Membina Pola Makan Dan Diet
Bab VII—Makan Terlalu Banyak
Dosa Biasa Namun Serius
210. Membebani perut adalah satu dosa biasa. Apabila terlalu banyak makanan dimasukkan ke dalam, maka seluruh alat pencernaan itu dibebani. Hidup dan vitalitas berkurang gairahnya bukannya bertambah. Inilah yang direncanakan oleh Setan. Manusia menghabiskan tenaga vital oleh pekerjaan yang tidak penting dengan melebihkan porsi makanan. Dengan memakan makanan terlalu banyak, kita bukan hanya dengan gegabah membuang berkat-berkat Allah yang disediakan untuk kebutuhan alam, tetapi kita juga sangat merusak seluruh tubuh. Kita mencemari kaabah Allah; tubuh itu dilemahkan dan dilumpuhkan, alam tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik dan saksama, sebagaimana telah Allah sediakan yang terbaik. Oleh karena pemanjaan selera ini, manusia telah menekan kuasa alam dengan memaksanya supaya melakukan pekerjaan yang tidak harus dilakukan. MMD 126.1
Sekiranya manusia mengenal kehidupan mesin tubuh mereka maka mereka tidak akan melakukan kesalahan ini, kecuali mereka gandrung akan pemanjaan diri begitu rupa sehingga mereka terus-menerus bunuh diri, lalu mengalami kematian dini atau hidup ber-tahun-tahun sebagai beban kepada diri sendiri dan kepada sahabat-sahabatnya. MMD 127.1
Merusak Mesin Tubuh
211. Bisa saja kita memakan makanan yang menyehatkan dengan cara yang tidak sederhana. Bukan berarti kalau seorang sudah membuang bahan makanan yang merusak dia dapat memakan sebanyak yang dia suka. Kebiasaan makan terlalu banyak akan merusak mesin tubuh dan menghalangi pekerjaannya, walaupun makanan itu berkualitas tinggi. MMD 127.2
212. Tidak bertarak dalam hal makan walaupun makanan yang menyehatkan akan membawa akibat buruk ke seluruh tubuh dan akan menumpulkan mental dan kuasa moral. MMD 127.3
213. Hampir seluruh anggota keluarga umat manusia memakan makanan melebihi takaran. Kelebihan makanan ini membusuk dan menjadi gumpalan yang bau busuk.... Jikalau makanan yang kualitas sederhana pun dimasukkan ke dalam perut melebihi takaran yang dibutuhkan mesin tubuh, kelebihan ini menjadi beban. Alat pencernaan berusaha keras membusukkannya sehingga kerja lembur ini menimbulkan rasa capek dan lelah. Sebagian orang yang makan terus-menerus menyebutkan ini pemuasan rasa lapar. Tetapi ini disebabkan oleh kerja lembur alat pencernaan. MMD 127.4
(Pengaruh kebiasaan makan terlalu banyak walaupun makanan yang sederhana dan menyehatkan — 33, 157). MMD 127.5
214. Keluhan dan beban yang tak perlu ada hanya karena keinginan untuk memamerkan dalam menjamu tamu. Untuk menyediakan cukup ragam makanan di atas meja, nyonya rumah kerja keras. Karena banyak ragam makanan yang disediakan, tamu pun makan banyak. Penyakit dan penderitaan hasil kerja keras di satu pihak dan akibat makan terlalu banyak di lain pihak, keduanya menanggung akibatnya. Pesta yang mewah ini adalah satu beban dan malapetaka. MMD 128.1
215. Pesta yang mengundang kerakusan dan makanan yang dimasukkan ke dalam perut di luar jam makan, keduanya meninggalkan pengaruh terhadap setiap jaringan alat pencernaan. Pikiran juga dipengaruhi oleh apa yang kita makan dan minum. MMD 128.2
216. Kerja terlalu keras adalah berbahaya kepada remaja yang sedang bertumbuh; tetapi, ratusan orang telah ambruk karena melanggar peraturan kerja keras itu sendiri, tidak bergerak, makan terlalu banyak dan berfoya-foya, semuanya menanam bibit penyakit di dalam tubuh ribuan orang yang segera menuju pembusukan yang pasti. MMD 128.3
Kegelojohan Satu Perlawanan yang Utama
217. Sebagian orang tidak berlatih untuk mengendalikan seleranya, tetapi memanjakan selera itu dengan mengorbankan kesehatan. Sebagai akibatnya, pikiran berkabut dan malas sehingga gagal untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan jika mereka menyangkal diri dan hidup sederhana. Hal ini berarti merampas Allah, yaitu tenaga fisik dan mental yang seharusnya dibaktikan untuk pekerjaan-Nya jika pertarakan dalam segala hal sudah dilakukan. MMD 128.4
Paulus adalah seorang reformator kesehatan. Katanya: “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” Dia merasa bahwa tanggung jawab diletakkan padanya untuk memelihara semua kuasa tubuhnya untuk tetap awet, agar ia dapat menggunakannya untuk kemuliaan Allah. Jikalau Paulus sendiri merasakan ketidak bertarakan itu berbahaya, maka kita sedang berada dalam bahaya yang lebih besar, karena kita tidak merasa dan mengakui seperti dia tentang pentingnya memuliakan Allah di dalam tubuh dan roh kita, yang adalah milik-Nya. Makan terlalu banyak adalah dosa zaman ini. MMD 128.5
Firman Allah menempatkan dosa kegelojohan dan kemabukan dalam daftar yang sama. Begitu hebatnya dosa ini di pemandangan Allah, sehingga diberikan-Nya petunjuk kepada Musa bahwa seorang bocah yang tidak dibatasi seleranya tetapi menjejali dirinya dengan apa saja yang dirindukan seleranya, anak itu harus dibawa oleh orangtuanya ke hadapan tua-tua Israel, supaya dilempari dengan batu sampai mati. Keadaan kegelojohan dianggap tidak berpengharapan. Dia tidak berguna bagi orang lain dan kutuk bagi dirinya sendiri. Dia tak dapat dipercaya dalam hal apa pun. Pengaruhnya senantiasa mencemari orang lain. Dunia ini akan lebih baik tanpa tabiat seperti itu, karena pengaruhnya yang mengerikan itu akan berkepanjangan. Tidak ada di antara orang yang merasa bertanggung jawab kepada Allah akan membiarkan sifat hewani menguasai pertimbangan sehat. Mereka yang melakukannya bukanlah orang Kristen, apa pun dia, betapa tinggi pun jabatannya. Kristus menekankan: “Hendaklah kamu sempurna seperti Bapamu yang di surga sempurna adanya.” Di sini Dia menunjukkan kepada kita bahwa kita dapat menjadi sempurna dalam lingkungan kita sebagaimana Allah sempurna dalam lingkungan-Nya. MMD 129.1
Yang Membangkitkan Kegelojohan
218. Banyak orang yang telah meninggalkan makanan daging dan sejumlah bahan makanan yang membahayakan, berpikir bahwa makanan mereka itu sederhana dan menyehatkan sehingga mereka bebas memanjakan selera tanpa batas, mereka makan sebanyak-banyaknya, kadang-kadang sampai gelojoh. Ini adalah satu kesalahan. Alat pencernaan seharusnya tidak dibebani dengan kuantitas atau kualitas makanan yang akan membebani alat pencernaan. MMD 129.2
Adat kebiasaan telah menentukan bahwa makanan yang ditem-patkan di atas meja haruslah bervariasi. Karena tidak mengetahui jenis makanan apa yang akan disajikan berikutnya, maka seorang memakan makanan yang banyak walaupun itu bukan makanan yang cocok baginya. Bilamana jenis makanan terakhir dihidangkan, maka dia sering mencoba melampaui batas lalu memakan makanan cuci mulut yang menggiurkan itu, yang kelihatannya cocok baginya. Sekiranya semua jenis makanan disajikan sekaligus pada awai, maka seorang mempunyai kesempatan untuk memilih yang terbaik baginya. MMD 129.3
Kadang-kadang seorang langsung merasakan akibat dari mema-kan makanan yang terlalu banyak. Mungkin tidak ada rasa sakit; tetapi alat pencernaan kehilangan tenaga vitalnya, lalu landasan kekuatan tubuh itupun digerogoti. MMD 130.1
Kelebihan makanan membebani alat pencernaan sehingga timbullah demam dan keadaan tidak sehat. Sejumlah darah diperlukan di dalam organ perut sehingga kaki dan tangan merasa dingin dengan segera. Satu beban berat menimpa alat pencernaan, dan setelah alat ini melakukan tugasnya, maka tubuh terasa letih dan lelah. Banyak orang yang terus-menerus makan terlalu banyak lalu menyebut ini sebagai pemuas rasa lapar. Tetapi itu disebabkan oleh kerja lembur alat pencernaan. Kadang-kadang otak terasa lumpuh dengan melemahnya mental dan fisik. MMD 130.2
Gejala yang tidak menyenangkan ini dapat dirasakan karena alam telah melaksanakan tugasnya dengan membuang tenaga vital sehingga orangnya sama sekali kehabisan tenaga. Perut berteriak: “Berikan aku cukup waktu istirahat!” Tetapi bagi beberapa orang, rasa letih itu dianggap satu tuntutan untuk memakan lebih banyak lagi. Jadi, gantinya memberi perut waktu untuk istirahat, beban baru ditempatkan di atasnya. Sebagai akibatnya, alat pencernaan kehabisan tenaga yang seharusnya dia sanggup melakukan pekerjaan yang baik. MMD 130.3
(Alat tubuh bisa kehilangan tenaga inti sekalipun tidak terasa sakit -155). MMD 130.4
(Para pekerja Allah mempraktikkan pertarakan dalam hal makan -117). MMD 130.5
(E. G. White tidak dapat memohon berkat Allah untuk pekerjaannya kalau dia makan terlalu banyak: Daftar Tambahan 1; 17). MMD 130.6
Penyebab Kelemahan Fisik dan Mental
219. Sebagai satu umat, dengan segala pengetahuan kita tentang reformasi kesehatan, kita sering makan terlalu banyak. Pemanjaan selera adalah penyebab utama kelemahan fisik dan mental dan hal ini mele-takkan sebagian besar dasar kelesuan yang nyatanya terdapat di mana-mana. MMD 131.1
220. Banyak orang yang telah menerima reformasi kesehatan me-ninggalkan segala sesuatu yang merusak. Tetapi, apakah karena mereka sudah meninggalkan perkara-perkara ini sehingga mereka dapat me-makan makanan sebanyak yang mereka sukai? Mereka menghadapi meja makan; tanpa memikirkan berapa banyak makanan yang mereka harus makan, mereka menyerah kepada selera sehingga mereka makan secara berlebihan. Kemudian perut itu memaksa diri harus melakukan-nya, sambil mengeluh karena beban yang ditimpakan kepadanya pada sisa hari itu. Semua makanan yang dimasukkan ke dalam perut menjadi beban alam, dan perut tidak dapat mengolah keuntungan dari padanya. Makanan yang berkelebihan itu menghambat perputaran mesin tubuh. Alat pencernaan terganggu dan tak dapat melakukan tugasnya dengan baik. Alat-alat tubuh yang penting dibebani oleh sesuatu yang tidak perlu. Kuasa saraf otak dikerahkan ke bagian perut untuk menolong alat pencernaan melaksanakan tugasnya, yaitu membuang sejumlah makanan yang seyogianya tidak diperlukannya.... MMD 131.2
Pengaruh apakah yang diberikan oleh kebiasaan makan terlalu banyak kepada perut? Perut itu semakin lelah, alat pencernaan dilemah-kan, dan akhirnya muncullah penyakit setelah serentetan kejahatan. Kalau orang itu sudah diserang penyakit sebelumnya, maka mereka mengalami lebih banyak kesulitan, dan tenaga inti semakin berkurang setiap hari. Mereka mengerahkan kuasa vital mereka untuk tugas yang tidak perlu untuk mengolah makanan yang mereka masukkan ke dalam perut. Betapa mengerikan kondisi seperti ini! MMD 131.3
Kita mengetahui sesuatu tentang penyakit perut dari pengalaman. Kita mengalaminya dalam lingkungan keluarga; kita merasa bahwa itu adalah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti. Apabila seorang meng-alami kejang perut, dia sangat menderita secara fisik dan mental. Saha-bat-sahabatnya juga pasti menderita kecuali mereka bersikap brutal. MMD 131.4
Engkau akan berkata: “Apa yang saya makan, atau apa yang saya inginkan bukanlah urusanmu!” Adakah di sekitarmu yang menderita kejang perut? Cobalah mengganggu mereka dengan cara apa saja. Betapa alamiah untuk seorang menjadi cerewet. Mereka merasa tidak enak dan anak-anak mereka pun nampaknya bersikap tidak baik. Mereka tidak bisa berbicara dengan tenang kepada anak-anak. Mereka tidak bisa bertindak dengan tenang di rumah tanpa anugerah khusus. Semua orang di sekitar mereka terpengaruh dengan penyakit mereka sendiri. Semua orang telah menderita akibat kesalahan mereka. Mereka menghamparkan bayangan gelap. Sekarang bukankah kebiasaanmu dalam hal makan dan minum mempengaruhi orang lain? Tentu saja ya. Maka kamu harus berhati-hati memelihara dirimu agar tetap sehat dalam kondisi puncak agar kamu dapat melayani Allah dengan sempurna dan kamu dapat melakukan tugas untuk masyarakat dan keluarga. MMD 131.5
Reformator kesehatan juga dapat berbuat kesalahan dalam hal kuantitas makanan. Mereka memakan makanan berkualitas yang me-nyehatkan tetapi dengan cara yang tidak sederhana. MMD 132.1
221. Tuhan telah memberitahukan pada saya bahwa secara umum kita mengisi perut dengan makanan yang terlalu banyak. Banyak orang tidak merasa nyaman karena makan terlalu banyak, dan akhirnya me-reka jatuh sakit. Tuhan tidak membawa hukuman ini kepada mereka. Mereka mengundangnya sendiri. Allah menginginkan agar mereka menyadari bahwa rasa sakit adalah akibat pelanggaran. MMD 132.2
Banyak orang makan terlalu cepat. Yang lain memakan makanan yang tidak cocok. Sekiranya mereka mau mengingat betapa banyak kali mereka menyiksa diri pada waktu menyiksa perut, dan betapa dalam Kristus dihina apabila perut itu disalahgunakan, maka mereka akan berani menyangkal diri dengan memberikan kesempatan pada perut untuk memulihkan kesehatannya. Sementara duduk mengelilingi meja makan, kita dapat melakukan pekerjaan penginjilan oleh makan dan minum demi kemuliaan Allah. MMD 132.3
Mengantuk Sewaktu Acara Kebaktian
222. Apabila kita makan melewati batas kita berdosa terhadap tu-buh kita sendiri. Pada hari Sabat, di dalam rumah Allah, orang yang gelojoh akan duduk dan tertidur sementara kebenaran Allah dikuman-dangkan. Mereka tidak bisa membuka matanya karena mengantuk. Mereka tidak dapat memahami khotbah yang diberikan. Apakah kamu pikir orang seperti ini memuliakan Allah melalui tubuh dan rohnya yang adalah milik Tuhan? Tidak, mereka tidak menghormati-Nya dan orang yang kejang perut, apakah sebabnya dia mengalami kejang perut? Karena hal itu yang sedang dilakukan, gantinya menganut keteraturan, dia telah membiarkan selera menguasai dirinya sehingga mau makan di antara waktu makan. Kalau kebiasaannya adalah kebanyakan duduk, dia tidak mendapat udara surga yang menguatkan untuk membantu pekerjaan pencernaan; boleh jadi dia tidak cukup melakukan gerak badan demi kesehatannya. MMD 132.4
223. Janganlah kita menyediakan makanan yang lebih banyak pada hari Sabat atau ragam makanan yang lebih banyak dibanding hari-hari biasa. Gantinya, makanan haruslah lebih sederhana, lebih sedikit dima-kan, supaya pikiran lebih jernih dan kuat untuk memahami perkara-perkara rohani. Gangguan pada perut berarti gangguan pada otak. Kata-kata yang paling indah boleh jadi didengar tetapi tidak dihargai, karena pikiran itu kacau oleh cara makan yang tidak benar. Jikalau makan ter-lalu banyak pada hari Sabat, banyak orang bertindak lebih banyak tetapi berpikir lebih sedikit, sehingga mereka tidak layak menerima keuntungan dari kesempatan yang mulia itu. MMD 133.1
(Mengantuk waktu acara hari Sabat — 93). MMD 133.2
(Kesederhanaan makanan memberikan kekuatan mental dan moral — 85, 117, 206). MMD 133.3
(Pengaruh terlalu banyak makan atas kerohanian — 56, 57, 59, 251). MMD 133.4
(Pengaruh terlalu banyak makan atas pikiran — 74). MMD 133.5
(Terlalu banyak makan di perkemahan — 57, 124). MMD 133.6
(Praktik bunuh diri — 202). MMD 133.7
(Makanan cuci mulut satu penggodaan untuk kebiasaan makan terlalu banyak — 538, 547, 550). MMD 133.8
(Sumber malapetaka siding — 65) MMD 134.1
(Kegelojohan satu dosa yang merajalela zaman ini — 35). MMD 134.2
(Kebiasaan makan terlalu banyak menuntun kepada pembusukan — 244) MMD 134.3
(Memelihara hati nurani yang bersih — 263) MMD 134.4
(Hal tidak bertarak dan kebiasaan makan terlalu banyak dianjurkan oleh para ibu — 351, 354). MMD 134.5
Penyebab Lupa
224. Tuhan telah memberi terang kepadamu tentang masalah bertarak dalam segala hal. Engkau tidak bertarak dalam hal kebiasaan makan. Seringkali engkau mengisi perutmu dengan makanan yang dua kali lebih banyak daripada yang diperlukan tubuh. Makanan ini membusuk; napasmu bau busuk; terjadi kesulitan karena peradangan yang buruk; perutmu kerja lembur, tenaga dikerahkan dari otak ke pe-rut untuk menggiling bahan makanan yang kamu telah masukkan ke dalam perut. Dalam hal ini, kamu telah menunjukkan kurang belas kasihan kepada dirimu sendiri. Engkau seorang yang rakus di meja makan. Inilah sebab utama mengapa engkau menjadi pelupa dan kehilangan ingatan. Engkau mengatakan sesuatu yang saya tahu engkau sudah katakan, kemudian engkau memutarnya dan mengatakan sesuatu yang sama sekali berbeda. Saya mengetahui hal ini, tetapi ingatlah bahwa itu adalah akibat kebiasaan terlalu banyak makan. Apa gunanya hal ini dibicarakan, itu tidak akan menyembuhkan kejahatan. MMD 134.6
Nasihat kepada Pendeta dan Pekerja yang Kebanyakan Duduk
225. Kebiasaan makan terlalu banyak berbahaya khususnya bagi mereka yang berwatak lamban. Orang seperti ini harus makan sedikit dan gerak badan lebih banyak. Ada yang memiliki kecakapan istimewa yang alamiah, tanpa latihan pengendalian diri dalam hal pengendalian selera, mereka tidak dapat melaksanakan setengah dari yang seharusnya dapat dilaksanakan. Banyak penulis dan ahli pidato gagal dalam hal ini. Setelah makan dengan sepuasnya, mereka bekerja dengan duduk-duduk sambil membaca, belajar atau menulis dengan tidak meng-gunakan waktu untuk gerak badan. Sebagai akibatnya, aliran pikiran dan kelancaran kata-kata terpaksa terganggu. Mereka tidak dapat ber-bicara atau menulis secara efisien untuk menjamah hati pembaca atau pendengar. Usaha mereka lemah dan tidak berhasil. MMD 134.7
Mereka yang memegang tanggung jawab penting, di atas segala sesuatu, para wali perkara-perkara rohani, seharusnyalah adalah orangorang yang mempunyai naluri yang tajam dan pikiran yang cerdas. Yang paling penting, mereka perlu bertarak dalam hal makanan. Makanan yang mewah yang seharusnya tidak mendapat tempat di atas meja makan mereka. MMD 135.1
Setiap hari, orang-orang yang memegang posisi kepercayaan membuat keputusan penting. Seringkali mereka harus berpikir cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan baik hanya oleh mereka yang mempraktikkan pertarakan yang ketat. Pikiran dikuatkan oleh pemeliharaan kuasa tubuh dan mental dengan cara yang benar. Jikalau pikirannya tidak terlalu tegang, kekuatan baru datang pada setiap kali diperlukan. Tetapi seringkali pekerjaan dari mereka yang mempunyai perencanaan penting yang harus diperhatikan dan membuat keputusan yang penting dipengaruhi hal-hal yang jahat akibat makanan yang tidak teratur. Perut yang kacau akan menghasilkan keadaan pikiran yang kacau pula dan tidak berketentuan. Seringkali muncul gangguan, kekasaran dan ketidak-adilan. Banyak rencana yang seharusnya menjadi berkat kepada dunia ini telah disisihkan. Banyak patokan yang tidak adil, bersifat menekan bahkan kejam yang ditetapkan. Inilah akibat keadaan pikiran yang sakit karena kebiasaan makan yang salah. MMD 135.2
Di sini ada anjuran bagi mereka yang bekerja memeras otak dan kebanyakan duduk: Biarlah mereka yang mempunyai cukup keberanian moral dan pengendalian diri mencobanya. Setiap kali makan, ambillah makanan sederhana yang terdiri dari dua atau tiga macam. Makanlah secukupnya hanya untuk memuaskan rasa lapar. Adakanlah gerak badan setiap hari dan saksikanlah apakah engkau tidak mendapat manfaat. MMD 135.3
Orang-orang kuat yang bekerja keras secara fisik tidak dipaksa supaya berhati-hati dengan kuantitas atau kualitas makanan seperti mereka yang kebanyakan duduk. Tetapi jauh lebih bagus apabila mereka mengendalikan diri dalam hal makan dan minum untuk memperoleh kesehatan yang lebih baik. MMD 136.1
Beberapa orang menginginkan satu peraturan yang tepat untuk mengatur makanan mereka. Mereka makan terlalu banyak tetapi ke-mudian menyesalinya. Dengan demikian mereka senantiasa memikirkan apa yang mereka makan dan apa yang mereka minum. Bukanlah demikian seharusnya. Seorang tidak dapat membuat peraturan yang tepat untuk orang lain. Setiap orang harus melatih pertimbangan sehat dan pengendalian diri, mereka juga harus bertindak menuruti prinsip. MMD 136.2
(Terlambat makan malam sangat berbahaya — 270) MMD 136.3
Ketidaksanggupan Mencerna dan Rapat Dinas
226. Seringkali orang makan lebih banyak makanan yang sukar dicerna karena meja makan melimpah ruah. Perut yang terlalu banyak beban, tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik. Akibatnya ialah perasaan yang kacau dan otak yang tumpul, sehingga pikiran tidak dapat bekerja dengan cepat. Gangguan pencernaan terjadi karena perpaduan makanan yang tidak serasi. Terjadilah fermentasi, darah dicemarkan dan pikiran dikacaukan. MMD 136.4
Kebiasaan makan terlalu banyak atau makan terlalu banyak ra-gam makanan sekaligus itu seringkali menyebabkan sakit kejang perut. Lalu alat pencernaan mengalami luka yang serius. Perut memprotes dengan percuma. Perut itu mengajak otak untuk mempertimbangkan masalah sebab-akibat. Kelebihan jumlah makanan yang diambil atau perpaduan makanan yang tidak serasi keduanya akan merusak. Percuma tanda diberikan sebagai amaran jauh-jauh sebelumnya. Akibatnya adalah penderitaan dan kemudian menyusul penyakit. MMD 136.5
Orang boleh bertanya: apakah hubungannya ini dengan rapat dinas? Hubungannya sangat erat. Akibat dari kebiasaan cara makan yang salah terbawa ke rapat dinas. Otak itu dipengaruhi oleh kondisi perut. Perut yang tidak teratur menghasilkan keadaan pikiran yang tidak ter-atur pula dan tidak menentu. Perut yang sudah sakit mengakibatkan kondisi otak yang sakit. Hal ini sering membuat seseorang mengung-kapkan opini yang salah dan bersifat menentang. Kebijaksanaan orang seperti itu bagi Allah adalah kebodohan. Saya menghadapkan hal ini sebagai satu sebab dari situasi banyaknya rapat dinas dan pertemuan, di mana berbagai masalah perlu dipertimbangkan dengan saksama, namun tidak terlalu diperhatikan sehingga keputusan diambil dengan tergesa-gesa. Seringkali terjadi apabila diperlukan ketegasan dalam satu hal, anggota rapat memutuskan hal-hal yang negatif sehingga suasana berubah sama sekali dalam rapat itu. Segala akibat seperti ini telah berulang-ulang ditunjukkan kepada saya. MMD 136.6
Saya menghadapkan masalah ini sekarang karena saya mendapat instruksi untuk mengatakannya kepada saudara-saudaraku di bagian penggembalaan. Kalau tidak bertarak dalam hal makanan, engkau me-nempatkan dirimu tidak layak untuk melihat dengan jelas perbedaan antara api yang suci dan api yang biasa. Dengan perlakuan ini engkau juga menyatakan bahwa dirimu adalah seorang yang tidak menghargai amaran yang telah diberikan Tuhan kepadamu. Firman-Nya mengata-kan kepadamu begini: “Siapakah di antara kamu yang takut akan Tuhan dan mendengar suara hamba-Nya, yang berjalan di dalam kegelapan karena tidak mendapat terang? Biarlah dia percaya di dalam nama Tuhan dan bergantung pada Aliahnya.” ... Apakah kita tidak mendekati Tuhan, agar Dia menyelamatkan kita dari semua masalah tidak bertarak dalam hal makan dan minum, dari semua nafsu daging yang tidak suci dan dari semua kejahatan. Apakah kita tidak merendahkan diri di hadapan Allah sambil menyisihkan semua yang merusak tubuh dan roh, agar dalam takut akan Tuhan kita dapat menyempurnakan kesucian tabiat? MMD 137.1
Tidak Ada Rekomendasi Reformasi Kesehatan
227. Para pendeta kita tidak cukup memperhatikan kebiasaan me-reka dalam hal makanan. Mereka makan terlalu banyak makanan dan terlalu banyak ragam makanan sekaligus. Sebagian adalah reformator tetapi hanya dalam nama. Mereka tidak mempunyai peraturan untuk mengatur makanan, tetapi memanjakan selera dan memakan buahbuahan dan kacang-kacangan di antara jam makan, dengan demikian mereka menempatkan beban yang terlalu berat di atas alat pencernaan. Sebagian makan tiga kali sehari sedangkan dua kali makan sehari lebih menunjang kesehatan fisik dan rohani. Jikalau hukum yang Allah telah buat dipakai untuk menguasai tubuh itu dirusak, maka hukumannya pasti menyusul. MMD 137.2
Oleh karena manusia kurang bijaksana dalam hal makanan maka sebagian orang mengalami saraf yang setengah lumpuh, dengan demi-kian mereka mengantuk dan bermalas-malasan. Para pendeta yang ber-muka pucat ini karena mereka menderita akibat pemanjaan selera sendiri tidak memberikan rekomendasi reformasi kesehatan. Apabila seorang bekerja terlalu keras lebih baik dia tidak makan satu kali untuk memberi kesempatan kepada alam membetulkan dirinya. Para pekerja kita dapat melakukan lebih banyak melalui teladan untuk memajukan reformasi kesehatan daripada mengkhotbahkannya. Apabila sahabat mereka dengan sengaja menyediakan makanan bagi mereka, biasanya mereka tergoda untuk melanggar prinsip. Tetapi dengan menolak makanan mewah, makanan lezat-lezat, teh dan kopi, mereka akan membuktikan diri sebagai reformator kesehatan yang praktis. Sebagian sedang menderita akibat dari pelanggaran hukum kehidupan sehingga meninggalkan noda dalam pekerjaan reformasi kesehatan. MMD 138.1
Pemanjaan yang berlebih-lebihan dalam hal, makan minum, tidur, atau memandang sesuatu itu adalah dosa. Semua tindakan kuasa tubuh dan pikiran yang sehat dan harmonis akan membawa kebahagiaan. Lebih murni dan lebih tinggi kuasa itu, lebih murni dan lebih besar kebahagiaan. MMD 138.2
Menggali Kuburan dengan Gigi
228. Banyak di antara gembala kita gagal mengadakan gerak badan yang cukup serta memanjakan selera dengan makan terlalu banyak, itulah sebabnya mengapa mereka mengeluh karena sakit. Mereka tidak memahami bahwa cara yang demikian membahayakan tubuh yang pa-ling tangguh sekalipun. Mereka yang berperangai lamban seperti ini, harus makan lebih sedikit dan jangan takut gerak badan. Banyak di an-tara gembala kita menggali kuburannya dengan gigi mereka sendiri. Dengan demikian beban ditempatkan di atas alat pencernaan sehingga alat itu menderita, dan otak mendapat siksaan yang berat. Bagi setiap pelanggaran hukum kesehatan, pelanggar itu harus menerima hukumannya dalam tubuhnya sendiri. MMD 139.1