Membina Anak yang Bertanggung Jawab
PASAL 63—Bertarak dalam Segala Hal
Sifat Tidak Bertarak Menjadi Penyebab Kebanyakan Penderitaan Hidup. Sifat tidak bertarak adalah dasar dari sebagian besar penderitaan dalam hidup. Setiap tahun hal ini membinasakan ribuan manusia. Kita bukan berbicara mengenai sifat tidak bertarak dalam arti yang terbatas hanya kepada penggunaan minuman keras yang memabukkan, melainkan dalam satu arti yang lebih luas, termasuk pemanjaan yang berbahaya dari segala macam selera makan atau nafsu. 1 MABJ 419.1
Melalui sifat tidak bertarak beberapa orang mengorbankan setengah dan yang lain dua pertiga dari kuasa jasmani, pikiran dan akhlak mereka dan menjadi barang permainan bagi musuh. 2 MABJ 419.2
Pemanjaan yang Berlebih-lebihan adalah Dosa. Pemanjaan yang berlebih-lebihan dalam hal makan, minum, tidur atau melihat adalah dosa. Tindakan sehat yang selaras dari segala kuasa jasmani dan pikiran memberi kebahagiaan; dan bila segala kuasa itu makin diangkat dan diperhalus, maka akan lebih suci dan lebih sempurna kebahagiaan itu. 3 MABJ 420.1
Pertarakan adalah Satu Prinsip Hidup Keagamaan. Bertarak dalam segala hal dalam hidup ini harus diajarkan dan dilaksanakan. Bertarak dalam hal makan, minum, tidur dan berpakaian adalah salah satu dari prinsip-prinsip hidup keagamaan yang agung. Kebenaran yang dibawa dalam bait suci jiwa akan menjadi penuntun dalam pemeliharaan tubuh. Tidak ada sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan tubuh manusia dapat diabaikan begitu saja. Kesejahteraan kita untuk selama-lamanya bergantung atas penggunaan waktu, tenaga dan pengaruh kita yang kita buat selama hidup kita ini. 4 MABJ 420.2
Hanya satu kesempatan hidup diberikan kepada kita di dunia ini; dan pertanyaan yang harus ditanyakan oleh setiap orang haruslah, Bagaimanakah saya dapat mengusahakan hidup saya ini agar dapat menghasilkan keuntungan yang terbesar? 5 MABJ 420.3
Tugas kita yang pertama terhadap Allah dan sesama manusia adalah tugas untuk memperkembangkan diri sendiri. Setiap kesanggupan yang telah dikaruniakan kepada kita oleh Khalik itu harus dikembangkan kepada taraf kesempurnaan yang tertinggi, agar kita sanggup melaksanakan kebajikan yang paling besar untuk mana kita sanggup. Oleh sebab itu biarlah waktu digunakan untuk usaha yang baik yang diarahkan kepada pengokohan dan pemeliharaan kesehatan jasmani dan pikiran yang baik. Kita tidak boleh melumpuhkan atau mengerdilkan satu pun dari antara fungsi pikiran dan tubuh oleh kerja yang berlebih-lebihan atau dengan menyalahgunakan salah satu bagian mesin tubuh yang hidup itu. Bilamana kita melakukan hal ini pasti kita akan menderita akibat-akibatnya. 6 MABJ 420.4
Hal Itu Mempunyai Satu Kuasa yang Ajaib. Menjalankan pertarakan dan kebiasaan yang teratur di dalam segala perkara mempunyai satu kuasa yang ajaib. Hal itu akan berbuat lebih banyak dibanding apa yang dapat dilakukan oleh keadaan lingkungan atau kesanggupan-kesanggupan alamiah dalam meningkatkan keindahan dan ketenangan pembawaan seseorang yang banyak pengaruhnya dalam meratakan jalan kehidupan orang itu. Pada saat yang sama kuasa pengendalian diri yang diperoleh dengan cara demikian akan terbukti sebagai salah satu alat yang paling berguna untuk berhasil dalam menghadapi tugas-tugas yang pelik dan kenyataan-kenyataan hidup yang menunggu setiap manusia. 7 MABJ 420.5
Suatu Penolong untuk Berpikir dengan Jelas. Setiap hari orang-orang yang berada dalam kedudukan penting harus mengambil keputusan-keputusan di atas mana bergantung akibat-akibat yang sangat penting. Sering mereka harus berpikir dengan cepat, dan hal ini dapat dilaksanakan dengan berhasil hanya oleh mereka yang menjalankan pertarakan dengan ketat. Pikiran akan dikuatkan di bawah pemeliharaan yang benar akan kuasa jasmani dan pikiran. Jikalau beban itu tidak terlalu besar, maka tenaga yang baru akan timbul bersama dengan setiap beban itu. 8 MABJ 421.1
Kebiasaan Bertarak Mendatangkan Pahala-pahala yang Besar. Generasi yang sedang timbul ini dikelilingi oleh berbagai-bagai penarikan yang dimaksudkan untuk menggoda selera makan. Terutama sekali di kota-kota besar, setiap bentuk pemanjaan dijadikan mudah dan menarik. Mereka yang seperti Daniel, menolak untuk menajiskan diri mereka sendiri akan beroleh pahala dari kebiasaan bertarak mereka itu. Dengan ketahanan jasmani mereka yang lebih besar dan daya tahan mereka yang semakin bertambah, mereka memiliki simpanan yang dapat digunakan dalam keadaan darurat. MABJ 421.2
Kebiasaan-kebiasaan fisik yang benar meningkatkan keunggulan pikiran. Kuasa pikiran, kekuatan tubuh, dan umur panjang bergantung atas undang-undang yang tidak dapat diubahkan. Dalam hal ini tidak ada istilah kebetulan atau adu untung. Allah alam ini tidak akan campur tangan untuk menyelamatkan manusia dari akibat-akibat pelanggaran terhadap hukum-hukum alam. 9 MABJ 421.3
Demi Kesehatan yang Sempurna Bertaraklah dalam Segala Hal. Agar dapat memelihara kesehatan, bertarak dalam segala hal diperlukan.... Allah kita yang di surga memberikan terang tentang pembaruan dalam kesehatan untuk berjaga-jaga terhadap akibat buruk yang disebabkan oleh selera makan yang rusak, agar mereka yang mengasihi kemurnian dan kesucian dapat mengetahui bagaimana menggunakan dengan cara yang bijaksana bahan-bahan yang baik yang telah disediakan-Nya bagi mereka, dan bahwa dengan menjalankan pertarakan dalam kehidupan sehari-hari, mereka dapat disucikan melalui kebenaran. 10 MABJ 421.4
Pertarakan Mendahului Penyucian. Umat Allah harus belajar tentang arti pertarakan dalam segala hal.... Segala pemanjaan diri harus dibuang dari hidup mereka. Sebelum mereka dapat benar-benar memahami arti penyucian yang sejati dan penurutan kepada kehendak Tuhan, mereka harus memperoleh kemenangan terhadap segala kebiasaan dan perbuatan yang salah oleh bekerja sama dengan Allah. 11 MABJ 422.1
Dalam Belajar. Tidak bertarak dalam belajar itu sama kelasnya dengan kema-bukan; dan mereka yang membiasakan diri dalam hal itu, seperti halnya pemabuk, tersesat dari jalan selamat dan terserandung dan jatuh di dalam kegelapan. Tuhan menghendaki agar setiap pelajar men-camkan di dalam pikiran bahwa perhatian kita harus ditujukan seluruhnya untuk kemuliaan Allah. Ia tidak boleh menghabiskan dan memboroskan kekuatan jasmani dan pikirannya dalam berusaha untuk memperoleh segala pengetahuan ilmiah yang mungkin untuk diperoleh, melainkan harus memelihara kesegaran dan kekuatan segala kuasanya untuk melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan Tuhan baginya untuk menolong jiwa-jiwa mendapat jalan kebenaran. 12 MABJ 422.2
Dalam Pekerjaan. Kita harus mempraktikkan pertarakan dalam pekerjaan kita. Bukanlah tugas kita untuk menempatkan diri kita di mana kita akan bekerja dengan berlebih-lebihan. Kadang-kadang memang ada beberapa orang yang ditempatkan yang membutuhkan kerja keras, tetapi hal itu haruslah merupakan kekecualian, dan bukannya sebagai peraturan. Kita harus menjalankan pertarakan dalam segala perkara. Jikalau kita menghormati Tuhan dengan melakukan bagian kita, maka sebagai bagian-Nya Ia akan memelihara kesehatan kita. Kita harus memiliki satu pengendalian yang masuk akal terhadap segala organ tubuh kita. Oleh menjalankan pertarakan dalam hal makan, minum, berpakaian, pekerjaan dan dalam segala perkara, kita akan dapat berbuat bagi diri kita apa yang dokter tidak dapat perbuat bagi kita. 13 MABJ 422.3
Sebagai satu peraturan, pekerjaan hari itu jangan diperpanjang sampai malam harinya.... Kepada saya telah ditunjukkan bahwa mereka yang melakukan hal ini sering mengalami kerugian lebih banyak ketimbang keuntungannya, oleh karena tenaga mereka dihabiskan, dan mereka bekerja dengan ketegangan saraf. Mereka mungkin tidak menyadari adanya bahaya yang segera, tetapi yang pasti ialah mereka sedang merusak tubuh mereka. 14 MABJ 423.1
Mereka yang mengadakan usaha yang besar untuk menyelesaikan sedemikian banyak pekerjaan pada satu waktu tertentu, dan terus-menerus bekerja sekalipun pertimbangan mereka mengatakan bahwa mereka harus beristirahat, tidak pernah memperoleh keuntungan. Mereka sedang hidup dengan modal pinjaman. Mereka sedang memboroskan tenaga hidup yang akan mereka perlukan pada satu waktu di kemudian hari. Dan bilamana tenaga yang mereka boroskan dengan sembrono itu diperlukan, mereka pun gagal oleh karena kekurangan tenaga itu. Kekuatan tubuh hilang, kuasa pikiran habis. MABJ 423.2
Mereka menyadari bahwa mereka telah menderita kerugian, tetapi tidak mengetahui kerugian apa itu. Waktu di mana mereka memerlukannya tiba, tetapi kekuatan tubuh mereka sudah habis. Setiap orang yang melanggar hukum-hukum kesehatan pada suatu waktu harus menjadi orang yang menderita sedikit atau banyak. Allah telah melengkapi kita dengan kekuatan tubuh, yang akan diperlukan pada waktu-waktu yang berbeda dalam hidup kita. Jikalau kita dengan sem-barangan memboroskan tenaga ini dengan terus-menerus memikul beban yang berlebih-lebihan, maka pada suatu waktu kita akan mengalami kerugian. 15 MABJ 423.3
Dalam Berpakaian. Dalam segala hal pakaian haruslah menyehatkan. ',Di atas segala sesuatu,” Allah menghendaki agar kita “berada dalam keadaan sehat,” sehat dalam tubuh dan sehat dalam jiwa. Kita harus menjadi orang-orang yang bekerja sama dengan Dia demi kesehatan baik tubuh dan jiwa. Kedua-duanya itu ditingkatkan oleh pakaian yang sehat. MABJ 423.4
Pakaian itu harus memiliki penarikan, keindahan, kecocokan dan kesederhanaan yang wajar. Tuhan telah mengamarkan kita terhadap kesombongan hidup, tetapi bukan terhadap penarikan dan keindahan- nya yang wajar. 16 MABJ 423.5
Dalam Hal Makan. Pertarakan yang benar mengajar kita untuk sama sekali meninggalkan segala sesuatu yang membahayakan, dan menggunakan dengan bijaksana apa yang menyehatkan. Hanya sedikit orang yang menyadari betapa eratnya hubungan antara kebiasaan makan mereka dengan kesehatan mereka, tabiat mereka, kegunaan mereka di dunia ini, dan nasib mereka yang kekal. Selera makan harus senantiasa tunduk kepada kuasa akhlak dan pikiran. Tubuh harus menjadi hamba kepada pikiran, dan bukan pikiran kepada tubuh. 17 MABJ 424.1
Mereka yang makan dan bekerja dengan tidak bertarak dan tidak disertai pertimbangan, akan berkata-kata dan bertindak tanpa pertimbangan. Tidaklah perlu untuk meminum minuman keras untuk menjadi orang yang tidak bertarak. Dosa akibat makan yang tidak bertarak— makan terlalu banyak, terlalu sering dan makan makanan yang mewah dan tidak menyehatkan—merusak pekerjaan yang sehat alat-alat pencernaan, mempengaruhi otak, dan merusak pertimbangan, menghalangi cara berpikir dan bertindak, yang masuk di akal, tenang dan sehat. 18 MABJ 424.2
Perhatian yang Khusus untuk Tidak Makan Berlebihan. Di dalam sembilan dari antara sepuluh kasus, adalah lebih berbahaya untuk makan terlalu banyak daripada makan terlalu sedikit.... Banyak orang yang sakit yang tidak menderita penyakit apa-apa. Penyebab sakit mereka adalah pemanjaan selera makan. Mereka beranggapan bahwa jikalau makanan itu menyehatkan, mereka boleh makan sebanyak yang mereka kehendaki. Ini adalah satu kesalahan yang besar. Orang-orang yang tenaganya sudah dilemahkan harus makan makanan dengan secukupnya saja bahkan dalam jumlah yang terbatas. Barulah sistem dalam tubuh disanggupkan untuk melaksanakan pekerjaannya dengan mudah dan dengan baik, dan sejumlah penderitaan yang besar akan dapat dihindarkan. 19 MABJ 424.3
Jangan Menyangkal Allah dengan Satu Tindakan Tidak Bertarak. Kita sudah dibeli dengan satu harga; oleh sebab itu kita harus memuliakan Allah dalam tubuh dan dalam roh kita, yang menjadi milik-Nya. Kita tidak boleh menyangkal Dia dengan satu perbuatan yang tidak bertarak, oleh karena Yesus telah membeli kita dengan satu harga yang tidak ternilai, bahkan dengan mengorbankan hidup-Nya. Ia tidak mati bagi kita agar kita menjadi budak pada kebiasaan yang jahat, tetap agar kita bisa menjadi anak-anak lelaki dan perempuan Allah, sambil melayani Dia dengan segenap kesanggupan yang ada dalam diri kita. 20 MABJ 424.4
Mereka yang terus-menerus menyadari bahwa mereka berdiri dalam hubungan seperti ini dengan Allah tidak akan memasukkan ke dalam perut makanan yang menyenangkan selera, tetapi yang merusak alat-alat pencernaan. Mereka tidak akan merusak milik Allah dengan memanjakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak patut dalam hal makan, minum atau berpakaian. Mereka akan memelihara mesin-mesin tubuh mereka itu dengan hati-hati sekali, sambil menyadari bahwa mereka harus melakukan hal ini agar dapat bekerja sama dengan Allah. Ia menghendaki agar mereka sehat, berbahagia dan bermanfaat. Tetapi agar mereka bisa menjadi seperti itu, mereka harus menempatkan kehendak mereka di pihak kehendak-Nya. 21 MABJ 425.1
Bawalah Kebiasaan Bertarak Itu ke dalam Segala Urusan-urusan yang Kecil, dalam Hidup Rumah Tangga. Kami menganjurkan supaya prinsip-prinsip pertarakan dimasukkan ke dalam segala hal-hal yang kecil dalam hidup rumah tangga; agar teladan orangtua menjadi satu pelajaran tentang pertarakan; agar penyangkalan diri dan pengendalian diri diajarkan kepada anak-anak dan dipaksakan kepada mereka, seteguh mungkin, sejak masa bayi. MABJ 425.2
Di dalam lingkungan keluarga dan di dalam jemaat kita harus menempatkan pertarakan di atas sebuah mimbar yang tinggi. Itu harus menjadi unsur yang hidup dan bekerja, sambil membarui kebiasaan, kecenderungan dan tabiat. 22 MABJ 425.3