Membina Keluarga Bahagia

665/679

Sambutan ilahi kepada yang Telah Ditebus

Saya telah melihat sejumlah besar malaikat membawa dari kota itu mahkota yang mulia, untuk setiap orang saleh, dengan tertulis namanya di atasnya. Sementara Yesus memanggil agar mahkota dibawa kepadaNya, para malaikat menyerahkannya kepada-Nya, dan dengan tangan kanan-Nya sendiri Yesus yang pengasih itu meletakkan mahkota itu di atas kepala orang-orang saleh. Para malaikat yang memegang komando membunyikan suatu nada, dan kemudian setiap suara telah naik dalam ucapan syukur, pujian kegembiraan; dan dengan mahirnya memainkan tali-tali kecapi, berkumandang suara musik yang sangat merdu dengan nada yang sempurna. MKB 512.6

Kemudian saya melihat Yesus memimpin rombongan orang yang telah ditebus itu memasuki gerbang kota. Dia memegang pintu gerbang dan mengayunkan ke belakang berkelip gemerlapan di atas engsel-engselnya dan mengundang bangsa-bangsa yang telah memelihara kebenaran masuk ke dalam. Di dalam kota itu ada segala yang menyenangkan mata. Kemuliaan yane berkelimpahan mereka lihat di mana-mana. Kemudian Yesus memandang orang-orang saleh yang telah ditebus itu; wajah mereka berseri-seri dengan kemuliaan; dan sementara Dia memusatkan pan-dangan mata-Nya yang penuh kasih itu kepada mereka. Dia berkata, dengan suara yang bagaikan musik yang merdu. “Aku telah memandang hasil pergumulan jiwa-Ku, dan Aku merasa puas. Kemuliaan yang berlimpah ini adalah untuk kamu nikmati selamanya. Kesusahanmu telah berakhir. Tidak akan ada lagi kematian, maupun kesusahan dan tangisan, dan tidak akan ada lagi sakit penyakit.” Saya melihat orang-orang saleh yang ditebus menundukkan kepala dan meletakkan mahkota mereka yang berkilauan itu di atas kaki Yesus; dan kemudian, sementara tanganNya yang penuh kasih itu mengangkatnya, mereka memainkan kecapikecapi emas dan surga dipenuhi dengan musik dan nyanyian yang merdu yang diperuntukkan bagi Anak Domba.... MKB 513.1

Segala bahasa tidak akan sanggup menguraikan kemuliaan surga. Se-mentara pemandangan itu diangkat di hadapan saya, saya terbenam dalam lamunan yang menakjubkan. Pemandangan yang indah yang me-lebihi yang lain dan sempuma kemuliaan itu diangkat dan hadapanku, saya meletakkan penaku dan berseru, “Oh, alangkah indahnya kasih yang mengagumkan itu!” Bahasa yang tertinggi mana pun akan gagal untuk menerangkan kemuliaan surga atau betapa dalamnya kasih Juruselamat tidak ada bandingannya. 17 MKB 513.2