Para Nabi Dan Bapa, Vol. 1

7/43

Rencana Penebusa

NKejatuhan manusia ke dalam dosa telah memenuhi segenap sorga dengan kesedihan. Dunia yang telah dijadikan Tuhan telah dirusak oleh kutuk dosa dan diduduki oleh mahluk-mahluk yang ditetapkan harus menderita dan mati. Kelihatannya tidak ada jalan kelepasan bagi mereka yang telah melanggar hukum itu. Di seluruh istana sorga terasa adanya kedukaan atas kebinasaan yang telah diakibatkan oleh dosa. PB1 55.1

Anak Allah, Pemerintah sorga yang mulia itu, terjamah oleh rasa belas kasihan terhadap umat yang telah jatuh ke dalam dosa. Hatinya tergerak oleh kasih yang tak terbatas bilamana kutuk terhadap dunia yang hilang itu naik ke hadapanNya. Tetapi kasih ilahi telah menyediakan satu rencana oleh mana manusia dapat ditebus. Hukum Allah yang telah dilanggar itu menuntut nyawa orang yang berdosa. Di seluruh alam semesta ini hanya ada seorang saja yang dapat, sebagai pengganti manusia, memenuhi tuntutan hukum itu. Oleh karena hukum ilahi itu sama sucinya seperti Allah sendiri, maka hanya seorang yang setara dengan Tuhan saja dapat mengadakan tebusan bagi pelanggaran hukum dan memulihkan dia kembali kepada keselarasan dengan sorga. Kristus mau menanggungkan ke atas diriNya kesalahan serta kehinaan yang diakibatkan oleh dosa—dosa itu begitu keji kepada Allah yang suci sehingga itu harus memisahkan Bapa dan AnakNya. Kristus rela turun ke dalam penderitaan untuk menyelamatkan umat yang berada dalam kebinasaan itu. PB1 55.2

Di hadapan Bapa Ia telah memohon demi untuk orang-orang yang berdosa, sementara segenap sorga menunggu hasilnya dengan penuh perhatian yang dalam yang tidak dapat dilukiskan oleh kata-kata. Permusyawaratan yang bersifat rahasia itu berlangsung cukup lama—”musyawarah damai itu” (Zakharia 6:13) bagi anak manusia yang telah berdosa itu. Rencana keselamatan telah digariskan sebelum penciptaan dunia ini, oleh sebab Kristus adalah “Anak Domba yang tersembelih semenjak azas dunia ini” (Wahyu 13:8); namun demikian ini merupakan satu pergumulan, sekalipun bagi Raja alam semesta, untuk menyerahkan AnakNya untuk mati bagi umat yang bersalah itu. Tetapi “Karena demikianlah Allah mengasihi akan isi dunia ini sehingga dikaruniakanNya AnakNya yang Tunggal itu, supaya barang siapa yang percaya akan Dia jangan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 13:16. Oh, rahasia penebusan! Kasih Allah bagi satu dunia yang tidak mengasihiNya! Siapakah yang dapat mengerti dalamnya kasih yang “melebihi pengetahuan?” Sepanjang abad kekekalan, pikiran-pikiran yang baka, dalam usahanya untuk dapat memahami rahasia kasih yang tak terduga itu, akan tetap bertanya-tanya dan mengaguminya. PB1 55.3

Allah harus dinyatakan di dalam Kristus, “memperdamaikan dunia ini kepada diriNya.” 2 Korintus 5:19. Manusia telah menjadi begitu rusak oleh dosa sehingga mustahillah baginya, dalam dirinya sendiri, untuk menjadi selaras dengan Dia yang keadaanNya suci serta penuh kebajikan. Tetapi Kristus, setelah menebus manusia dari hukuman, dapat memberikan kuasa ilahi untuk dipersatukan dengan usaha manusia. Dengan demikian oleh pertobatan kepada Allah dan iman dalam Kristus, anak-anak Adam yang berdosa itu sekali lagi bisa menjadi “anak-anak Allah.” 1 Yohanes 3:2. PB1 56.1

Satu-satunya rencana oleh mana keselamatan manusia bisa diperoleh telah melibatkan segenap sorga dalam memberikan pengorbanannya. Malaikat-malaikat sorga tidak dapat bersuka-suka bilamana Kristus memaparkan kepada mereka tentang rencana penebusan itu, olehkarena mereka melihat bahwa keselamatan manusia itu telah mendatangkan kutuk yang tidak terkatakan ke atas Pemimpin yang mereka kasihi itu. Dalam duka dan keheran-heranan mereka mendengarkan kata-kataNya waktu Ia menceritakan kepada mereka bagaimana Ia harus meninggalkan kesucian, dan damai sorga, meninggalkan kesukaan, kemuliaan dan kehidupan kekal dan hidup di tengah-tengah kehinaan yang ada di bumi ini, menahan penderitaan, kehinaan dan kematian. Ia harus berdiri di antara orang berdosa dan hukuman dosa; namun demikian sedikit saja orang yang mau menerima Dia sebagai Anak Allah. Ia mau meninggalkan kedudukanNya yang tinggi sebagai Pemerintah di sorga, muncul di dunia ini dan merendahkan diri sebagai seorang manusia, dan oleh pengalamanNya sendiri berkenalan dengan kesedihan dan pencobaan yang harus diderita oleh manusia. Semuanya ini perlu agar supaya Ia dapat menolong mereka yang terkena pencobaan. Ibrani 2:18. Apabila tugasNya sebagai seorang guru telah berakhir, Ia harus diserahkan kepada tangan orang-orang jahat dan menjadi korban penghinaan dan penganiayaan yang diilhami oleh setan. Ia harus menderita kematian yang paling mengerikan, digantung di antara langit dan bumi sebagai seorang yang berdosa. Ia harus melalui saat penderitaan yang begitu hebat sehingga malaikat-malaikat tidak sanggup untuk melihatnya serta menutupi wajah mereka dari pemandangan yang mengerikan itu. Ia harus menderita tekanan jiwa, yaitu disembunyikannya wajah Bapa, sementara upah pelanggaran beban dosa seluruh dunia ini—ditimpakan ke atas diriNya. PB1 56.2

Malaikat-malaikat bersujud di kaki Pemimpin mereka dan menawarkan diri untuk dijadikan satu korban bagi manusia. Tetapi hidup seorang malaikat tidak dapat membayar hutang itu; hanya Dia yang telah menjadikan manusia mempunyai kuasa untuk menebusnya. Namun demikian malaikatmalaikat harus mengambil bahagian di dalam rencana penebusan ini. Kristus harus dijadikan “lebih rendah sedikit daripada malaikat-malaikat untuk menderita kematian.” Ibrani 2:9. Apabila Ia mengambil keadaan manusia bagi diriNya, kekuatanNya tidak lagi sama dengan malaikatmalaikat, dan mereka harus melayani Dia, untuk menguatkan dan menghiburNya di dalam penderitaan. Mereka juga harus menjadi roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang akan menjadi pewaris keselamatan. Ibrani 1:14. Mereka harus menjaga orang-orang yang berada di bawah anugerah itu dari kuasa malaikat-malaikat jahat dan dari kegelapan yang senantiasa ditimbulkan di sekeliling mereka oleh setan. PB1 57.1

Bilamana malaikat-malaikat harus menyaksikan penderitaan dan kehinaan Tuhan, mereka dipenuhi oleh rasa susah dan amarah dan merasa ingin untuk melepaskan Dia dari pembunuh-pembunuhNya; tetapi mereka tidak boleh campur tangan untuk mencegah sesuatu yang sudah harus mereka lihat. Adalah sebagian dari rencana penebusan bahwa Kristus harus menderita olokan dan nista dari orang-orang jahat, dan Ia rela menderita semua ini apabila Ia menjadi Penebus manusia. PB1 57.2

Kristus memberikan kepastian kepada malaikat-malaikat bahwa oleh kematianNya Ia akan dapat menebus banyak manusia, dan akan membinasakan dia yang mempunyai kuasa maut itu. Ia akan memulihkan kembali kerajaan yang telah hilang dari manusia olehkarena pelanggaran dan umat tebusan itu akan mewarisinya bersama Dia dan tinggal di sana untuk selama-lamanya. Dosa dan orang-orang berdosa akan dimusnahkan, dan tidak akan lagi mengganggu damai yang ada di sorga atau di dunia. Ia memerintahkan segenap malaikat-malaikat untuk menyelaraskan diri dengan rencana yang telah diterima oleh BapaNya dan bersuka-suka bahwa melalui kematianNya, umat yang berdosa dapat diperdamaikan dengan Allah. PB1 57.3

Kesukaan itu, kesukaan yang tidak terlukiskan, telah memenuhi sorga. Kemuliaan serta berkat daripada dunia yang telah ditebus itu, melebihi sekalipun penderitaan serta pengorbanan dari Penghulu Kehidupan. Di seluruh istana sorga bergema lagu yang pertama dari nyanyian yang harus berkumandang di atas bukit-bukit kota Betlehem—”Segala kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi, dan sejahtera di atas bumi di antara orang yang diperkenankanNya.” Lukas 2:14. Dengan satu kegembiraan yang besar sekarang ini dibandingkan dengan waktu timbulnya kejadian yang baru, “segala bintang fajar ramai-ramai menyanyi dan segala anak Allahpun bersorak-sorak,” Ayub 38:7. PB1 57.4

Kepada manusia pemberitahuan yang pertama tentang penebusan telah disampaikan di dalam hukuman yang dijatuhkan ke atas diri setan di dalam taman itu. Tuhan berkata, “Maka Aku akan mengadakan perseteruan antaramu dengan perempuan ini, dan antara benihmu dengan benihnya; maka ia akan meremukkan kepalamu dan engkaupun akan mematukkan tumitnya.” Kejadian 3:15. Hukuman ini, yang diucapkan pada pendengaran leluhur kita yang pertama, bagi mereka sendiri merupakan satu perjanjian. Sementara hal itu meramalkan adanya peperangan antara manusia dan setan, itu menyatakan bahwa kuasa musuh yang besar itu pada akhirnya akan dibinasakan. Adam dan Hawa berdiri sebagai penjahat-penjahat di hadapan Hakim yang adil, menunggu-nunggu hukuman yang akan dijatuhkan sebab pelanggaran; tetapi sebelum mereka mendengar tentang kehidupan yang sulit dan menderita yang harus menjadi bagian mereka, dan tentang pernyataan bahwa mereka harus kembali kepada debu, mereka telah lebih dahulu mendengar kata-kata yang memberikan pengharapan. Sekalipun mereka harus menderita di bawah kuasa musuh mereka yang besar itu, mereka dapat memandang ke depan kepada kemenangan yang terakhir. PB1 58.1

Apabila setan mendengar tentang permusuhan yang harus ada di antara dirinya dengan perempuan itu, dan antara benihnya dengan benih perempuan itu, ia mengetahui bahwa pekerjaannya untuk merusakkan keadaan manusia akan terganggu; bahwa oleh sesuatu hal manusia akan sanggup melawan kuasanya. Namun demikian apabila rencana keselamatan itu dinyatakan dengan lebih jelas lagi, setan bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya bergembira oleh karena dengan menjadikan manusia berdosa, ia telah berhasil menurunkan Anak Allah dari kedudukanNya yang tinggi. Ia menyatakan bahwa rencananya sebegitu jauh telah berhasil di atas dunia ini, dan bahwa pada waktu Kristus harus mengambil bagi diriNya keadaan manusia, Ia juga mungkin untuk dikalahkan, dan dengan demikian penebusan umat yang berdosa itu bisa digagalkan. PB1 58.2

Malaikat-malaikat sorga dengan lebih jelas menuturkan kepada leluhur kita yang pertama itu rencana yang telah digariskan untuk keselamatan mereka. Adam dan Hawa mendapat kepastian bahwa sekalipun dosa mereka yang besar itu, mereka tidak akan dibiarkan begitu saja kepada pengendalian setan. Anak Allah telah menawarkan diri untuk menebus, dengan hidupNya sendiri, akan pelanggaran mereka itu. Satu masa percobaan diberikan kepada mereka dan melalui pertobatan dan iman dalam Kristus mereka bisa lagi menjadi anak-anak Allah. PB1 58.3

Pengorbanan yang dituntut oleh sebab pelanggaran mereka, menyatakan kepada Adam dan Hawa sifat yang suci daripada hukum Allah; dan mereka melihat, sebagaimana mereka belum pernah lihat sebelumnya, kekejian dosa dan akibat-akibatnya yang mengerikan. Di dalam penyesalan dan kesusahan mereka memohon agar hukuman itu jangan dijatuhkan ke atas Dia yang kasihNya telah menjadi sumber daripada segala kebahagiaan mereka; melainkan biarlah itu ditanggungkan ke atas diri dan keturunan mereka. PB1 59.1

Kepada mereka diberitahukan bahwa oleh karena hukum Tuhan itu adalah dasar daripada pemerintahanNya di sorga, sebagaimana juga di atas bumi ini, hidup malaikat sekalipun tidak dapat diterima sebagai satu korban bagi pelanggaran hukum itu. Tidak satupun dari hukum-hukum itu dapat ditiadakan atau diubahkan untuk menolong manusia dalam keadaannya yang berdosa; tetapi Anak Allah itu, yang telah menjadikan manusia dapat mengadakan satu tebusan baginya. Sebagaimana pelanggaran Adam telah mengakibatkan kemalangan dan maut, demikian juga pengorbanan Kristus akan mendatangkan hidup dan kebakaan. PB1 59.2

Bukan saja manusia, tetapi juga bumi ini oleh dosa telah berada di bawah kuasa si jahat dan harus dipulihkan oleh rencana penebusan. Pada waktu diciptakan Adam dijadikan sebagai pemerintah atas bumi ini. Tetapi dengan menyerah kepada pencobaan, ia berada di bawah kuasa setan. “Karena orang menjadi hamba kepada barang yang mengalahkan dia.” 2 Petrus 2:19. Bilamana manusia menjadi tawanan setan, pemerintahan yang ia pegang, berpindah kepada yang menaklukkannya. Dengan demikian setan menjadi “penghulu dunia ini.” 2 Korintus 4:4. Ia telah merebut pemerintahan atas dunia ini yang pada mulanya telah diserahkan kepada Adam. Tetapi Kristus, pengorbananNya yang membayar upah dosa, bukan saja menebus manusia, melainkan untuk mengembalikan pemerintahan yang telah hilang daripadanya. Segala sesuatu yang telah hilang oleh Adam yang pertama akan dikembalikan oleh Adam yang kedua..Kata nabi itu, “Maka engkau, hai Migdaleder, hai Ofel puteri Sion! kemuliaanmu akan datang, bahkan pemerintahan yang dahulu itu akan datang, yaitu kerajaan puteri Yerusalem.” Mikha 4:8. Dan rasul Paulus menunjuk ke depan kepada penebusan itu yang menjadikan kita milik Allah.” Efesus 1:14. Tuhan “sudah merupakan bumi dan menjadikannya; Ia telah menetapkannya, Ia telah menjadikan dia bukan supaya tinggal sunyi-senyap, Ia menjadikan dia untuk dihuni.” Yesaya 45:18. Maksud itu akan digenapkan, bilamana, diperbaharui oleh kuasa Allah dan dibebaskan dari dosa dan kesedihan, itu akan menjadi tempat kediaman umat tebusan untuk selama-lamanya. “Maka segala orang yang benar itu akan mempusakai tanah itu, dan mendiami dia sampai selamalamanya.” Mazmur 37:29. “Maka tidaklah ada laknat di sarta; maka arasy Allah dan Anak domba itu akan berdiri di dalamnya, dan segala hambaNya akan berbuat ibadat KepadaNya.” Wahyu 22:3. PB1 59.3

Adam, di dalam keadaannya yang tidak berdosa, telah menikmati hubungan yang langsung dengan Penciptanya; tetapi dosa telah memisahkan Allah dengan manusia dan penebusan Kristus saja dapat menjembatani jurang itu dan memungkinkan tersalurnya berkat atau keselamatan dari sorga ke atas dunia ini. Manusia masih tetap terputus dari hubungan yang langsung dengan Khaliknya, tetapi Allah mau berhubungan dengan dia melalui Kristus dan malaikat-malaikat. PB1 60.1

Dengan demikian dinyatakan kepada Adam peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah umat manusia, mulai dari saat bilamana hukuman ilahi diucapkan di Eden, sampai kepada zaman Air Bah dan terus sampai kepada kedatangan Anak Allah yang pertama kalinya. Kepadanya dinyatakan bahwa sementara pengorbanan Kristus itu cukup nilainya untuk menyelamatkan seluruh dunia ini, tetapi banyak yang akan memilih satu kehidupan yang dipenuhi dosa gantinya hidup yang bertobat dan menurut. Kejahatan akan terus bertambah-tambah sepanjang generasi yang berikutnya, dan kutuk dosa itu akan terasa lebih berat lagi ke atas umat manusia, binatangbinatang dan atas dunia ini. Umur manusia akan diperpendek oleh cara hidupnya yang dipenuhi dosa; ia akan menjadi lebih merosot dalam jasmani serta daya tahan hidupnya, dan dalam kuasa moral dan pikirannya, sehingga dunia ini akan dipenuhi oleh berbagai macam penderitaan. Melalui pemanjaan selera makan dan nafsu, manusia akan menjadi tidak sanggup untuk menghargai kebenaran-kebenaran yang agung tentang rencana penebusan. Namun demikian Kristus, yang tetap setia terhadap tujuan untuk mana Ia telah meninggalkan sorga, akan tetap memberikan perhatianNya kepada manusia, dan masih tetap mengundang mereka untuk menyembunyikan kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka di dalam diriNya. Ia akan mencukupkan kebutuhan semua orang yang mau datang kepadaNya dalam iman. Dan akan senantiasa ada sekelompok kecil yang akan memelihara pengetahuan akan Allah dan akan tetap teguh di tengah-tengah kejahatan yang merajalela. PB1 60.2

Persembahan korban telah ditetapkan Allah bagi manusia untuk menjadi satu pengingat yang tetap dan satu pengakuan pertobatan dari dosanya dan satu pengakuan iman dalam Penebus yang telah dijanjikan itu. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan satu kesan kepada umat yang berdosa akan kebenaran yang khidmat bahwa dosalah yang telah menyebabkan kematian. Kepada Adam, persembahan korban yang pertama merupakan satu upacara yang paling menyayat hati. Tangannya harus diulurkan untuk mencabut nyawa yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan. Itu adalah kali yang pertama di mana ia pernah menyaksikan kematian, dan ia tahu bahwa kalau saja ia menurut kepada Tuhan, maka tidak akan ada kematian baik kepada manusia ataupun binatang. Apabila ia menyembelih korban yang tidak berdosa itu, ia gemetar memikirkan bahwa dosanya harus menumpahkan darah anak domba Allah yang tidak bercacat cela itu. Pemandangan ini memberikan kepadanya satu perasaan yang lebih dalam dan lebih jelas akan besarnya pelanggaran yang telah dilakukannya, di mana tidak ada sesuatupun kecuali kematian Anak Allah saja yang dapat menebusnya. Dan ia merasa kagum akan kebajikan yang tak terhingga itu yang telah memberikan satu tebusan untuk menyelamatkan yang berdosa. Sebuah bintang pengharapan telah menerangi masa depan yang gelap dan mengerikan itu, serta mengisi kehampaannya. PB1 60.3

Tetapi rencana penebusan itu mempunyai tujuan yang lebih luas dan lebih dalam daripada hanya untuk keselamatan manusia. Bukanlah hanya untuk maksud ini saja Kristus telah datang ke dunia ini; bukan hanya sekedar agar penduduk dunia yang kecil ini dapat menghargai hukum Allah sebagaimana mestinya; tetapi juga untuk membenarkan tabiat Allah di hadapan alam semesta. Kepada hasil pengorbananNya yang besar ini—pengaruhnya terhadap penduduk dunia-dunia yang lain, sebagaimana kepada manusia—Juruselamat memandang ke depan bilamana sesaat sebelum penyalibanNya Ia berkata: “Sekarang adalah masa hukuman dunia; sekarang penghulu dunia akan dibuang ke luar. Apabila Aku ini dinaikkan dari atas bumi, Aku akan menarik orang sekalian datang kepadaku.” Yohanes 12:31, 32. Tindakan Kristus dalam hal kematianNya bagi keselamatan manusia bukan hanya akan menjadikan sorga itu bisa dicapai oleh manusia tetapi juga di hadapan alam semesta ini, itu akan membenarkan Allah dan AnakNya di dalam cara perlakuan mereka terhadap pemberontakan setan. Itu akan menetapkan kekekalan hukum Allah dan akan menyatakan keadaan serta akibat-akibat dosa. PB1 61.1

Sejak mula pertama, pertarungan yang besar itu menyangkut akan hukum Allah. Setan telah berusaha untuk membuktikan bahwa Allah tidak adil, bahwa hukumNya mengandung kesalahan, dan bahwa demi untuk kebaikan alam semesta ini hukum itu harus diubah. Di dalam serangannya terhadap hukum itu ia bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan Penciptanya. Di dalam pertarungan ini haruslah dinyatakan apakah undang- undang ilahi itu bercela dan harus diubah ataukah itu sempurna dan tak dapat diubahkan. PB1 61.2

Pada waktu setan dibuang dari sorga, ia bertekad untuk menjadikan dunia ini sebagai kerajaannya. Pada waktu ia menggoda dan mengalahkan Adam dan Hawa, ia menyangka bahwa ia telah memperoleh hak milik atas dunia ini; “olehkarena,” katanya, “mereka telah memilih aku sebagai pemimpin mereka.” Ia mengatakan bahwa mustahillah keampunan itu dapat diberikan kepada orang yang berdosa, dan oleh sebab itu umat yang berdosa itu adalah merupakan pengikutnya yang sebenarnya, dan dunia ini adalah miliknya. Tetapi Tuhan Allah telah memberikan AnakNya yang dikasihi itu—seorang yang setara dengan diriNya—untuk menanggung upah pelanggaran, dan dengan demikian Ia menyediakan satu jalan oleh mana mereka dapat dipulihkan ke keadaan yang diperkenankan Allah dan dibawa kembali ke rumah mereka di Eden. Kristus berusaha untuk menebus manusia dan menyelamatkan dunia dari cengkraman setan. Pertarungan besar yang telah dimulai di sorga harus diselesaikan di atas dunia ini, di arena yang sama, yang telah dinyatakan oleh setan sebagai miliknya. PB1 62.1

Adalah merupakan satu keheranan kepada alam semesta bahwa Kristus harus merendahkan diriNya untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Bahwa Ia yang telah pergi dari satu bintang ke bintang yang lain, dari dunia ke dunia yang lain, mengawasi semuanya, yang oleh pimpinanNya telah memenuhi kebutuhan setiap mahluk di dalam semesta alam yang luas ini—bahwa Ia menyetujui untuk meninggalkan kemuliaanNya dan mengambil bagi diriNya keadaan manusia, adalah satu rahasia yang ingin dipahami oleh penduduk dunia-dunia lainnya. Pada waktu Kristus datang ke dunia ini dalam wujud manusia, semua menaruh perhatian yang dalam untuk mengikuti Dia sementara Ia menjalani langkah demi langkah, jalan yang dinodai darah itu mulai dari buaian sampai ke Golgota. Sorga mencatat olokan serta nista yang Ia terima, dan mengetahui bahwa semua ini terjadi atas hasutan setan. Mereka mencatat pekerjaan alat-alat musuh itu berlangsung terus. Setan senantiasa menurunkan kegelapan, kesedihan dan penderitaan ke atas umat manusia, dan Kristus berusaha menegahkannya. Mereka memperhatikan peperangan antara terang dan kegelapan bertambah hebat. Dan apabila Kristus di dalam penderitaanNya yang membawa maut di atas salib itu berseru, “sudahlah genap” Yohannes 19:30, satu teriakan kemenangan menggema di semua dunia dan di seluruh sorga sendiri. Pertarungan hebat yang telah berlangsung begitu lama di dalam dunia ini sekarang ditentukan, dan Kristus adalah pemenangnya. KematianNya telah menjawab pertanyaan apakah Bapa dan Anak itu mempunyai cukup kasih bagi manusia untuk menyatakan penyangkalan diri dan satu roh pengorbanan. Setan telah menunjukkan tabiat yang sebenarnya sebagai seorang pendusta dan seorang pembunuh. Sekarang terbukti bahwa roh yang sama oleh mana ia telah memerintah manusia yang berada di bawah kuasanya, ia akan menyatakannya jikalau diizinkan untuk memerintah penduduk sorga. Dengan suara yang serentak penduduk alam semesta yang setia bersatu dalam memuji pemerintahan ilahi. PB1 62.2

Jikalau hukum itu dapat diubahkan, manusia dapat diselamatkan tanpa pengorbanan Kristus, tetapi fakta bahwa perlu bagi Kristus untuk memberikan hidupnya bagi umat yang berdosa membuktikan bahwa hukum Allah tidak akan membebaskan orang yang berdosa dari tuntutan hukum terhadap diriNya. Telah dinyatakan bahwa upah dosa itulah maut. Pada waktu Kristus mati, kebinasaan setan ditetapkan. Tetapi jikalau hukum itu dihapuskan di kayu salib, sebagaimana dikatakan oleh banyak orang, maka kesusahan dan kematian Anak Allah yang kekasih itu telah dijalani hanya untuk memberikan kepada setan apa yang dimintanya; kemudian penghulu kegelapan itupun menang, tuduhan-tuduhannya terhadap pemerintahan ilahipun dikuatkan. Fakta bahwa Kristus telah menanggung hukuman atas pelanggaran manusia adalah satu bukti yang kuat kepada semua mahluk ciptaan bahwa hukum itu tidak terubahkan; bahwa Allah adalah adil, penuh rahmat, dan mempunyai roh menyangkal diri; dan bahwa keadilan yang tak terhingga dan rahmat bersatu padu di dalam cara pemerintahan Tuhan. PB1 63.1