Kisah Para Rasul

29/59

Bab 28—Hari Kerja Keras dan Pencobaan

Lebih dari tiga tahun Efesus menjadi pusat dari pekerjaan Paulus. Suatu sidang yang bertumbuh didirikan di sini, dan dari kota ini Injil itu disebarkan ke seluruh provinsi Asia, baik di antara orang-orang Yahudi maupun orang-orang kafir. KR 245.1

Rasul itu sekarang dalam suatu jangka waktu telah merenung-renungkan perjalanan misionaris yang berikutnya. Ia “bermaksud pergi ke Yerusalem melalui Makedonia dan Akhaya. Katanya: Sesudah berkunjung ke situ aku harus melihat Roma juga.” Sesuai dengan rencana ini “ia menyuruh dua orang pembantunya, yaitu Timotius dan Erastus, mendahuluinya ke Makedonia;” tetapi merasa bahwa pekerjaan di Efesus masih memerlukan kehadirannya, ia menentukan untuk tinggal sampai sesudah Pentakosta. Tetapi suatu peristiwa segera terjadi, yang mempercepat keberangkatannya. KR 245.2

Sekali setahun, upacara-upacara yang istimewa diadakan di Efesus untuk menghormati dewi Artemis. Ini menarik banyak sekali orang dari segala bagian provinsi itu. Sepanjang masa ini, pesta-pesta diadakan dengan kemegahan dan keindahan yang amat besar. KR 245.3

Pesta yang meriah ini adalah waktu yang berat bagi mereka yang baru saja masuk ke dalam percaya. Orang-orang percaya yang bertemu di sesekolah Tiranus adalah nada yang sumbang dalam biduan yang meriah, dan tertawaan, celaan, dan hinaan yang ditimpakan ke atas mereka. Pekerjaan Paulus telah memberikan kepada perbaktian kafir suatu tindakan yang jitu, sebagai akibat mana kelihatan menurunnya dalam kehadiran pada pesta kebangsaan dan dalam semangat orang-orang yang berbakti. Pengaruh ajaran-ajarannya jauh lebih panjang daripada orangorang yang bertobat. Banyak orang yang tidak menerima secara terangterangan pengajaran-pengajaran yang baru, mendapat terang sedemikian jauh, menjadikan mereka kehilangan semua kepercayaan pada ilah kafir mereka. KR 245.4

Ada juga sebab ketidakpuasan yang lain. Perusahaan yang luas dan menguntungkan telah bertumbuh di Efesus dari pembuatan dan penjualan kuil-kuil dan patung-patung yang kecil, yang dibuat menurut kuil dan patung Artemis. Mereka yang menaruh perhatian pada kerajinan ini mendapati keuntungan mereka berkurang, dan semuanya dipersatukan sebagai penyebab pembahan yang tidak disukai kepada pekerjaan-pekerjaan Paulus. KR 246.1

Demetrius, seorang pengusaha dari kuil-kuil perak, memanggil berJuma-sama orang-orang bekerja pada keahlian ini, dan berkata: “Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa kemakmuran kita adalah hasil perusahaan kita ini! Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa. Dengan jalan demikian bukan saja perusahaan kita berada dalam bahaya untuk dihina orang, tetapi juga kuil Artemis, dewi besar itu, berada dalam bahaya akan kehilangan artinya. Dan Artemis sendiri, Artemis yang disembah oleh selumh Asia dan selumh dunia yang beradab, akan kehilangan kebesarannyar.” Perkataan-perkataan ini membangkitkan semangat dari orang banyak. “Mendengar itu meluap-luaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak, katanya: Besarlah Artemis dewi orang Efesus.” KR 246.2

Suatu laporan tentang pembicaraan ini sangat disebarluaskan. “Selumh kota menjadi kacau.” Penyelidikan telah diadakan bagi Paulus, tetapi rasul itu tidak dapat diketemukan. Saudara-saudaranya, menerima suatu isyarat akan bahaya itu, telah melekaskan dia dari tempat itu. Malaikat- malaikat Allah telah dikirim untuk mengawal rasul itu; waktunya untuk mati sebagai seorang yang mati syahid belum tiba. KR 246.3

Gagal untuk mendapatkan sasaran kemarahan mereka, orang banyak menangkap “Gayus dan Aristarkhus, kedua-duanya orang Makedonia dan teman seperjalanan Paulus.” KR 247.1

Tempat persembunyian Paulus tidaklah jauh, dan ia segera mempelajari bahaya dari saudara-saudaranya yang kekasih. Melupakan akan ke-amanannya sendiri, ia rindu untuk pergi dengan segera ke gedung kesenian untuk berhubungan dengan orang-orang yang memberontak. Tetapi “murid-muridnya tidak mengizinkannya.” Gayus dan Aristarkhus bukanlah mangsa yang dicari orang banyak; tidak ada bahaya yang serius yang ditakuti mereka. Tetapi sekiranya muka rasul yang pucat dan lelah itu kelihatan, hal itu dengan segera akan membangkitkan nafsu yang terburuk dari orang banyak dan tidak akan ada kemungkinan terkecil sekalipun dari segi manusia dapat menyelamatkan hidupnya. KR 247.2

Paulus masih ingin mempertahankan kebenaran di hadapan orang banyak, tetapi akhirnya ia diragukan oleh suatu pekabaran amaran dari gedung kesenian. “Beberapa pembesar yang berasal dari Asia yang bersahabat dengan Paulus mengirim peringatan kepadanya, supaya ia jangan masuk ke gedung kesenian itu.” KR 247.3

Keributan dalam gedung kesenian itu terus bertambah. “sementara itu orang yang berkumpul yang seorang mengatakan ini dan yang lain me-ngatakan itu, sebab kumpulan itu kacau balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul.” Fakta bahwa Paulus dan beberapa sahabatnya adalah keturunan Ibrani menjadikan orang Yahudi tidak ingin menunjukkan dengan sebenarnya bahwa mereka adalah orang yang bekerja sama dengan dia dan pekerjaannya. Sebab itu mereka membawa nomor mereka sendiri untuk mengemukakan persoalan itu di hadapan orang banyak. Pembicara yang dipilih adalah Aleksander, salah satu dari tukang-tukang, seorang tukang tembaga, kepada siapa kemudian Paulus menunjuk sebagai yang telah banyak berbuat kejahatan kepadanya. 2 Timotius 4:14. Aleksander adalah seorang yang mempunyai kesanggupan yang beraneka ragam, dan ia memberikan segala tenaganya untuk memimpin kemarahan orang banyak terutama terhadap Paulus dan kawan-kawannya. Tetapi orang banyak itu; melihat bahwa Aleksander adalah seorang Yahudi, mendesak dia ke samping, dan “berteriaklah mereka bersama-sama kira-kira dua jam lamanya: Besarlah Artemis dewi orang Efesus!” KR 247.4

Akhirnya, dengan kehabisan tenaga, mereka berhenti, dan ada suatu ketenangan saat itu. Kemudian jurutulis dari kota itu menarik perhatian orang banyak, dan berdasarkan jabatannya memperoleh suatu pendengaran. Ia bertemu dengan orang banyak di tempat mereka sendiri dan menunjukkan bahwa tak ada sebab untuk keributan mereka yang sekarang. Ia memohon pertimbangan mereka. “Hai orang Efesus” katanya, “Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun dari langit? Hal itu tidak dapat dibantah, karena itu hendaklah kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak. Sebab kamu telah membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok kuil dewi kita dan tidak menghujat namanya. Jadi jika Demetrius dan tukang-tukangnya ada pengaduannya terhadap seseorang, bukankah ada sidang-sidang pengadilan dan ada gubemur, jadi hendaklah kedua belah pihak mengajukan dakwaannya ke situ. Dan jika ada sesuatu yang lain yang kamu kehendaki, baiklah kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat yang sah. Sebab kita berada dalam bahaya akan dituduh, bahwa kita menimbulkan hum-hara pada hari ini, karena tidak ada alasan yang dapat kita kemukakan untuk membenarkan kumpulan yang kacau-balau ini. Dan dengan kata-kata itu ia membubarkan kumpulan rakyat itu.” KR 248.1

Dalam pembicaraannya Demetrius telah mengatakan, “Keahlian kita ini adalah dalam bahaya.” Perkataan ini menyebutkan penyebab yang sebenarnya dari keributan di Efesus, dan juga karena dari banyak penganiayaan yang mengikuti rasul-rasul dalam pekerjaan mereka. Demetrius dan tukang-tukangnya melihat bahwa oleh pengajaran dan tersebarnya Injil pemsahaan membuat patung mendapat bahaya. Pendapatan dari imam-imam kafir dan pekerja tangan yang ahli terlalu banyak risikonya, dan untuk alasan ini mereka bangkit menentang Paulus dengan sangat pahit. KR 248.2

Keputusan dari jurutulis dan orang-orang lain yang memegang kedudukan yang tinggi di dalam kota telah menaruh Paulus di hadapan orang banyak sebagai seorang yang tidak bersalah dari suatu tindakan yang tak menurut undang-undang. Inilah kemenangan yang lain dari Kekristenan terhadap kesalahan dan takhyul. Allah telah membangkitkan suatu hakim yang besar untuk mempertahankan rasul-Nya dan menahan orang banyak yang ribut-ribut dalam pengendalian. Hati Paulus dipenuhi dengan terima kasih kepada Allah sebab hidupnya telah dipelihara dan bahwa Kekristenan tidak dihinakan oleh keributan di Efesus. KR 248.3

“Setelah keributan itu reda, Paulus memanggil murid-murid dan me-nguatkan hati mereka. Dan sesudah minta diri, ia berangkat ke Makedonia.” Dalam perjalanannya ia ditemani oleh dua saudara Efesus yang setia, Tikhikus dan Trofimus. KR 249.1

Pekerjaan Paulus di Efesus sudah berakhir. Pekerjaannya di sana menjadi suatu suasana kerja yang tak putus-putusnya, tentang banyak ujian, dan penderitaan yang mendalam. Ia telah mengajar orang-orang secara umum dan dari rumah ke rumah, dan banyak air mata memberi nasihat dan mengamarkan mereka. Dengan terus-menerus ia telah dilawan oleh orang Yahudi, yang tidak mau kehilangan kesempatan untuk menimbulkan perasaan yang populer terhadap dia. KR 249.2

Dan dengan demikian sementara berperang melawan penggodaan, mendorong dengan semangat yang tidak mengenal jerih lelah mengerjakan Injil, dan menjaga minat suatu sidang yang masih muda di dalam iman, Paulus membawa ke atas jiwanya suatu beban yang berat untuk segala sidang. KR 249.3

Kabar tentang kemurtadan dari antara beberapa sidang yang didirikannya sendiri menyebabkan dia sangat bersusah hati. Ia khawatir bahwa usahanya untuk kepentingan mereka dapat terbukti sia-sia belaka. Hampir setiap malam waktunya tidur digunakan untuk berdoa dengan pikiran yang sungguh-sungguh sebagaimana ia mempelajari metode-metode yang digunakan untuk meniadakan pekerjaannya. Sementara ia mempunyai kesempatan dan sementara keadaan mereka menuntut, ia memulai kepada sidang-sidang, memberikan teguran, nasihat dan peringatan dan kekuatan. Dalam surat-surat ini rasul itu tidak membicarakan pencobaannya sendiri, tetapi sekali-sekali ada pandangan tentang pekerjaan dan penderitaannya dalam pekerjaan Kristus. Bilur-bilur dan pemenjaraan, kedinginan dan kelaparan dan rasa haus, bahaya melalui daratan dan melalui lautan, di dalam kota atau di padang belantara, dari temanteman senegerinya sendiri, dari orang-orang kafir, dari saudara-saudara yang palsu, semua perkara ini dialami untuk kepentingan Injil. Ia “difitnah” “dimaki” dijadikan “sama dengan kotoran dari segala sesuatu,” “habis akal”, “dianiaya,” “dalam segala hal kami ditindas” “dalam bahaya setiap saat”, “selamanya diserahkan kepada kematian untuk nama Yesus.” KR 249.4

Di tengah topan pertentangan yang terus-menerus, teriakan dari musuh-musuh, dan dari yang ditinggalkan oleh teman-teman, rasul yang berani itu hampir patah hati. Tetapi ia memandang kembali ke Kalvari dan dengan semangat yang bam ia maju untuk mengabarkan pengetahuan tentang yang sudah tersalib. Ia hanya menempuh jalan yang berlumuran darah yang telah ditempuh oleh Kristus di hadapannya. Ia tidak mencari kelepasan dari pertempuran sampai ia harus meletakkan senjata perlengkapannya di kaki Penebusnya itu. KR 250.1