak pernah menikmati kebebasan, kesederhanaan dan kesegaran dari hidup yang sedang berkembang. Mereka dimarahi dan diperlakukan dengan kasar ditegur dan dipukul, sehingga sifat tidak bersalah dan kejujuran seorang anak diganti oleh ketakutan, iri hati, cemburu dan tipu daya. Orang-orang seperti itu jarang yang memiliki sifat-sifat yang akan menjadikan masa kanak-kanak dari anak-anak mereka itu berbahagia. 10 MABJ 225.1
Satu Kesalahan yang Besar. Satu kesalahan yang besar diperbuat bilamana tali kekang itu diletakkan pada tangan anak, dan ia dibiarkan memegang kendali di dalam rumah tangga. Hal ini memberi bimbingan yang tidak patut kepada perkara yang baik itu, yaitu kuasa kemauan. Tetapi hal ini telah dilakukan dan akan terus dilakukan karena para bapa dan ibu buta dalam pandangan dan perhitungan mereka. 11 MABJ 225.2
Seorang Ibu yang Menyerah kepada Anaknya yang Menangis. Anakmu... memerlukan tangan kebijaksanaan untuk membimbing dia dengan sebenarnya. Ia telah dibiarkan menangis untuk meminta apa yang diingininya? sehingga ia membentuk kebiasaan untuk melakukan hal ini. Ia telah dibiarkan menangis mengadu kepada bapanya. Ber-ulang-ulang, pada pendengarannya, kepada orang lain telah diceritakan bagaimana ia telah menangis untuk mengadu kepada bapanya, sehingga ia menjadikan hal ini sebagai senjatanya. MABJ 225.3
Andaikata saya ibu anakmu itu, dalam waktu tiga minggu ia akan diubahkan. Saya akan menjadikan dia mengerti bahwa kata-kata saya adalah undang-undang, dan dengan manis budi tetapi dengan tegas saya akan jalankan maksud saya. Saya tidak akan menyerahkan ke-mauan saya kepada kemauan anak saya. Engkau mempunyai satu pekerjaan untuk dilaksanakan di sini, dan engkau telah kehilangan banyak oleh karena tidak mengerjakannya sebelumnya. 12 MABJ 225.4
Kehidupan yang Tidak Berb`ahagia dari Anak yang Dimanja. Setiap anak yang tidak didisiplin dengan saksama dan penuh permin-taan doa tidak akan berbahagia dalam masa percobaan ini dan akan membentuk tabiat yang tidak baik sehingga Tuhan tidak dapat mem-persatukan mereka dengan keluarga-Nya di dalam surga. Ada satu beban yang sangat besar yang harus dipikul seumur hidup oleh seorang anak yang dimanjakan. Di dalam ujian, di dalam kekecewaan, di dalam penggodaan, ia akan mengikuti kemauannya yang tidak berdisiplin dan salah bimbing itu. 13 MABJ 226.1
Anak-anak yang dibiarkan mengikuti jalannya sendiri tidaklah berbahagia. Hati yang tidak taat itu di dalamnya tidak mempunyai unsur-unsur ketenangan dan kepuasan. Pikiran dan hati harus didisiplin dan dikendalikan dengan sepatutnya, agar tabiat bisa menjadi selaras dengan undang-undang yang bijaksana yang mengatur hidup kita. Ketidaktenangan dan ketidakpuasan adalah buah-buah pemanja-an dan sifat-sifat mementingkan diri. 14 MABJ 226.2
Latar Belakang dari Banyak Penggodaan. Penggodaan yang me-nyedihkan yang terbukti amat membahayakan kepada kemakmuran jemaat, dan yang menyebabkan orang yang tidak percaya itu terse-randung dan berpaling dengan rasa bimbang dan tidak puas, biasanya timbul dari roh yang tidak mau tunduk dan roh memberontak, sebagai akibat dari sikap orangtua yang suka memanjakan anak-anak. Betapa banyaknya hidup yang dirusak, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukan, di bawah pengaruh nafsu yang cepat timbul yang sebenarnya bisa dikekang pada masa kanak-kanak, pada waktu pikiran masih peka, pada waktu hati masih mudah untuk dipengaruhi ke arah yang benar dan masih tunduk kepada kemauan seorang ibu yang penuh kasih sayang. Pendidikan yang kurang diterima anak-anak merupakan dasar dari kemerosotan moral yang merajalela itu. 15 MABJ 226.3