Membina Kehidupan Abadi
Membina Kehidupan Abadi
Daftar Isi
Pasal 1—Mengajar dalam Perumpamaan
Dalam ajaran perumpamaan Kristus prinsip yang sama tampak sebagaimana di dalam tugas-Nya sendiri ke dunia ini. Supaaya kita dapat mengenal tabiat Ilahi dan kehidupan-Nya, Kristus menjelma menjadi manusia, dan tinggal di antara kita. Yang Ilahi dinyatakan dalam kemanusiaan; kemuliaan yang tidak kelihatan dinyatakan dalam bentuk manusia yang kelihatan. Manusia dapat mempelajari perkara-perkara yang tidak diketahui dari perkara-perkara yang diketahui, perkara-perkara surga telah dinyatakan melalui benda-benda dunia; Allah ditunjukkan dalam wujud manusia. Demikian pula dalam ajaran Kristus; hal-hal yang ti- dak diketahui dilukiskan oleh hal-hal yang diketahui; kebenaran-kebenaran Ilahi digambarkan oleh perkara-perkara dunia yang dikenal baik oleh kebanyakan orang. MKA 11.1
Kitab Suci mengatakan, “ Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan . . . supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: ‘ Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan. ' “ 1 Benda-benda yang di alam adalah perantara untuk perkara-perkara rohani; benda-benda alam dan pengalaman hidup para pendengar-Nya dihubungkan dengan kebenaran-kebenaran firman yang tertulis itu. Jadi bertolak dari alam kepada kerajaan rohani, perumpamaan-perumpamaan Kristus adalah mata rantai dalam rantai kebenaran yang mempersatukan manusia dengan Allah dan bumi dengan surga. MKA 12.1
Dengan menggunakan alam dalam pengajaran-Nya, Kristus berbicara mengenai perkara-perkara yang telah dijadikan-Nya dengan tangan-Nya sendiri dan mempunyai mutu serta kuasa yang telah ditanamkan-Nya sendiri. Dalam kesempurnaannya yang asli, segala sesuatu yang telah diciptakan merupakan suatu pernyataan pikiran Allah. Bagi Adam dan Hawa di tempat tinggalnya, di Taman Eden, alam penuh dengan pengetahuan mengenai Allah, penuh dengan pengajaran Ilahi. Hikmat berbicara kepada mata dan masuk ke dalam hati; karena ia berbicara dengan Allah di dalam pekerjaan penciptaan-Nya. Segera setelah pasangan yang kudus itu melanggar hukum Yang Mahatinggi, cahaya terang kemuliaan wajah Allah lenyap dari wajah alam ini. Bumi sekarang dirusakkan dan dinodai dosa. Namun demikian, walau dalam keadaan yang terkutuk ini, masih banyak perkara-perkara yang elok tertinggal. Pelajaran-pelajaran Allah yang praktis tidak dihapuskan; bila dipahami dengan benar, alam berbicara tentang Penciptanya. MKA 12.2
Pada zaman Kristus pelajaran-pelajaran ini telah kehilangan makna. Manusia telah hampir-hampir tidak dapat melihat Allah dalam pekerjaan-Nya. Keadaan dosa umat manusia telah menyelubungi wajah ciptaan yang indah dan gantinya menunjuk kepada Allah, pekerjaanpekerjaan-Nya menjadi sebuah perintang yang menutupi Dia. Manusia “memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya.” Orang kafir “menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.” 2 Begitulah di Israel, ajaran manusia telah menggantikan ajaran Allah. Tidak saja mengenai alam, tetapi upacara pengorbanan dan Kitab Suci itu sendiri— semuanya diberikan untuk menyatakan Allah—dibuat begitu menyimpang sehingga ia menjadi alat yang menutupi Dia. MKA 12.3
Kristus berusaha untuk menyingkirkan hal-hal yang mengaburkan kebenaran. Tirai yang dibentangkan dosa di atas wajah alam, dibuka-Nya ketika Ia datang, memperlihatkan kemuliaan rohani yang dipantulkan oleh segala sesuatu yang dijadikan. Perkataan-Nya menempatkan pengajaran tentang alam seperti halnya pengajaran Kitab Suci dalam sebuah aspek yang baru dan menjadikannya suatu kenyataan yang baru. MKA 13.1
Yesus memetik bunga bakung yang elok dan menempatkannya di tangan anak-anak dan orang muda; dan manakala mereka memandang kepada kemudaan wajah-Nya sendiri, segar dengan sinar matahari air muka Bapa-Nya, Ia memberikan pelajaran, “Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.” Kemudian menyusul jaminan yang membesarkan hati dan pelajaran yang penting, “Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai kamu orang yang kurang percaya?” MKA 13.2
Dalam khotbah di atas bukit kata-kata ini diucapkan kepada orang lain di samping kepada anak-anak dan orang muda. Perkataan itu diucapkan kepada orang banyak, yang di dalamnya termasuk laki-laki dan perempuan yang penuh kekhawatiran dan kebingungan dan kekecewaan serta kesusahan. Yesus melanjutkan: “Sebab itu janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.” Kemudian Ia merentangkan tangan-Nya kepada orang banyak yang ada di sekeliling, kata-Nya, “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. ” 3 MKA 13.3
Demikianlah Kristus menerangkan pekabaran yang telah diberikanNya sendiri dengan bunga bakung dan rumput-rumput di ladang. Ia ingin agar kita membaca pekabaran itu dalam tiap-tiap bunga bakung dan setiap batang rumput. Perkataan-Nya penuh jaminan dan mengukuhkan iman kepada Allah. MKA 13.4
Begitu luas pandangan Kristus mengenai kebenaran, begitu luas pengajaran-Nya, sehingga setiap fase alam itu digunakan untuk melukiskan kebenaran. Pemandangan yang sehari-hari dapat dilihat semuanya dihubungkan dengan sesuatu kebenaran rohani, sehingga demikianlah alam diselubungi dengan perumpamaan-perumpamaan Guru itu. MKA 13.5
Dalam awal mula pekerjaan-Nya, Kristus telah berbicara kepada orang banyak dengan bahasa yang amat jelas sehingga semua pendengar-Nya dapat memahami kebenaran-kebenaran yang akan membuat mereka mengetahui keselamatan. Banyak orang yang mendengar kebenaran itu, tetapi tidak berakar dalam hati sehingga mudah tercabut. “Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka,” katanya: “karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.... Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup.” 4 MKA 14.1
Yesus ingin membangkitkan perasaan ingin tahu. Ia berusaha membangunkan orang sembrono dan mengingatkan kebenaran dalam hatinya. Ajaran melalui perumpamaan adalah populer dan mendapat hormat dan perhatian, bukan saja dari orang Yahudi tetapi juga dari bangsa-bangsa yang lain pula. Tidak ada lagi cara mengajar yang lebih berhasil dari itu yang dapat digunakan-Mya. Jika para pendengar-Nya ingin mengetahui perkara-perkara Ilahi, mereka dapat mengerti perkataan-Nya; sebab Ia selalu bersedia menerangkannya kepada penyelidik yang jujur. MKA 14.2
Lagi pula, Kristus mempunyai kebenaran untuk dikemukakan kepada mana orang tidak bersedia menerimanya, bahkan memahaminya. Itulah sebabnya Ia mengajar mereka melalui perumpamaan. Dengan menghubungkan ajaran-Nya kepada peristiwa-peristiwa kehidupan, pengalaman atau alam, Ia menarik perhatian mereka dan menaruh kesan dalam hati mereka. Sesudah itu, bila mereka memandang kepada benda-benda yang melukiskan pelajaran-pelajaran-Nya, mereka mengingat perkataan Guru Ilahi itu. Bagi pikiran yang dibukakan terhadap Roh Kudus, makna yang mendalam dari pengajaran Juruselamat makin lama makin terbuka. Rahasia-rahasia bertambah terang dan apa yang sulit dipahami menjadi jelas. MKA 14.3
Yesus berusaha mencari jalan masuk kepada setiap hati. Dengan menggunakan bermacam-macam perumpamaan, Ia tidak saja memper-sembahkan kebenaran pada tahapan-tahapan yang berbeda, tetapi me-nyampaikan seruan kepada para pendengar yang berbeda-beda. Minat mereka timbul melalui kisah-kisah yang diambil dari seputar kehidupan sehari-hari mereka. Tidak seorang pun yang mendengar kepada Juruselamat dapat merasa bahwa mereka dilalaikan atau dilupakan. Orang yang paling hina, paling berdosa, mendengar dalam ajaran-Nya suara yang berbicara kepada mereka dengan perasaan simpati dan kelemahlembutan. MKA 14.4
Dan Dia mempunyai alasan yang lain untuk mengajar dalam perumpamaan. Di antara orang banyak yang berkerumun di sekeliling-Nya, terdapat para imam, para rabi, orang Saduki serta tua-tua, Herodian dan penghulu-penghulu, orang yang cinta dunia, orang yang gila kedudukan, orang yang penuh ambisi, dan di atas segala-galanya itu terdapat pula orang-orang yang mencari-cari tuduhan yang dapat dilontarkan kepadaNya. Mata-mata mereka mengikuti langkah-langkah-Nya dari hari ke hari, untuk menangkap dari bibir-Nya sesuatu yang dapat dijadikan alasan untuk mendakwa-Nya dan membungkamkan selama-lamanya Oknum yang tampaknya menarik dunia kepada-Nya. Juruselamat me-ngerti tabiat orang-orang itu dan Ia mempersembahkan kebenaran dalam cara yang sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat memperoleh sesuatu untuk mengajukan Dia ke hadapan Sanhedrin. Dalam perumpamaan Ia mencela kemunafikan dan perbuatan jahat orang yang menempati kedudukan yang tinggi dan di dalam bahasa kiasan membungkus kebenaran yang begitu tajam sehingga kalau itu diucapkan dengan teguran langsung, mereka tidak akan mendengarkan perkataan-Nya dan segera mengakhiri pekerjaan-Nya. Tetapi sementara Ia menghindari mata-mata itu, Ia menjadikan kebenaran itu amat jelas sehingga kesalahan ditunjukkan dan orang yang jujur hatinya beroleh manfaat dari pelajaranpelajaran-Nya. Hikmat Ilahi, karunia yang tak terbatas, dijadikan jelas melalui benda-benda ciptaan Allah. Dengan perantaraan alam dan pengalaman hidup, manusia diajarkan mengenai Allah. “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. ” 5 MKA 15.1
Dalam ajaran perumpamaan Juruselamat terdapat suatu petunjuk mengenai apa yang mencakup “pendidikan tinggi” yang benar. Kristus dapat memaparkan di hadapan manusia kebenaran-kebenaran yang dalam dari ilmu pengetahuan. Ia dapat membuka rahasia-rahasia yang memerlukan usaha dan penelitian berabad-abad untuk menembusinya. Ia dapat memberikan anjuran-anjuran dalam bidang-bidang ilmiah yang dapat memberikan bahan pemikiran serta rangsangan untuk sesuatu penemuan sampai kepada akhir zaman. Tetapi Ia tidak melakukan hal itu. Ia tidak mengatakan apa-apa untuk memuaskan rasa ingin tahu atau memuaskan ambisi manusia dengan jalan membuka pintu-pintu kepada kebesaran duniawi. Dalam semua ajaran-Nya, Kristus membawa pikiran manusia berhubungan dengan Pikiran Ilahi. Ia tidak memimpin orang banyak itu untuk mempelajari teori manusia tentang Allah, tentang fir man-Nya atau tentang pekerjaan-Nya. Ia mengajar mereka untuk meman-dang Dia sebagaimana dinyatakan dalam pekerjaan-Nya, di dalam firman-Nya dan oleh pemeliharaan-Nya. MKA 15.2
Kristus tidak berteori abstrak, tetapi apa yang penting bagi perkembangan tabiat, yang akan memperbesar kemampuan manusia untuk mengenal Allah dan meningkatkan efisiensi untuk berbuat baik. Ia berbicara kepada manusia mengenai kebenaran-kebenaran itu, yang berhu-bungan dengan perangai hidup dan yang mencakup perkara-perkara yang kekal. MKA 16.1
Kristuslah yang mengarahkan pendidikan bangsa Israel. Mengenai hukum dan peraturan Tuhan berkata, “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.” 6 Dalam pengajaranNya sendiri, Yesus menunjukkan bagaimana perintah ini harus digenapi, menyatakan betapa mulia dan indahnya hukum-hukum dan azas-azas kerajaan Allah. Ketika Tuhan melatih Israel untuk menjadi perwakilanNya yang istimewa, diberikan-Nya tempat kediaman di tengah bukit dan lembah. Dalam kehidupan rumah tangganya dan kebaktian keagamaannya mereka senantiasa dibawa ke dalam hubungan yang tetap dengan alam dan dengan firman Allah. Demikianlah Kristus mengajar murid-muridNya di tepi danau, di lereng gunung, di ladang dan di bawah pepohonan, di mana mereka dapat melihat alam yang melaluinya Ia melukiskan ajaran-ajaran-Nya. Dan bilamana mereka belajar tentang Kristus mereka menggunakan pengetahuan-Nya dengan bekerja sama dengan Dia dalam pekerjaan-Nya. MKA 16.2
Oleh sebab itu melalui penciptaan kita harus mengenal Khalik itu. Buku alam adalah sebuah buku pelajaran yang besar, yang berhubungan dengan Kitab Suci yang harus kita gunakan untuk mengajar orang lain dari hal tabiat-Nya dan menuntun domba-domba yang hilang kembali kepada Allah. Manakala pekerjaan Allah dipelajari, Roh Kudus menyinarkan keyakinan ke dalam pikiran. Ini bukanlah keyakinan yang dihasilkan oleh pemikiran yang logis; tetapi kecuali pikiran telah menjadi terlalu gelap untuk mengenal Allah, mata terlalu kabur untuk melihat Dia, telinga terlalu tuli untuk mendengar suara-Nya, maka suatu arti yang lebih dalam dipahami dan kebenaran-kebenaran rohani yang luhur dari firman yang tertulis itu terkesan dalam hati. MKA 16.3
Dalam pelajaran-pelajaran yang langsung dari alam ini, ada kesederhanaan dan kemurnian yang menjadikannya bernilai teramat tinggi. Semua orang memerlukan pengajaran yang diambil dari sumber ini. Dalam pengajaran itu sendiri keindahan alam memimpin jiwa-jiwa jauh dari dosa dan penarikan-penarikan duniawi, dan condong kepada kemurnian, kedamaian, dan kepada Allah. Terlalu sering pikiran murid-murid dipenuhi dengan teori dan spekulasi manusia, yang dengan keliru disebut ilmu pengetahuan dan filsafat. Mereka harus dibawa ke dalam hubungan yang erat dengan alam. Biarkan mereka mempelajari bahwa penciptaan dan umat Allah mempunyai satu Allah. Biarkan mereka diajar untuk melihat persesuaian dari hal yang alamiah dan rohaniah. Hendaklah segala sesuatu yang dilihat oleh mata mereka atau dijamah oleh tangan mereka dijadikan satu pelajaran dalam pembangunan tabiat. Dengan demikian kekuatan pikiran akan diperkuat, tabiat dikembangkan, seluruh kehidupan dimuliakan. MKA 17.1
Maksud Kristus dalam ajaran perumpamaan ini ialah sesuai dengan tujuan Hari Perhentian. Allah memberikan kepada manusia peringatan dari hal kuasa penciptaan-Nya, agar mereka dapat melihat Dia dalam perbuatan tangan-Nya. Hari Perhentian meminta kita untuk memandang hasil ciptaan-Nya serta kemuliaan Khalik. Dan oleh sebab Ia ingin kita berbuat hal itu sehingga Yesus menghimpunkan pelajaran-pelajaran yang berharga ini dengan keelokan benda-benda alam. Pada hari perhentian kudus, di atas segala hari-hari yang lain, kita harus mempelajari pekabaran-pekabaran yang ditulis Allah bagi kita dalam alam. Kita harus mempelajari perumpamaan Juruselamat di mana Ia mengucapkannya, di ladang dan di bawah pepohonan, di bawah langit yang terbuka, di atas rumput dan di tengah bunga-bunga. Kehadiran-Nya adalah nyata di hadapan kita dan berbicara ke dalam hati kita tentang damai sejahtera dan kasih-Nya. MKA 17.2
Dan Kristus telah menghubungkan ajaran-Nya, tidak saja dengan hari perhentian, tetapi juga dengan pekan kerja. Ia mempunyai hikmat bagi orang yang membajak dan menabur benih. Dalam membajak dan menabur, menanam dan menuai hasil, Ia mengajarkan kepada kita untuk melihat suatu gambaran dari pekerjaan rahmat dalam hati. Demikianlah dalam setiap bidang pekerjaan yang bermanfaat dan setiap sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan, Ia ingin kita mendapatkan pelajaran dari kebenaran Ilahi. Maka pekerjaan kita sehari-hari tidak lagi menyerap perhatian kita dan membawa kita untuk melupakan Allah; ia akan terusmenerus mengingatkan kita dari hal Khalik dan Penebus. Pemikiran tentang Allah akan melintas seperti benang emas melalui segala ke- khawatiran rumah tangga dan pekerjaan kita. Bagi kita kemuliaan wajahNya sekali lagi akan menduduki wajah alam. Kita selalu akan belajaf pelajaran-pelajaran yang baru mengenai kebenaran semawi dan bertumbuh ke dalam peta kesucian-Nya. Demikianlah lata akan menjad murid Tuhan;” 7 dan di dalam tugas di mana kita telah dipanggil kita akan “tinggal di hadapan Allah.” 8 MKA 17.3