Membina Anak yang Bertanggung Jawab
PASAL 58—Latihan untuk Hidup yang Praktis
Mengapa Allah Menetapkan Pekerjaan Bagi Adam dan Hawa. Tuhan mencipta-kan Adam dan Hawa dan menempatkan mereka di Taman Eden untuk memelihara taman itu dan menjaganya bagi Tuhan. Demi kebahagiaan merekalah kepada mereka diberikan beberapa pekerjaan, kalau tidak maka Tuhan tidak akan menetapkan pekerjaan bagi mereka. 1 MABJ 369.1
Dalam perundingan dengan Bapa sebelum dunia ini ada, telah direncanakan bahwa Tuhan Allah akan membuat sebuah taman bagi Adam dan Hawa di Eden dan memberikan kepada mereka tugas untuk memelihara pohon buah-buahan dan memupuk serta memperkembangkan tanaman. Pekerjaan yang berguna harus menjadi pelindung bagi mereka, dan hal itu harus dilanjutkan sepanjang generasi sampai kepada akhir sejarah dunia ini. 2 MABJ 369.2
Teladan Yesus Sebagai Pekerja yang Sempurna. Di dalam kehi-dupan-Nya di dunia ini, Yesus adalah . . . seorang yang penurut dan berguna di dalam rumah tangga. Ia mempelajari pekerjaan tukang kayu dan bekerja dengan tangan-Nya sendiri di tempat kerja yang kecil di Nazaret.... Alkitab mengatakan tentang Yesus, “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.” Apabila Ia bekerja pada masa kanak-kanak dan masa muda, pikiran dan jasmani diperkembangkan. Ia tidak menggunakan kekuatan-kekuatan jasmani-Nya dengan sembarangan, tetapi melatihnya sedemikian rupa sehingga tetap sehat, agar Ia dapat melaksanakan pekerjaan yang terbaik dalam segala bidang. Ia tidak mau bercacat- cela, sekalipun dalam hal memegang alat-alat kerja. Ia adalah sempurna sebagai seorang pekerja, sebagaimana Ia juga sempurna dalam tabiat. 3 MABJ 370.1
Setiap benda yang Ia buat, dibuat-Nya dengan baik, setiap bagian dari benda itu cocok satu dengan yang lainnya, dan secara keseluruhan benda itu tahan uji. 4 MABJ 370.2
Setiap Hari Ia Bekerja dengan Tangan yang Sabar. Yesus menjadikan jalan kehidupan manusia yang hina itu suci oleh teladan-Nya.. . Hidupnya ditandai oleh kerajinan. Ia, Raja sorga itu, menyusuri jalan-jalan, berpakaian jubah sederhana sebagai pekerja yang biasa. Ia mendaki dan menuruni lereng-lereng gunung, dalam perjalanan pulang dan pergi ke pekerjaan-Nya yang sederhana itu. Malaikat-malaikat tidak diutus untuk menggendong Dia di atas sayap mereka pada waktu mendaki jalan yang meletihkan itu, atau meminjamkan kekuatan mereka untuk melaksanakan tugas-Nya yang sederhana itu. Namun demikian bilamana Ia pergi untuk menyumbangkan tenaga-Nya untuk menolong keluarga-Nya oleh pekerjaan-Nya setiap hari itu, Ia memiliki tenaga yang sama sebagaimana pada waktu Ia mengadakan mukjizat memberi makan lima ribu orang yang lapar di tepi laut Galilea. MABJ 370.3
Tetapi Ia tidak menggunakan kuasa Ilahi-Nya untuk mengurangi beban-Nya untuk meringankan pekerjaan-Nya. Ia telah mengambil bagi diri-Nya sendiri bentuk kemanusiaan dengan segala kesusahan-kesusahan yang menyertainya, dan Ia tidak undur sedikit pun dari segala ujian yang paling hebat sekalipun. Ia hidup di dalam sebuah rumah orang biasa, Ia berpakaian jubah yang sederhana, Ia bercampur baur dengan orang-orang yang hina, setiap hari Ia bekerja dengan tangan yang sabar. Teladan-Nya menunjukkan kepada kita bahwa adalah tugas manusia untuk menjadi rajin, bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang mulia. 5 MABJ 370.4
Untuk satu jangka waktu yang lama Yesus tinggal di Nazaret, tidak dihormati dan tidak dikenal, agar Ia dapat mengajar manusia bagaimana caranya untuk hidup dekat dengan Allah sementara melaksanakan tugas-tugas yang sederhana dalam hidup. Adalah merupakan satu rahasia kepada malaikat-malaikat bahwa Yesus, Raja sorga itu, harus merendahkan diri bukan saja mengambil bagi diri-Nya kemanusiaan, tetapi juga untuk memikul, bebannya yang sangat berat dan tugas-tugas yang paling hina. Hal ini dilakukan-Nya agar bisa menjadi sama seperti salah seorang di antara kita, agar Ia memahami pekerjaan, kesedihan, dan kelelahan anak-anak manusia. 6 MABJ 371.1
Membangkitkan Keinginan untuk Pelaksanaan Kerja yang Bermanfaat. Di dalam diri anak-anak dan orang muda satu hasrat harus dibangkitkan untuk mengadakan latihan dalam melakukan sesuatu yang akan menguntungkan kepada diri mereka sendiri dan menolong bagi orang lain. Latihan yang akan memperkembangkan pikiran dan tabiat, yang mengajarkan tangan untuk jadi berguna, yang mendidik anak muda untuk melaksanakan bagian mereka dalam beban hidup, adalah sesuatu yang memberikan kekuatan jasmani dan menguatkan segala kesanggupan. Dan kerajinan dalam hal yang baik itu ada pahalanya, dalam memperkembang kebiasaan hidup untuk berbuat kebajikan. 7 MABJ 371.2
Anak muda perlu diajar bahwa hidup ini berarti bekerja dengan sungguh-sungguh, bertanggung jawab dan berusaha. Mereka memerlukan satu latihan yang akan menjadikan mereka praktis—pria dan wanita yang akan sanggup menghadapi keadaan-keadaan darurat. Mereka harus diajar bahwa disiplin kerja yang sistimatis dan diatur dengan baik itu perlu, bukan saja sebagai pelindung terhadap peru-bahan-perubahan yang tidak diduga-duga dalam kehidupan, tetapi juga sebagai satu penolong kepada perkembangan di segala bidang. 8 MABJ 371.3
Pekerjaan Jasmani Bukanlah Sesuatu yang Hina. Terdapat satu kesalahan yang populer dalam segolongan besar manusia yang ber-anggapan bahwa pekerjaan sebagai sesuatu yang hina; oleh sebab itu orang-orang muda sangat rindu sekali untuk menjadi guru, pegawai kantor, saudagar, pengacara, dan menempati hampir segala macam kedudukan yang tidak memerlukan kerja fisik. Anak-anak wanita yang masih muda menganggap pekerjaan rumah tangga sebagai sesuatu yang rendah. Dan sekalipun latihan jasmani yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan rumah tangga, jikalau tidak terlalu meletihkan, adalah baik untuk meningkatkan kesehatan, namun demikian mereka mencari satu pendidikan yang akan meyanggupkan mereka untuk menjadi guru-guru, pegawai-pegawai kantor, atau mereka mempelajari beberapa pekerjaan yang akan mengurung mereka di dalam rumah, atau pekerjaan yang membuat orang sering duduk. 9 MABJ 371.4
Dunia ini penuh dengan orang-orang muda lelaki dan perempuan yang membanggakan diri mereka tentang kebodohan mereka dalam setiap macam pekerjaan yang bermanfaat; dan mereka ini, hampir tidak berbeda, adalah bersifat tidak sungguh-sungguh, sia-sia, suka untuk mempertontonkan, tidak berbahagia, tidak puas, dan sering bersifat pemboros dan tidak mempunyai prinsip. Orang-orang seperti itu merupakan satu noda kepada masyarakat dan satu kehinaan bagi orang tua mereka. 10 MABJ 372.1
Tidak seorang pun dari antara kita harus merasa malu terhadap pekerjaan, bagaimanapun remeh dan hina nampaknya hal itu. Pekerjaan adalah sesuatu yang agung. Semua orang yang bekerja dengan kepala atau tangan adalah merupakan pekerja pria dan pekerja wanita. Dan semua sedang melaksanakan tugas mereka dan menghormati agama mereka pada waktu sedang mencuci piring sama seperti pada waktu mereka sedang pergi ke kumpulan kebaktian. Sementara tangan sibuk dalam pekerjaan yang biasa, pikiran bisa ditinggikan dan dia-gungkan oleh pemikiran-pemikiran yang bersih dan suci. 11 MABJ 372.2
Anak Muda Harus Menjadi Majikan, Bukan Budak Pekerjaan. Anak muda harus dituntun untuk menyadari martabat kerja yang sebenarnya. 12 MABJ 372.3
Satu sebab utama mengapa kerja secara jasmani dianggap hina ialah oleh karena sering pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara yang sembarang dan tidak dipikirkan. Hal itu dilakukan karena terpaksa, bukan karena pilihan. Orang yang mengerjakannya tidaklah menaruh perhatiannya terhadap pekerjaan itu, dan juga ia tidak mempertahankan kehormatan diri ataupun memenangkan kehormatan dari orang lain. Latihan kerja secara badani harus memperbaiki kesalahan ini. Hal itu harus memperkembang kebiasaan untuk menjadi teliti dan sempurna. Para murid harus diajar cara kerja yang bijaksana dan teratur; mereka harus belajar untuk menghemat waktu dan menjadikan setiap gerakan bermanfaat. Mereka harus diajar bukan saja metode-metode yang terbaik, tetapi juga diilhami dengan hasrat untuk berkembang terus-me-nerus. Biarlah menjadi tujuan mereka untuk menjadikan pekerjaan mereka sesempurna seperti yang dapat dilaksanakan oleh pikiran dan tangan mereka. MABJ 372.4
Latihan seperti itu akan menjadikan orang muda sebagai majikan dan bukan budak pekerjaan. Itu akan meringankan beban orang yang harus bekerja keras dan akan mengagungkan pekerjaan yang paling hina sekalipun. Ia yang menganggap pekerjaan itu sebagai sesuatu yang membosankan dan menunjukkan sikap acuh tak acuh terhadapnya, dan tidak berusaha mengadakan perbaikan, akan mendapati hal itu sebagai satu beban. Tetapi mereka yang mengakui adanya ilmu pengetahuan di dalam pekerjaan yang paling hina akan melihat di dalamnya keagungan dan keindahan, dan akan merasakan kesukaan dalam melaksanakannya dengan setia dan rapi. 13 MABJ 373.1
Kekayaan Jangan Dijadikan Dalih untuk Menjauhkan Diri dari Latihan yang Praktis. Di dalam banyak kasus orangtua yang kaya tidak merasakan pentingnya untuk memberikan kepada anak-anak mereka satu pendidikan dalam tugas-tugas yang praktis dalam hidup sebagaimana dalam ilmu pengetahuan. Mereka tidak menyadari perlunya, untuk kebaikan pikiran dan akhlak anak-anak mereka, dan untuk kegunaan mereka untuk masa mendatang, untuk memberikan kepada mereka satu pengertian yang sempurna tentang pekerjaan yang bermanfaat. Hal ini akan menolong anak-anak mereka, sehingga seandainya kemalangan menimpa, maka mereka akan dapat berdiri sendiri, dan mengetahui bagaimana menggunakan tangan mereka. Jikalau mereka mempunyai modal kekuatan, mereka tidak akan menjadi mis-kin, sekalipun jika mereka tidak mempunyai uang. MABJ 373.2
Banyak orang yang pada masa mudanya hidup dalam satu lingkungan yang mewah kemudian kehilangan segala harta kekayaan mereka, dan tinggal bersama dengan orangtua dan saudara-saudara mereka dan hidup bergantung kepada mereka ini. Kalau demikian betapa pentingnya setiap anak muda dididik untuk bekerja, agar mereka dipersiapkan untuk menghadapi keadaan darurat! Sesungguhnya kemewahan itu merupakan satu kutuk bilamana pemiliknya menghalangi anak-anak mereka untuk memperoleh satu pengetahuan tentang pekerjaan yang bermanfaat. Agar mereka bisa disanggupkan untuk kehidupan yang praktis. 14 MABJ 373.3
Anak-anak Harus Ambil Bagian dalam Tugas-tugas Rumah Tangga. Ibu yang setia tidak mau, dan tidak dapat, menjadi seorang yang mengabdi kepada mode, dan tidak juga akan menjadi budak dalam rumah tangga, untuk memenuhi segala keinginan anak-anaknya dan membebaskan mereka dari pekerjaan. Ia akan mengajar mereka untuk mengambil bagian bersama ibu mereka dalam tugas-tugas rumah tangga, agar mereka mempunyai pengetahuan tentang kehidupan yang praktis. Jikalau anak-anak ambil bagian bersama ibu mereka dalam pekerjaan, maka mereka akan belajar untuk menghargai pekerjaan yang berguna yang perlu bagi kebahagiaan, yang akan mengagungkan gantinya menjadikan mereka hina. Tetapi jikalau ibu mendidik anak-anak perempuannya untuk menjadi pemalas, sementara ia menanggung segala beban yang berat atas kehidupan rumah tangga, ia sedang mengajar mereka untuk menganggap dirinya sebagai hamba mereka, untuk melayani mereka dan mengerjakan segala pekerjaan yang mereka harus lakukan. Ibu harus senantiasa mempertahankan martabatnya. 15 MABJ 374.1
Beberapa orang ibu sedang berbuat kesalahan dalam membebaskan anak-anak perempuan mereka dari pekerjaan dan urusan rumah tangga. MABJ 374.2
Dengan berbuat demikian mereka sedang mendorong anak-anak itu dalam kemalasan. Dalih yang kadang-kadang dikemukakan oleh para ibu seperti ini adalah, “Putri-putri saya tidak kuat.” Tetapi mereka mengambil jalan yang pasti akan menjadikan anak-anak mereka itu lemah dan tidak rapi. Pekerjaan yang teratur dengan baik adalah apa yang mereka perlukan untuk menjadikan mereka kuat, bersemangat, bersuka, dan berbahagia, dan berani untuk menghadapi segala macam ujian yang memenuhi kehidupan ini. 16 MABJ 374.3
Tetapkan Tugas-tugas yang Berguna Bagi Anak-anak. Kesem-bronoan orangtua yang lalai untuk memberikan pekerjaan kepada anak-anak mereka telah mengakibatkan kejahatan yang tidak terka-takan, dan membahayakan kehidupan banyak orang muda dan dengan secara menyedihkan telah melumpuhkan kegunaan mereka. MABJ 374.4
Allah menghendaki baik orangtua dan guru untuk mendidik anak-anak dalam tugas-tugas yang praktis dari kehidupan sehari-hari. Perkembangkan sifat kerajinan. Anak-anak perempuan, bahkan anak- anak lelaki yang tidak mempunyai pekerjaan di luar rumah, harus belajar bagaimana menolong ibu. Sejak masa kanak-kanak, anak-anak lelaki dan perempuan harus diajar memikul beban yang lebih berat dan lebih berat lagi, dengan bijaksana menolong dalam pekerjaan di perusahaan rumah tangga. Para ibu, dengan sabar tunjukkanlah kepada anak-anakmu bagaimana menggunakan tangan mereka. Biarlah mereka memahami bahwa tangan mereka harus digunakan semahir ta-nganmu dalam pekerjaan rumah tangga. 17 MABJ 374.5
Setiap anak dalam keluarga harus mempunyai satu bagian dari beban rumah tangga untuk dipikul dan harus diajar untuk melaksanakan tugasnya dengan setia dan dengan penuh kesukaan. Jikalau pekerjaan dibagikan dengan cara seperti ini, dan anak-anak menjadi besar dalam kebiasaan untuk memikul tanggung jawab yang sepantasnya, maka tidak ada anggota rumah tangga yang mempunyai beban yang berlebihan, dan segala sesuatu akan berjalan dengan menyenangkan dan dengan lancar di dalam rumah tangga. Satu cara pengaturan yang baik akan dipertahankan, oleh karena masing-masing akan mengetahui dan menaruh perhatian dalam segala urusan yang kecil-kecil dalam rumah tangga. 18 MABJ 375.1
Memasak dan Menjahit adalah Pelajaran-pelajaran Dasar. Para ibu harus membawa anak-anak perempuan mereka ke dapur bersama-sama dengan mereka dan memberikan kepada anak-anak itu pendidikan yang sempuma dalam bidang masak-memasak. Mereka juga harus mengajar anak-anak di dalam dasar seni menjahit. Mereka harus mengajar anak-anak ini bagaimana caranya memotong pakaian dengan hemat dan menjahitnya dengan rapih. Beberapa orang ibu, gantinya bersusah payah untuk dengan sabar mengajar anak-anak perempuan mereka yang tidak berpengalaman ini, lebih suka melakukan segala-galanya sendiri. Tetapi dengan melakukan hal ini, mereka mengabaikan satu cabang pendidikan yang perlu dan melakukan satu kesalahan yang besar terhadap anak-anak mereka; oleh karena di dalam hidup mereka pada masa yang akan datang mereka akan merasa malu oleh karena tidak memiliki pengetahuan dalam perkara-perkara ini. 19 MABJ 375.2
Berikan Latihan Baik kepada Anak Lelaki dan Anak Perempuan. Oleh karena baik pria dan wanita mempunyai satu bagian dalam mengatur rumah tangga, maka anak-anak lelaki sebagaimana halnya anak perempuan harus memperoleh satu pengetahuan tentang tugas-tugas rumah tangga. Untuk membereskan tempat tidur dan mengatur sebuah kamar dengan baik, untuk mencuci piring, menyediakan makanan, mencuci dan menjahit pakaiannya sendiri, adalah satu latihan yang tidak akan menjadikan anak lelaki menjadi kurang jantan; hal ini akan menjadikan dia lebih berbahagia dan lebih berguna. Dan jikalau anak-anak perempuan, sebaliknya, dapat belajar untuk menjinakkan dan mengendarai seekor kuda, dan menggunakan gergaji dan palu, sebagaimana juga alat pembersih kebun dan cangkul, maka mereka akan lebih disanggupkan untuk menghadapi keadaan-keadaan darurat dalam hidup. 20 MABJ 375.3
Adalah sama perlunya bagi anak-anak perempuan kita untuk mempelajari penggunaan waktu dengan sepatutnya sebagaimana bagi anak lelaki kita, dan mereka sama-sama bertanggung jawab kepada Allah atas cara oleh mana mereka menggunakannya. Hidup diberikan kepada kita untuk memperkembangkan dengan cara yang bijaksana segala bakat yang kita miliki. 21 MABJ 376.1
Lihat Kesempatan-kesempatan untuk Menghemat Kekuatan Ibu. Setiap hari ada pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan— memasak, mencuci piring, menyapu dan membersihkan barang-barang dari debu. Para ibu, sudahkah engkau mengajar anak-anak perem-puanmu untuk mengerjakan tugas-tugas sehari-hari ini? . . . Otot-otot mereka memerlukan latihan. Gantinya mengadakan latihan dengan cara melompat-lompat dan bermain bola, biarlah gerak badan mereka diadakan dengan maksud tertentu. 22 MABJ 376.2
Ajar anak-anak untuk mengambil bagian mereka dalam memikul beban rumah tangga. Usahakan agar mereka tetap sibuk dalam pekerjaan yang bermanfaat. Tunjukkan kepada mereka bagaimana caranya melaksanakan pekerjaan mereka dengan mudah dan dengan baik. Tolong mereka untuk menyadari bahwa dengan meringankan beban ibu, berarti mereka sedang menghemat kekuatannya dan memperpanjang umur hidupnya. Banyak ibu yang letih telah meninggal dunia lebih cepat disebabkan anak-anaknya tidak pernah diajar untuk mengambil bagian dalam memikul beban. Dengan memperkembang satu roh pelayanan yang tidak mementingkan diri di dalam rumah tangga, orangtua sedang menarik anak-anak mereka lebih dekat kepada Tuhan, yang merupakan wujud dari sifat tidak mementingkan diri. 23 MABJ 376.3
Sebuah Percobaan dalam Kebahagiaan. Anak-anak, ajak ibumu duduk di atas sebuah kursi yang empuk dan tanyakan kepadanya apa yang ia mau agar dikerjakan lebih dahulu. Betapa satu hal yang akan mengherankan kepada banyak ibu yang letih dan terlalu berat dalam pekerjaannya! Anak-anak dan orang muda tidak pernah akan merasakan ketenangan dan kepuasan sebelum mereka ikut meringankan tangan ibu yang letih dan hati serta pikiran ibu yang lelah dengan cara melakukan dengan setia tugas-tugas rumah tangga. Semuanya ini merupakan langkah-langkah dari tangga kemajuan yang akan memimpin mereka maju ke depan untuk menerima pendidikan yang lebih tinggi. Melaksanakan tugas sehari-hari dengan setia akan mendatangkan kepuasan dan damai kepada orang-orang yang bekerja di dalam rumah tangga. Mereka yang lalai untuk memikul bagian mereka dan tanggung jawab rumah tangga adalah orang-orang yang disusahkan oleh rasa kesepian dan tidak puas; oleh karena mereka tidak mempelajari kebenaran bahwa mereka yang berbahagia itu merasa bahagia oleh karena mereka mengambil bagian dalam pekerjaan yang tetap yang terletak atas bahu ibu dari anggota-anggota keluarga yang lainnya. Banyak orang yang mengabaikan pelajaran-pelajaran yang paling berguna, yang perlu bagi kebaikan mereka untuk masa mendatang untuk dapat memahaminya. 24 MABJ 376.4
Pahala Kesetiaan dalam Tugas-tugas Rumah Tangga. Satu pelaksanaan yang setia dalam tugas-tugas rumah tangga, sambil mengisi kedudukan yang engkau dapat tempati untuk menjadi keuntungan yang terbesar, sekalipun hal itu sangat sederhana dan hina, sungguh amat mengagungkan. Pengaruh Ilahi ini diperlukan. Di dalam hal ini terdapat damai dan kesukaan yang suci. Ini memiliki kuasa yang dapat menyembuhkan. Dengan diam-diam dan dengan tidak terasa hal ini akan meringankan luka jiwa bahkan penderitaan jasmani. Ketenangan pikiran, yang berasal dari motivasi dan perbuatan yang bersih dan suci, akan memberikan kebebasan dan kegairahan kepada organ-organ tubuh. Ketenangan batiniah dan satu hati nurani yang bebas dari pelanggaran terhadap kehendak Allah akan menguatkan dan menyegarkan pikiran, seperti air embun yang turun ke atas tanaman yang lembut. Dengan demikian kemauan diarahkan dengan benar dan dikendalikan dan menjadi lebih pasti dan bebas dari segala sesuatu yang merusak. Pemikiran-pemikirannya akan menyenangkan oleh karena semuanya itu telah disucikan. Ketenangan pikiran yang engkau miliki akan menjadi berkat kepada semua orang sepergaulan. Damai dan ketenangan ini pada waktunya, akan menjadi sesuatu yang biasa dan akan memantulkan terangnya yang indah itu kepada semua orang yang ada di sekelilingmu, untuk kemudian dipantulkan lagi kepadamu. Lebih engkau menikmati damai surga dan ketenangan pikiran seperti ini, maka akan lebih bertambah lagi hal itu. Itu merupakan satu kesu-kaan yang hidup yang tidak akan memboroskan segenap kekuatan akhlak sehingga menjadikannya lumpuh tidak berdaya, melainkan akan membangkitkan semuanya kepada satu keadaan yang lebih aktif lagi. Damai yang sempuma adalah satu sifat surga yang dimiliki oleh malaikat-malaikat. 25 MABJ 377.1
Akan Ada Kegiatan di dalam Surga. Malaikat-malaikat adalah pekerja-pekerja; mereka adalah pelayan-pelayan Allah bagi anak-anak manusia. Hamba-hamba yang malas itu yang mengharapkan adanya satu surga di mana tidak akan ada pekerjaan mempunyai pendapat yang keliru tentang apa sebenarnya surga itu. Khalik itu tidak menyediakan tempat untuk pemuasan sifat bermalas-malas yang keji itu. Surga adalah satu tempat yang penuh dengan kegiatan yang menarik perhatian; namun demikian bagi mereka yang merasa lelah dan yang memikul beban yang berat, bagi mereka yang telah mengadakan peperangan iman dengan baik, itu akan merupakan satu istirahat yang penuh kemuliaan; oleh karena kesegaran dan kegairahan dari kebakaan akan menjadi bagian mereka, dan mereka tidak perlu lagi untuk bergumul melawan dosa dan Setan. Bagi orang-orang yang selalu bekerja dengan giat satu keadaan di mana terdapat alasan yang kekal akan merupakan sesuatu yang membosankan. Hal itu tidak akan merupakan sorga kepada mereka. Jalan yang sukar yang telah ditetapkan bagi umat Tuhan di dunia ini boleh jadi berat dan meletihkan, tetapi hal itu telah diberi kehormatan dengan adanya jejak Penebus, dan orang yang mengikuti jalan yang suci itu akan selamat. 26 MABJ 378.1