Kisah Para Rasul

36/59

Bab 35— Keselamatan bagi Orang Yahudi

Setelah mengalami penundaan yang tak dapat dihindari, akhimya Pau-lus tiba di Korintus, suatu tempat yang mencemaskan dalam peker-jaan di waktu lampau, dan untuk suatu waktu tempat itu menjadi sasaran yang sangat mengkhawatirkan. Ia dapati bahwa banyak orang percaya yang mula-mula masih tetap menghormati dia dengan kasih sebagai se-orang yang mula-mula membawa terang Injil kepada mereka. Sementara ia menghormati murid-murid itu dan melihat bukti kesetiaan serta sema-ngat mereka ia bersuka sebab pekerjaannya di Korintus tidaklah sia-sia. KR 313.1

Orang-orang percaya di Korintus, sangat susah sekali jika kehilangan pandangan atas panggilan mereka di dalam Yesus, telah menumbuhkan tabiat Kristen yang kuat. Ucapan dan tindakan mereka menunjukkan kuasa yang mengubahkan dari rahmat Allah, dan sekarang mereka menjadi suatu kekuatan di pusat kekafiran dan ketakhyulan itu. Dalam masyarakat yang berasal dari saudara-saudaranya yang kekasih dan orang-orang bertobat yang setia, roh kesusahan dan kelelahan rasul itu memperoleh perhentian. KR 313.2

Selama ia tinggal beberapa waktu di Korintus, Paulus berkesempatan untuk mencari ladang-ladang pelayanan yang baru dan lebih luas. Perjalanan ke Roma yang terutama direnung-renungkan memenuhi pikirannya. Untuk melihat didirikannya iman Kristen yang teguh di pusat dunia yang besar dan terkenal itu adalah merupakan salah satu dari harapanharapan dan rencana-rencana yang dikasihi dan dihargai. Sidang telah didirikan di Roma, dan rasul itu rindu untuk bisa bekerja sama dengan umat percaya di sana dalam pekerjaan yang dilaksanakan di Italia dan di banyak negara lain. Untuk menyediakan jalan bagi pekerja-pekerja di antara saudara-saudara, banyak di antara mereka yang masih asing kepadanya, ia mengirimkan surat kepada mereka mengumumkan maksud dan pengharapannya untuk mengunjungi Roma dan menanamkan standar salib di Spanyol. KR 313.3

Dalam surat kirimannya kepada orang-orang Roma, Paulus menge-mukakan prinsip-prinsip Injil yang agung itu. la menyatakan kedudukannya atas pertanyaan-pertanyaan yang menghasut kaum Yahudi dan gereja kafir, serta menunjukkan bahwa pengharapan dan janji-janji yang dikhususkan kepada bangsa Yahudi kini diberikan juga kepada orangorang kafir. KR 314.1

Dengan jelas dan penuh kuasa yang besar rasul itu mengemukakan doktrin pembenaran oleh iman di dalam Yesus Kristus, la berharap bahwa gereja-gereja yang lain pun dapat ditolong oleh petunjuk yang disampaikan kepada orang-orang Kristen di Roma; tetapi alangkah samarnya ia lihat jangkauan pengaruh kata-katanya! Sepanjang segala zaman kebenaran agung tentang pembenaran oleh iman telah berdiri bagaikan mercusuar yang besar guna menuntun orang-orang berdosa yang telah bertobat kepada jalan kehidupan. Terang inilah yang telah menghancurkan kegelapan yang menyelubungi pikiran Luther, dan menyatakan kepadanya kuasa darah Kristus untuk suci dari dosa. Terang yang sama pula telah menuntun beribu-ribu jiwa yang dibebani dosa kepada Sumber pengampunan dan kedamaian sejati. Karena surat kiriman kepada Sidang di Roma itu, cukup beralasan jika setiap orang Kristen berterima kasih kepada Allah. KR 314.2

Dalam surat ini Paulus mengungkapkan secara terbuka tentang bebannya sebagai wakil bangsa Yahudi. Semenjak pertobatannya, ia rindu menolong saudara-saudaranya kaum Yahudi untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang kabar Injil itu. “Kerinduan hatiku dan doaku kepada Allah adalah,” “agar mereka selamat,” ia katakan. KR 314.3

Hal itu bukanlah suatu kerinduan biasa yang dirasakan rasul itu. Secara terus-menerus ia sedang memohon kepada Allah untuk bekerja demi kepentingan orang-orang Israel yang telah gagal memperkenalkan Yesus orang Nazaret sebagai Mesias yang dijanjikan itu. “Aku mengatakan ke-benaran di dalam Yesus Kristus,” ia meyakinkan umat percaya di Roma, “suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji. Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.” KR 315.1

Bangsa Yahudi adalah umat pilihan Allah, melalui siapa Ia bermaksud untuk memberkati seluruh bangsa. Dari antara mereka Allah telah meng-angkat nabi-nabi. Nabi-nabi itu telah meramalkan kedatangan seorang Penebus yang ditolak dan dibunuh oleh mereka yang seharusnya lebih dulu mengakui Dia sebagai Yang Dijanjikan. KR 315.2

Nabi Yesaya memandang berabad-abad lampau dan menyaksikan penolakan satu nabi kepada nabi yang lain, dan akhirnya kepada Anak Allah, diinspirasikan untuk menulis sehubungan penerimaan Penebus itu oleh orang-orang yang sebelumnya tidak pernah dihitung sebagai anakanak Israel. Menunjuk kepada nubuatan ini, Paulus menyatakan: “Dan dengan berani Yesaya mengatakan: Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku. Tetapi tentang Israel itu berkata: Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah.” KR 315.3

Meskipun orang Israel menolak Anak-Nya, Allah tidak menolak mereka. Dengarlah sebagaimana Paulus ungkapkan argumentasinya itu: “Maka aku bertanya: Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak menolak umat-Nya yang dipilih-Nya. Ataukah kamu tidak tahu, apa yang dikatakan Alkitab tentang Elia, waktu ia mengadukan Israel kepada Allah: Tuhan, nabi-nabi-Mu telah mereka bunuh, mezbah-mezbah-Mu telah mereka runtuhkan: hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku. Tetapi bagaimanakah firman Allah kepadanya? Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku yang tidak pernah sujud menyembah Baal. Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia.” KR 315.4

Israel terantuk dan jatuh, tetapi hal ini memungkinkan mereka bangkit kembali. Sebagai jawab atas pertanyaan: “Adakah mereka terserandung dan harus jatuh?” rasul itu menjawab: “Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa Kafir, supaya membuat mereka cemburu. Sebab jika pelanggaran merekaberarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempumaan mereka. Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka. Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain daripada hidup dari antara orang mati?” KR 316.1

Adalah maksud Allah agar rahmat-Nya harus dinyatakan di antara bangsa-bangsa Kafir sama seperti di antara orang-orang Israel. Dengan jelas telah digariskan dalam nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama. Rasul itu menggunakan sebagian dari nubuatan itu sebagai argumentasi atau alasannya. “Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya,” ia bertanya, “untuk membuat gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai untuk tujuan yang biasa? Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menunjukkan kuasa-Nya, Allah telah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan, justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya, yaitu kita, telah dipanggil-Nya bukan dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa, seperti yang telah difirmankan-Nya, juga dalam kitab nabi Hosea: Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih: kekasih. Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka. Kamu ini bukanlah umat-Ku, di sana akan dikatakan kepada mereka: Anak-anak Allah yang hidup.” Lihat Hosea 1:10. KR 316.2

Meskipun kegagalan Israel sebagai suatu bangsa, namun masih tinggal di antara mereka suatu umat yang sisa seperti itu yang akan diselamatkan. Pada waktu kedatangan Juruselamat itu ada pria dan wanita yang setia yang telah menerima dengan suka hati pekabaran Yohanes Pembaptis, dan dengan demikian telah dituntun untuk mempelajari kembali nubuatan mengenai Mesias. Bila gereja Kristen yang mula-mula didirikan, itu telah disusun dari antara orang-orang Yahudi yang setia yang mengetahui Yesus orang Nazaret sebagai seorang yang kedatangan-Nya telah lama dinanti-nantikan. Umat yang sisa inilah yang dimaksudkan ketika ia menulis, “Jika roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, maka cabang-cabang juga kudus.” KR 317.1

Paulus menyamakan umat yang sisa di antara bangsa Israel dengan pohon Zaitun yang mulia, beberapa cabang-cabangnya telah dikerat. Ia membandingkan orang-orang Kafir dengan cabang-cabang dari pohon zaitun liar, dicangkokkan kepada pokok zaitun sejati. “Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan,” ia menulis kepada orang-orang kafir yang percaya, “dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dari akar pohon yang penuh getah, janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jika kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu. Mungkin kamu akan berkata: ada cabangcabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas. Baiklah! Mereka dipatahkan sebab ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah! Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak menyayangkan kamu; Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahanNya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.” KR 317.2

Melalui ketidakpercayaan dan penolakan dari maksud Surga bagi Israel, mereka sebagai suatu bangsa telah kehilangan hubungannya dengan Allah. Tetapi cabang-cabang yang telah diasingkan dari pokok asli, Allah sanggup menyatukannya kembali dengan pokok Israel yang benar umat sisa yang tinggal benar kepada Allah moyang mereka. “Tetapi mereka pun,” rasul itu menyatakan tentang cabang-cabang yang patah ini, “akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali.” “Sebab jika kamu,” ia menulis kepada orang-orang kafir, “telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini yang menurut asal mereka akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri. Sebab, saudara-saudara, supaya jangan kamu menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” KR 317.3

“Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan daripada Yakub. Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka. Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. Sebab Allah tidak menyesali, kasih karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua. KR 318.1

O, alangkah dalam kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui jalan Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” KR 318.2

Dengan demikian Paulus menunjukkan bahwa Allah sanggup mengubah hati orang-orang Yahudi dan orang-orang Kafir, dan memberi jaminan kepada setiap orang percaya di dalam Yesus berkat-berkat yang dijanjikan kepada Israel. Ia mengulangi pernyataan Yesaya sehubungan dengan umat Allah: “Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. Sebab apa yang telah difir mankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas bum i, sempurna dan segera. Dan seperti yang dikatakan Yesaya sebelumnya: Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita keturunan, kita sudah menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora.” KR 318.3

Apabila tiba waktunya Yerusalem dibinasakan dan bait suci dihancurkan berkeping-keping, ribuan orang Yahudi akan diperdagangkan sebagai budak di negeri-negeri kafir. Mereka tersebar di antara bangsa-bangsa bagaikan kapal pecah di tepi pantai. Selama seribu delapan ratus tahun lamanya orang-orang Yahudi mengembara dari satu negeri ke negeri yang lain di seluruh muka bumi dan mereka tidak berhak untuk mengangkat martabat mereka kembali sebagai suatu bangsa. Difitnah, dibenci, dianiaya, mereka telah mewariskan penderitaan dari abad ke abad. KR 319.1

Meskipun nasib malang telah dijatuhkan kepada orang-orang Yahudi sebagai suatu bangsa pada saat mereka menolak Yesus orang Nazaret itu, namun dari abad ke abad ada juga pria dan wanita yang mulia, yang takut akan Allah, yang secara diam-diam hidup dalam penderitaan. Allah telah menghibur hati mereka dalam kesusahan dan telah memandang dengan penuh belas kasihan keadaan mereka yang mengerikan. Ia telah mendengar doa mereka yang sungguh-sungguh yang telah mencari Dia dengan segenap hati untuk pengertian yang benar akan sabda-Nya. Beberapa orang telah belajar untuk melihat dalam diri orang Nazaret yang hina itu, yang telah ditolak dan disalibkan oleh nenek moyang mereka, Mesias Israel yang benar itu. Sementara pikiran mereka mulai menangkap arti nubuatan-nubuatan yang terkenal itu yang begitu lama digelapkan oleh tradisi dan salah tafsir, hati mereka diisi oleh rasa syukur kepada Allah untuk pemberian-Nya yang tak terkatakan kepada setiap makhluk yang memilih untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi. KR 319.2

Golongan inilah yang dimaksudkan Yesaya dalam nubuatannya, “Hanya sisanya akan diselamatkan.” Dari zaman Paulus sampai kepada hari ini, Allah oleh Suci-Nya telah memanggil orang-orang Yahudi maupun orang-orang Kafir. “Sebab Allah tidak memandang bulu,” Paulus menyatakan. Rasul itu menganggap dirinya sendiri sebagai seorang yang “berutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang yang bukan Yunani,” sama seperti kepada orang Yahudi; tetapi ia tidak pernah kehilangan pandangan akan keuntungan yang nyata yang dimiliki oleh orang- orang Yahudi terhadap yang lain, “pertama-tama, karena kepada merekalah dipercayakan firman Allah.” “Injil,” ia katakan, “adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti yang tersurat: Orang benar akan hidup oleh iman. Oleh Injil Kristus inilah maka sama-sama beruntung baik kepada orang Yahudi maupun orang Yunani, sehingga Paulus dalam surat kirimannya kepada orang Roma menyatakan bahwa ia tidak merasa malu. KR 319.3

Bila Injil ini akan disampaikan sepenuhnya kepada bangsa Yahudi, banyak akan menerima Kristus sebagai Mesias. Di antara pekerja-pekerja hanya sedikit dari mereka yang dipanggil untuk bekerja bagi bangsa Yahudi; tetapi kepada mereka yang sering terlewatkan sama seperti orang-orang lain juga, pasti datang kabar kemurahan dan pengharapan di dalam Yesus Kristus. KR 320.1

Dalam penutupan pemberitaan Injil itu, bila pekabaran khusus telah dilakukan bagi golongan-golongan yang terlewatkan sampai pada saat itu, Allah mengharapkan jurukabar-jurukabar-Nya untuk mengambil perhatian khusus kepada umat Yahudi yang mereka temukan di seluruh muka bumi. Sementara tulisan-tulisan Perjanjian Lama disatupadukan dengan Perjanjian Baru dalam suatu penjelasan maksud Allah yang abadi ini akan jadi bagi kebanyakan orang Yahudi seperti suatu fajar kejadian baru, suatu kebangkitan jiwa. Sementara mereka melihat Kristus tergambar dalam tulisan-tulisan Perjanjian Lama, dan merasa betapa jelasnya Perjanjian Baru menerangkan yang lama, segala kesanggupan mereka yang tertidur akan dibangkitkan, dan mereka akan mengenal Kristus sebagai Juruselamat dunia. Banyak yang oleh iman akan menerima Kristus sebagai Penebus mereka. Kepada mereka akan digenapi perkataan, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya.” Yohanes 1:12. KR 320.2

Di antara orang-orang Yahudi ada beberapa, yang sama seperti Saulus dari Tarsus, perkasa dalam Alkitab, dan orang-orang ini akan memasyhurkan dengan kuasa yang ajaib bagaimana kekalnya hukum Allah itu. Allah Israel akan meneruskannya ke zaman kita ini. Lengan-Nya tidak pendek untuk tidak dapat menyelamatkannya. Sementara hambahamba-Nya bekerja dengan setia bagi mereka yang telah lama dilupakan dan disiksa, keselamatan-Nya akan dinyatakan. KR 320.3

“Sebab itu beginilah firman Tuhan, Allah kaum keturunan Yakub, Dia yang telah membebaskan Abraham: Mulai sekarang Yakub tidak lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat. Sebab pada waktu mereka, keturunan Yakub itu, melihat apa yang dibuat tangan-Ku di tengahtengah-Nya, mereka akan menguduskan nama-Ku; mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka akan gentar kepada Allah Israel; orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran ” Yes 29:22-24. KR 321.1