Kisah Para Rasul
Bab 33—Bekerja di bawah Banyak Kesulitan
Sementara Paulus dengan hati-hati menaruh di hadapan orang-orang yang bertobat ajaran yang jelas tentang Alkitab mengenai tunjangan yang benar akan pekerjaan Allah, dan sementara ia menuntut dirinya sendiri seorang pelayan Injil ‘’mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan” (1 Korintus 9:6) pada pekerjaan duniawi sebagai alat untuk menyokong diri sendiri, namun pada beberapa waktu selama pekerjaannya dalam pusat peradaban yang besar, ia melakukan pekerjaan tangan untuk biayanya sendiri. KR 291.1
Di antara orang Yahudi pekerjaan badani tidak dianggap aneh atau merendahkan derajat. Melalui Musa orang-orang Ibrani telah diajar untuk melatih anak-anak mereka untuk kebiasaan-kebiasaan yang tekun, dan hal itu dianggap sebagai dosa untuk membiarkan orang-orang muda bertumbuh dalam keadaan tidak mengetahui akan pekerjaan badani. Meskipun seorang anak harus dididik untuk jabatan yang suci, suatu pengetahuan tentang kehidupan yang praktis dianggap penting. Tiap-tiap orang muda, apakah orang tuanya kaya atau miskin, diajarkan bebe-rapa kerajinan tangan. Orangtua yang lalai menyediakan pendidikan seperti itu bagi anak-anaknya mereka dipandang sebagai menyimpang dari petunjuk Tuhan. Sesuai dengan kebiasaan ini, mula-mula Paulus mempelajari pekerjaan membuat tenda. KR 291.2
Sebelum menjadi murid Kristus, Paulus telah menempati suatu kedudukan yang tinggi dan tidak bergantung pada pekerjaan badani untuk mendapat sokongan. Tetapi sesudah itu, bila ia telah menggunakan segala hartanya dalam memajukan pekerjaan Kristus, ia kadang-kadang mengusahakan kerajinannya untuk memperoleh nafkah. Terutama hal ini bila ia bekerja di tempat-tempat di mana motifnya mungkin disalahartikan. KR 292.1
Di Tesalonikalah kita membaca bahwa Paulus mula-mula bekerja dengan tangannya sendiri dalam pekerjaan membantu diri sendiri sementara mengkhotbahkan sabda Allah. Menulis kepada sidang tentang orang-orang percaya di sana, ia mengingatkan kepada mereka bahwa ia “dapat berbuat demikian” kepada mereka, dan menambahkan: “Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.” 1 Tesalonika 2:6,9. Dan sekali lagi, dalam tulisannya yang kedua kepada mereka, ia menyatakan bahwa ia dan teman sekerjanya sementara dengan mereka tidak makan “roti orang dengan percuma.” Siang dan malam ia bekerja, ia menulis, “Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.” 2 Tesalonika 3:8, 9. KR 292.2
Di Tesalonika Paulus bertemu dengan mereka yang enggan bekerja dengan tangan mereka. Tentang golongan inilah ia menulis sesudah itu: “Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.” Sementara bekerja di Tesalonika, Paulus berhati-hati memberikan kepada orang seperti itu suatu teladan yang benar. “Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu,” ia menulis, “kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” Ayat 11, 12, 10. KR 292.3
Dalam setiap zaman Setan berusaha untuk merusakkan usaha hambahamba Allah oleh memperkenalkan kepada sidang suatu roh fanatik. Jadi pada zaman Paulus, dan demikian juga pada abad-abad kemudian selama zaman Reformasi. Wycliffe, Luther, dan banyak lagi yang lain yang mendatangkan berkat kepada dunia oleh pengaruh dan iman mereka, mengalami tipu muslihat oleh mana musuh mencari untuk memimpin ke dalam kefanatikan pikiran-pikiran yang terlalu bersemangat, tidak seimbang, dan tidak disucikan. Jiwa-jiwa yang sesat telah mengajarkan bahwa men-capai kesucian yang benar membawa pikiran melebihi segala pikiran duniawi dan memimpin manusia untuk menahan diri sepenuhnya dari pekerjaan. Orang-orang yang lain, terlalu memikirkan ayat-ayat yang ter-tentu dari Kitab Suci, telah mengajarkan bahwa dosalah untuk bekerja— bahwa orang Kristen harus tidak memikirkan mengenai kesejahteraan duniawi dari mereka sendiri atau keluarga mereka, tetapi harus menyerahkan segenap kehidupan mereka kepada perkara-perkara rohani. Ajaran dan teladan rasul Paulus adalah tempelakan kepada pandangan yang keterlaluan itu. KR 292.4
Paulus tidak bergantung sepenuhnya kepada pekerjaan tangannya untuk sokongan sementara ia berada di Tesalonika. Berbicara kemudian mengenai pengalaman-pengalamannya di kota itu, ia menulis kepada orang-orang percaya di Filipi sebagai pengakuan akan pemberian yang telah diterimanya dari mereka pada saat ia berada di sana, dengan mengatakan, “Karena di Tesalonika pun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku.” Filipi 4:16. Meskipun kenyataan ia telah menerima pertolongan ini, ia berhati-hati untuk memberikan kepada orang Tesalonika suatu teladan kerajinan, sehingga tidak ada orang dapat menuduh dia tentang ketamakan, dan juga bahwa mereka yang memegang pandangan yang fanatik mengenai pekerjaan tangan boleh diberikan amaran yang praktis. KR 293.1
Bila pertama kali Paulus mengunjungi Korintus, ia mendapati dirinya di antara suatu umat yang curiga mengenai motif orang-orang asing. Orang-orang Yunani pada tepi pantai adalah pedagang-pedagang yang gigih. Sebegitu jauh mereka telah melatih diri mereka mengenai kebiasaan-kebiasaan dagang yang jelas, dan mereka tiba pada keyakinan bahwa keuntungan adalah bagaikan ilah dan bahwa hal itu adalah untuk mendapat uang, dengan jalan yang benar atau curang, akan mendapat restu. Paulus kenal baik akan sifat mereka, dan ia tidak akan memberikan mereka kesempatan untuk mengatakan bahwa ia mengkhotbahkan Injil untuk memperkaya diri sendiri. Ia sebenarnya boleh menuntut sokongan dari pendengar-pendengar orang Korintus; tetapi ia rela untuk tidak me-lakukannya, agar kegunaannya dan kemajuannya sebagai seorang pendeta jangan dinodai oleh prasangka yang tidak adil bahwa ia mengkhotbahkan Injil untuk keuntungan. Ia berusaha menghilangkan segala kesempatan untuk salah tafsir, supaya tenaga pekabarannya tidak akan hilang. KR 293.2
Segera sesudah ia tiba di Korintus, Paulus mendapat “seorang Yahudi bemama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, istrinya.” Mereka melakukan “pekerjaan yang sama” dengan dirinya sendiri. Dibuang dengan perintah Klaudius, yang memerintahkan segala orang Yahudi untuk meninggalkan Roma, Akwila dan Priskila telah datang ke Korintus, di mana mereka mendirikan perusahaan pembuat tenda. Paulus menanyakan tentang mereka, dan mempelajari bahwa mereka takut akan Allah dan berusaha untuk menghindarkan pengaruh-pengaruh dengan mana mereka dikelilingi, “ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama.... Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.” Kisah 18:3-4. KR 294.1
Kemudian, Silas dan Timotius menggabungkan diri dengan Paulus di Korintus. Saudara-saudara ini membawa serta dana dari sidang-sidang di Makedonia, untuk menyokong pekerjaan Tuhan. KR 294.2
Dalam suratnya yang kedua kepada orang-orang percaya di Korintus, yang ditulis sesudah ia mendirikan suatu sidang yang kuat di sana, Paulus mengulangi cara hidupnya di antara mereka. “Apakah aku berbuat salah,” ia bertanya, “jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kamu, karena aku memberitakan Injil Allah kepada kamu dengan cuma-cuma? Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, supaya aku dapat melayani kamu! Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengah kamu, aku tidak menyusahkan seorang pun, sebab apa yang kurang padaku, dicukupkan oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagi kamu, dan aku akan tetap berbuat demikian. Demi kebenaran Kristus di dalam diriku, aku tegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapa pun di daerah-daerah Akhaya.” 2 Korintus 11:7-10. KR 294.3
Paulus mengatakan mengapa ia telah mengikuti cara ini di Korintus. Adalah bahwa ia tidak memberikan dalih untuk dicela dan dipersalahkan “bagi mereka, yang mau mengambil gara-gara.” 2 Korintus 11:12. Sementara ia bekerja membuat tenda ia bekerja juga dengan setia dalam mengkhotbahkan Injil. Ia sendiri menyatakan pekerjaannya, “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tandatanda, mukjizat-mukjizat dan kuasa-kuasa.” Dan ia menambahkan, “Sebab dalam hal manakah kamu lebih rendah dibandingkan dengan jemaat-jemaat lain, selain daripada dalam hal ini, yaitu bahwa aku sendiri tidak menjadi suatu beban kepada kamu? Maafkanlah ketidakadilanku ini! Sesungguhnya sekarang sudah untuk ketiga kalinya aku siap untuk mengunjungi kamu, dan aku tidak akan merupakan suatu beban bagi kamu. Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu . . . Karena itu aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu.” 2 Korintus 12:12-15. KR 295.1
Selama masa yang panjang dari pelayanannya di Efesus, di mana selama tiga tahun ia menjalankan usaha evangelisasi yang giat di seluruh daerah itu, Paulus sekali lagi bekerja pada kerajinannya. Di Efesus, sama seperti di Korintus, rasul itu digembirakan oleh kehadiran Akwila dan Priskila, yang telah menemani dia pada waktu ia kembali ke Asia pada akhir perjalanan misionarisnya yang kedua. KR 295.2
Ada beberapa orang keberatan Paulus bekerja dengan tangannya, menyatakan bahwa hal itu tidak konsekwen dengan pekerjaan seorang pelayan Injil. Mengapakah Paulus, seorang pelayan dengan jabatan yang tertinggi, lalu menghubungkan pekerjaan tangan dengan mengabarkan perkataan itu? Bukankah pekerja layak mendapat upahnya? Mengapakah ia harus menggunakan waktu dalam membuat tenda yang pada segala pemandangan dapat dimanfaatkan kepada nilai yang lebih baik? KR 295.3
Tetapi Paulus tidak menganggap sebagai waktu yang hilang digunakan seperti itu. Sementara ia bekerja dengan Akwila ia selalu berhubungan dengan Guru yang Besar, dengan tidak menghilangkan kesempatan untuk bersaksi bagi Juruselamat, dan menolong mereka yang memerlukan pertolongan. Pikirannya selalu mencapai pengetahuan rohani. Ia memberikan kepada teman-teman sekerjanya petunjuk dalam perkara- perkara rohani dan juga memberikan teladan kerajinan dan ketelitian. Ia adalah seorang pekerja yang tangkas dan cekatan, rajin dalam pekerjaan, “rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Roma 12:11. Sementara ia bekerja pada kerajinan tangannya, rasul itu menghubungi golongan orang-orang yang tidak dapat dicapainya dengan jalan yang lain. la menunjukkan kepada teman-temannya bahwa kecakapan dalam seni yang biasa adalah pemberian dari Allah, yang menyediakan baik pemberian dan akal budi untuk menggunakannya dengan benar. Ia mengajarkan bahwa sedangkan dalam pekerjaan setiap hari Allah dihormati. Tangannya yang bekerja keras tidak mengurangi kekuatan tenaga atau seruan yang sedih sebagai seorang pelayan Kristen. KR 295.4
Kadang-kadang Paulus bekerja siang dan malam, bukan untuk tun jangannya sendiri, tetapi supaya ia dapat membantu teman-teman seker-janya. Ia membagikan pendapatannya dengan Lukas, dan menolong Timotius. Malah ia suatu waktu menderita kelaparan, supaya ia boleh meringankan keperluan orang lain. Kehidupannya adalah kehidupan yang tidak mementingkan diri. Pada akhir pelayanannya, kesempatan ucapan selamat jalan kepada tua-tua Efesus, di Miletus, ia dapat mengangkat di hadapan mereka tangannya yang bekerja keras, dan mengatakan, “Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orangorang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab la sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.” Kisah 20:33-35. KR 296.1
Jika pendeta-pendeta merasa sedang menderita kesukaran dan kekurangan dalam pekerjaan Kristus, biarlah mereka dalam angan-angan mengunjungi tempat bekerja di mana Paulus bekerja. Biarlah mereka ingat bahwa orang-orang yang terpilih oleh Allah ini membuat kemah, ia sedang bekerja untuk roti yang baru saja ia dapat dengan pekerjaannya sebagai seorang rasul. KR 296.2
Bekerja adalah suatu berkat, bukanlah suatu kutuk. Suatu roh kelambanan merusakkan kesalehan dan mendukacitakan Roh Allah. Suatu kolam yang mati mempunyai bau yang tidak enak, tetapi sungai yang jernih dan mengalir memberikan kesehatan dan kesukaan di seluruh tanah itu. Paulus mengetahui bahwa mereka yang melalaikan pekerjaan badani segera menjadi lemah. Ia menginginkan untuk mengajarkan kepada pendeta-pendeta muda, bahwa oleh bekerja dengan tangan mereka, oleh melatih otot-otot dan urat mereka, mereka akan menjadi kuat untuk menahan kerja keras dan kekurangan yang menunggu mereka dalam lapangan Injil. Dan ia menyadari pengajarannya sendiri akan kurang kuat dan tak bertenaga jika mereka tidak menjaga segala bagian tubuh bergerak dengan benar. KR 296.3
Karena kelengahan maka hilanglah pengalaman yang tak terhingga nilainya hanya diperoleh oleh suatu pelaksanaan yang setia akan kewajiban hidup yang sederhana. Bukannya hanya sedikit, tetapi beribu-ribu umat manusia yang ada hanya untuk menghabiskan keuntungan yang Allah oleh kemurahan-Nya memberikannya kepada mereka. Mereka lupa untuk memberikan kepada Tuhan persembahan syukur untuk kekayaan yang telah dipercayakan-Nya kepada mereka. Mereka lupa bahwa oleh tukar-menukar dengan bijaksana talenta-talenta yang dipinjamkan-Nya kepada mereka, mereka akan menjadi produsen sama seperti pemakai. Jika mereka mengerti pekerjaan yang diinginkan Tuhan mereka perbuat sebagai tangan-Nya yang menolong, mereka tidak akan menghindarkan tanggung jawab. KR 297.1
Kegunaan orang-orang muda yang merasa bahwa mereka dipanggil oleh Allah untuk berkhotbah, bergantung banyak pada cara dengan mana mereka memasuki pekerjaan mereka. Mereka yang dipilih oleh Allah untuk pekerjaan pelayanan akan memberikan bukti tentang panggilan mereka yang tinggi dan dengan setiap alat yang mungkin akan berusaha untuk mengembangkan pekerja-pekerja yang cakap. Mereka akan berusaha memperoleh suatu pengalaman akan menyesuaikan mereka untuk merencanakan, mengorganisir dan melakukan. Menghargai kesucian dari panggilan mereka, oleh mendisiplin diri sendiri mereka akan berusaha menjadi seperti Tuhan mereka, menyatakan kebaikan, kasih, dan kebenaran-Nya. Dan sementara mereka menyatakan kesungguh-sungguhan dalam memperkembangkan talenta yang dipercayakan kepada mereka, sidang harus menolong mereka dengan bijaksana. KR 297.2
Bukan semua yang merasa bahwa mereka telah dipanggil untuk berkhotbah, harus dianjurkan untuk membebani diri sendiri dan keluarga mereka dengan segera ke atas sidang untuk sokongan keuangan yang kuat. Ada bahaya bahwa beberapa pengalaman yang terbatas boleh dirusakkan oleh bujukan yang berlebih-lebihan, dan oleh dorongan yang kurang bijaksana untuk mengharapkan tunjangan yang sepenuhnya yang tidak bergantung pada usaha yang serius di pihak mereka. Alat-alat yang digunakan bagi perluasan pekerjaan Allah tidak seharusnya digunakan oleh manusia yang merindukan untuk berkhotbah saja supaya mereka boleh menerima tunjangan dan dengan demikian memuaskan cita-cita yang memuaskan diri sendiri untuk suatu kehidupan yang mudah. KR 298.1
Orang-orang muda yang rindu untuk menggunakan pemberian mereka dalam pekerjaan pelayanan, akan mendapati suatu pengalaman yang berguna dalam teladan Paulus di Tesalonika, Korintus, Efesus, dan tempat-tempat yang lain. Meskipun seorang pembicara yang fasih, dan dipilih oleh Allah untuk melakukan pekerjaan yang istimewa, ia tidak pernah lebih daripada pekerja, dan ia tidak pernah lelah dalam itiengorbankan pekerjaan yang dikasihinya. “Sampai pada saat ini,” ia menulis kepada orang-orang Korintus, “kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.” 1 Korintus 4:11, 12. KR 298.2
Seorang dari guru manusia yang terbesar, Paulus dengan gembira melaksanakan kewajiban yang terendah maupun yang paling tinggi. Bila dalam pelayanannya untuk Tuhan keadaan-keadaan nampaknya memerlukan dia, ia rela bekerja dengan tangannya. Namun demikian, ia pernah menguasai dirinya sendiri sedia untuk mengesampingkan pekerjaan duniawinya, supaya menemui pertentangan musuh-musuh Injil, atau memperbaiki kesempatan yang istimewa untuk memenangkan jiwa-jiwa kepada Yesus. Semangat dan kerajinannya adalah suatu tempelakan pada kemalasan dan keinginan yang remeh. KR 298.3
Paulus memberikan suatu teladan melawan perasaan, kemudian mem-peroleh pengaruh dalam sidang, supaya Injil dapat dimasyhurkan dengan berhasil oleh mereka yang sudah dibebaskan sepenuhnya dari keperluan kerja keras badani. Ia melukiskan dalam cara yang praktis apa yang dapat dilakukan oleh orang-orang awam yang berserah di banyak tempat di mana orang-orang tidak berkenalan dengan kebenaran Injil. Jalannya mengilhamkan banyak pekerja yang rendah hati untuk melakukan apa yang mereka dapat untuk memajukan pekerjaan Allah, sementara pada waktu yang sama mereka menyokong diri sendiri dalam pekerjaan sehari-hari. Akwila dan Priskila tidak dipanggil untuk memberikan segenap waktu mereka kepada pelayanan Injil, tetapi pekerja-pekerja yang rendah ini dipergunakan oleh Allah untuk menunjukkan kepada Apolos jalan kebenaran dengan lebih sempura. Tuhan mempergunakan alat yang bermacam-macam untuk melaksanakan maksud-Nya, dan sementara beberapa orang dengan talenta yang istimewa dipilih untuk mengabdikan segala tenaga mereka kepada pekerjaan mengajar dan mengkhotbahkan Injil, banyak orang-orang yang lain, ke atas siapa tangan manusia tidak pernah diletakkan dalam pengurapan, dipanggil melakukan bagian yang terpenting dalam menarik jiwa. KR 298.4
Ada ladang yang luas yang terbuka di depan pekerja Injil yang menunjang diri sendiri. Banyak orang boleh memperoleh pengalaman yang berfaedah dalam pelayanan sementara mengerjakan sebagian dari waktu mereka dalam suatu bentuk pekerjaan tangan, dan dengan cara inilah pekerja-pekerja yang kuat boleh diperkembangkan untuk pekerjaan yang penting di ladang-ladang yang berkekurangan. KR 299.1
Seorang hamba Allah yang mengorbankan diri yang bekerja dengan tidak kenal lelah dalam perkataan dan doktrin, memikul suatu beban yang berat di hatinya. Ia tidak mengukur pekerjaannya menurut jam. Upahnya tidak mempengaruhi dia dalam pekerjaan, pula ia tidak berbalik dari kewajibannya sebab keadaan yang tidak menyenangkan. Dari surga ia menerima perintahnya, dan dari surga ia memandang untuk upahnya bila pekerjaan yang dipercayakan kepadanya telah dilakukan. KR 299.2
Adalah maksud Allah bahwa pekerja-pekerja seperti itu akan dibebaskan dari kecemasan yang tidak perlu, supaya mereka boleh mempunyai kesempatan yang sempuma untuk mentaati perintah Paulus kepada Timotius, “Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang,” 1 Timotius 4:15. Meskipun mereka harus berhati-hati dalam menggunakan dengan secukupnya menjaga tenaga pikiran dan tubuh dalam keadaan yang kuat, namun bukanlah rencana Allah bahwa mereka harus dipaksa menggunakan sebagian besar daripada waktu mereka untuk pekerjaan duniawi. KR 299.3
Pekerja-pekerja yang setia ini, meskipun rela untuk menggunakan dan digunakan bagi Injil, tidak bebas dari pencobaan. Bila dihalangi dan dibebani dengan kecemasan sebab suatu kegaglan di pihak sidang untuk memberikan kepada mereka tunjangan keuangan yang layak, beberapa orang diserang dengan ganasnya oleh penggoda itu. Bila mereka melihat pekerjaan mereka dihargai dengan sangat remehnya, mereka menjadi sedih. Benar mereka memandang kepada waktu pehakiman untuk pahala mereka yang adil, dan hal ini memberanikan mereka; tetapi dalam pada itu keluarga mereka harus mempunyai makanan dan pakaian. Jika mereka dapat merasa bahwa mereka dibebaskan dari perintah Ilahi mereka akan rela bekerja dengan tangannya. Tetapi mereka menyadari bahwa waktu mereka kepunyaan Allah, meskipun pandangan yang singkat dari mereka yang harus menyediakan bagi mereka dana yang cukup. Mereka bangkit atas pencobaan untuk masuk ke dalam pencarian oleh mana dapat dengan segera menempatkan diri sendiri melebihi jangkauan kekurangan, dan mereka meneruskan untuk bekerja bagi kemajuan pekerjaan yang lebih mahal kepada mereka daripada diri sendiri. Tetapi supaya melakukan hal ini, mereka boleh dipaksa untuk mengikuti teladan Paulus dan sibuk untuk sementara waktu dalam pekerjaan jasmani sementara meneruskan menjalankan pekerjaan kependetaan mereka. Hal ini mereka lakukan untuk memajukan bukan saja minat mereka sendiri, melainkan minat pekerjaan Allah di dunia ini. KR 300.1
Ada waktu-waktu bila tampaknya kepada hamba Allah mustahil untuk melakukan pekerjaan yang perlu untuk dilaksanakan, sebab kurangnya alat untuk melksanakan suatu pekerjaan yang kuat dan teguh. Ada orang yang khawatir bahwa dengan alat-alat yang dapat mereka peroleh mereka tidak dapat melakukan segala perkara sehingga mereka merasa itu kewajiban mereka untuk berbuat demikian. Tetapi jika mereka maju dalam iman, keselamatan Allah akan dinyatakan, dan kemakmuran akan menyertai usaha-usaha mereka. Ia yang telah memerintahkan kepada pengikut-pengikut-Nya untuk pergi ke segala pelosok dunia ini akan menahan tiap-tiap pekerja yang setia kepada perintah-Nya untuk berusaha memasyhurkan pekabaran-Nya. KR 300.2
Dalam melakukan pekerjaan-Nya Tuhan tidak selamanya menjadikan segala sesuatu nyata di hadapan hamba-hamba-Nya. Ia kadang-kadang mencoba kepercayaan umat-Nya yang membawa keadaan-keadaan yang memaksa mereka maju di dalam iman. Sering Ia membawa mereka ke dalam tempat yang sukar, dan meminta kepada mereka untuk maju bila nampaknya kaki mereka menjamah air sungai Yordan. Adalah pada waktu seperti ini, bila doa hamba-hamba-Nya naik kepada-Nya dalam iman yang sungguh-sungguh, Allah membuka jalan di hadapan mereka dan membawa mereka keluar ke suatu tempat yang besar. KR 301.1
Bila pesuruh-pesuruh Allah mengenal tanggung jawab-tanggung jawab mereka terhadap bagian-bagian yang berkekurangan dari kebun anggur Tuhan, dan dalam roh Pekerja yang Agung bekerja dengan tidak kenal jerih lelah untuk pertobatan jiwa-jiwa, malaikat-malaikat Allah akan menyediakan jalan bagi mereka, dan alat-alat yang perlu untuk menjalankan pekerjaan akan disediakan. Mereka yang diterangi akan memberikan dengan limpah untuk menyokong pekerjaan yang dilakukan demi kepentingan mereka. Mereka yang menyambut dengan leluasa kepada setiap panggilan untuk menolong, dan Roh Allah akan menguasai hati mereka untuk menolong pekerjaan Allah bukan saja di ladangladang di dalam negeri, tetapi di daerah-daerah seberang. Dengan demikian kekuatan akan datang kepada kemajuan pekerjaan di tempat-tempat lain, dan pekerjaan Tuhan akan maju dalam cara yang ditentukan-Nya sendiri. KR 301.2