Para Nabi Dan Bapa, Vol. 1

34/43

Penyembahan Berhala Disinai

Pasal ini dialaskan atas Keluaran 32-34.

Selama Musa tidak berada di antara mereka, bagi Israel hal itu merupakan satu waktu menunggu dengan rasa cemas. Orang banyak mengetahui bahwa ia telah naik ke atas gunung bersama Yusak dan telah memasuki awan tebal yang dapat dilihat dari tempat mereka tinggal, yang ada di puncak gunung itu, dan dari waktu ke waktu diterangi oleh kilat yang memancar dari hadirat ilahi. Dengan penuh kerinduan mereka menunggu kembalinya Musa. Olehkarena selama berada di Mesir sudah terbiasa dengan ilah-ilah yang diwakili dengan benda-benda, maka sukarlah bagi mereka untuk berharap kepada satu oknum yang tidak kelihatan, dan selama ini mereka telah bergantung kepada Musa untuk menguatkan iman mereka. Sekarang ia telah diambil dari antara mereka. Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu tetapi Musa belum juga kembali. Sekalipun awan itu masih tampak, bagi orang banyak yang ada di tenda-tenda itu seolah-olah Musa telah meninggalkan mereka, atau telah dimusnahkan oleh api yang menghanguskan itu. PB1 331.1

Selama waktu menunggu itu, sebenarnya ada kesempatan bagi mereka untuk merenung-renungkan hukum Allah yang sudah mereka dengar itu, dan untuk menyediakan hati mereka untuk menerima kenyataan yang lebih jauh yang dapat diberikanNya kepada mereka. Mereka tidak mengambil waktu untuk hal itu; dan andaikata mereka telah berusaha mencari pengertian yang lebih jelas akan tuntutan-tuntutan Allah itu, dan merendahkan hati di hadapanNya, mereka akan terlindung dari pencobaan. Tetapi mereka tidak melakukan hal ini, dan dengan segera merekapun menjadi lalai, tidak berhati-hati dan menjadi jahat. Hal ini terutama sekali terjadi di antara bangsa campuran itu. Mereka menjadi tidak sabar untuk berada dalam perjalanan menuju tanah Perjanjian itu—negeri yang berkelimpahan susu dan air madu. Hanyalah dengan syarat penurutan bahwa negeri yang subur itu dijanjikan kepada mereka, tetapi mereka telah kehilangan pandangan akan hal ini. Ada beberapa yang mengusulkan agar kembali saja ke Mesir, tetapi apakah itu maju terus ke Kanaan atau kembali ke Mesir, orang banyak sudah bertekad tidak lagi mau menunggu akan Musa. PB1 331.2

Merasa tidak berdaya olehkarena tidak hadirnya pemimpin mereka, mereka telah kembali kepada takhyul-takhyul mereka yang dulu. Bangsa campuran itu adalah yang pertama-tama telah bersungut-sungut dan bersikap tidak sabar dan merekalah pemimpin dalam kemurtadan yang terjadi selanjutnya. Di antara benda-benda yang dianggap oleh orang-orang Mesir sebagai lambang ilah mereka adalah lembu atau anaknya, dan adalah atas anjuran mereka yang sudah pernah mempraktekkan bentuk penyembahan berhala ini di Mesir dimana sekarang telah dibuat dan disembah satu patung anak lembu. Orang banyak menghendaki satu patung untuk me-lambangkan Allah dan memimpin mereka sebagai pengganti Musa. Allah tidak pernah memberikan patung apapun untuk menggambarkan diriNya, dan Ia telah melarang dibuatnya patung-patung untuk maksud itu. Mujizatmujizat yang hebat di Mesir dan di Laut Merah dimaksudkan untuk meneguhkan iman di dalam Dia sebagai Penolong Israel yang tidak kelihatan, dan yang maha kuasa, satu-satunya Allah yang benar. Dan keinginan untuk memperoleh satu pernyataan yang kelihatan akan hadiratNya telah dikabulkan dalam tiang awan dan api yang telah memimpin mereka, dan juga dalam pernyataan kemuliaanNya di gunung Sinai. Tetapi dengan awan HadiratNya yang masih tampak di hadapan mereka, mereka telah berpaling dalam hati mereka kepada penyembahan berhala di Mesir, dan menggambarkan kemuliaan Allah yang tidak kelihatan itu dengan patung seekor lembu! PB1 332.1

Selagi Musa bepergian, wewenang pemerintahan telah dipercayakan kepada Harun, dan sekelompok orang banyak telah mengerumuni kemahnya, dengan tuntutan, “Mari, perbuatkanlah kami berhala, yang berjalan di hadapan kami, karena adapun akan Musa, orang yang telah menghantar kami keluar dari negeri Mesir, tiada kami tahu apa jadinya.” Awan itu, kata mereka, yang telah memimpin mereka sampai ke tempat itu, sekarang telah tinggal menetap di atas gunung, itu tidak akan lagi memimpin mereka dalam perjalanan. Mereka harus mempunyai sebuah patung sebagai penggantinya; dan jikalau, seperti telah diusulkan, mereka harus kembali ke Mesir, maka mereka akan memperoleh belas kasihan dari orang Mesir dengan membawa patung ini di hadapan mereka, dan mengakuinya sebagai dewa mereka. PB1 332.2

Dalam kemelut seperti ini diperlukan orang yang teguh, yang berani mengambil keputusan, yang betul-betul berani; seorang yang lebih meng- utamakan kehormatan Allah lebih daripada untuk menjadi populer, lebih daripada keselamatan diri atau daripada hidup itu sendiri. Tetapi pemimpin Israel yang sekarang ini tidaklah mempunyai watak seperti itu. Harun dengan lembek memprotes tuntutan itu, tetapi kebimbangan serta perasaan takutnya pada saat yang kritis itu hanyalah membuat mereka menjadi lebih nekad lagi. Kekacauan semakin bertambah. Kegaduhan yang membabi-buta dan tidak beralasan tampaknya menguasai orang banyak itu. Banyak yang setia atas perjanjian mereka dengan Allah, tetapi jauh lebih banyak orang-orang yang menggabungkan diri dalam kemurtadan ini. Beberapa orang yang berani untuk menyatakan bahwa pembuatan patung seperti yang telah direncanakan itu adalah penyembahan berhala, telah diperlakukan dengan kasar dan di dalam kekacauan serta kegaduhan itu akhirnya mereka telah kehilangan nyawa. PB1 332.3

Harun merasa takut akan keselamatan dirinya; dan gantinya berdiri teguh untuk kehormatan nama Tuhan, ia telah menyerah kepada tuntutan orang banyak. Tindakannya yang pertama adalah menyuruh agar antinganting emas dikumpulkan dari semua orang dan dibawa kepadanya, dengan mengharapkan bahwa kesombongan mereka akan menjadikan mereka enggan untuk mengadakan pengorbanan seperti itu. Tetapi dengan sukarela mereka telah menyerahkan perhiasan-perhiasan mereka; dan dari benda-benda ini ia telah membuat sebuah patung tuangan, yang menyerupai dewa Mesir. Orang banyak itu kemudian mengumumkan, “Hai orang Israel! Inilah dewamu, yang telah membawa kamu keluar dari negeri Mesir.” Dan Harun telah mengijinkan penghinaan yang keji ini terhadap Tuhan. Dan ia berbuat lebih dari itu. Melihat bagaimana puasnya orang banyak itu telah menerima dewa keemasan itu, ia telah mendirikan sebuah mezbah di hadapannya, serta memberikan satu pengumuman, “Esok hari adalah hari raya bagi Allah.” Pengumuman itu didahului oleh peniup-peniup terompet dari satu kelompok kepada kelompok yang lain di seluruh perkemahan itu. “Maka pada keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu dipersembahkannya korban bakaran dan dibawanya korban syukur pula, maka orang banyak itupun duduklah makan minum, kemudian bangkitlah mereka berdiri hendak bermain ramai-ramai.” Dengan berpura-pura mengadakan “satu upacara bagi Tuhan,” mereka telah menyerahkan diri mereka kepada pesta pora yang gelojoh dan penuh nafsu. PB1 333.1

Betapa sering, pada zaman kita ini, cinta kepelesiran ditutupi dengan satu “bentuk peribadatan”! Satu agama yang mengijinkan manusia, sementara mengadakan upacara kebaktian, untuk menyerahkan diri kepada pemanjaan hawa nafsu dan sifat mementingkan diri, adalah sangat menarik kepada orang banyak sekarang ini seperti pada zaman Israel itu. Dan hingga kini masih ada Harun-harun yang lembek, yang, sementara menduduki jabatan yang berwenang di dalam sidang, akan menyerah kepada keinginan orang-orang yang belum berserah, dan dengan demikian mendorong mereka berbuat dosa. PB1 333.2

Baru beberapa hari saja berlalu semenjak orang-orang Ibrani itu telah mengadakan satu janji yang khidmat dengan Allah untuk menurut firmanNya. Mereka telah berdiri dengan penuh kegentaran di dekat gunung itu, sambil mendengar sabda Tuhan, “Jangan ada ilah lain di hadapan hadiratKu.” Kemuliaan Allah masih terlihat kepada mereka di atas gunung Sinai; tetapi mereka telah berpaling dan meminta akan dewa-dewa yang lain. “Maka diperbuat oleh mereka itu akan satu patung rupa anak lembu hampir dengan Horeb, lalu mereka itupun menyembah sujud kepada patung tuangan. Maka kehormatan mereka itu ditukarnya dengan rupa lembu.” Mazmur 106:19, 20. Tidak ada sikap tidak tahu berterimakasih yang lebih buruk daripada itu, atau penghinaan yang lebih keji daripada itu, yang dapat dinyatakan kepada Dia yang telah menyatakan diriNya kepada mereka sebagai seorang Bapa yang lemah lembut dan sebagai seorang Raja yang maha kuasa! PB1 334.1

Musa yang berada di atas gunung telah diamarkan tentang kemurtadan yang terjadi di perkemahan itu, dan diperintahkan supaya kembali dengan segera. Allah bersabda, “Pergilah engkau, turunlah dari atas bukit, karena bangsamu, yang telah kau bawa naik dari negeri Mesir, ia itu telah merusakkan halnya. Dengan segera juga mereka itu telah undur daripada jalan yang kupesan kepadanya! Mereka itu telah memperbuat akan dirinya seekor anak lembu tuangan, lalu mereka itu sujud di hadapannya.” Allah sebenarnya dapat menghentikan pergerakan itu dari awainya; tetapi Ia membiarkan hal itu berlaku sampai ke puncaknya agar Ia dapat memberikan pelajaran dalam hukumanNya terhadap penghinaan dan kemurtadan. PB1 334.2

Perjanjian Allah dengan umatNya telah dibatalkan, dan Ia menyatakan kepada Musa, “Maka sekarang biarkanlah Aku menyalakan murkaku akan dia serta menghanguskan akan dia, maka Aku akan menjadikan dikau suatu bangsa yang besar.” Bangsa Israel, terutama sekali bangsa campuran itu, akan senantiasa cenderung untuk memberontak terhadap Allah. Mereka juga bersungut-sungut terhadap pemimpin mereka dan menduka-citakan hatinya melalui sikap tidak percaya dan keras kepala, dan adalah satu tanggung jawab yang berat dan benar-benar menguji jiwa seseorang untuk memimpin mereka terus sampai ke Tanah Perjanjian. Dosa-dosa mereka telah meniadakan belas kasihan Allah kepada mereka dan keadilan menuntut agar mereka itu dibinasakan. Oleh sebab itu Allah bermaksud untuk membinasakan mereka dan menjadikan Musa sebagai satu bangsa yang berkuasa. PB1 334.3

“Biarkan Aku sendiri . . . agar Aku binasakan mereka itu,” adalah sabda Allah. Jikalau Allah telah bermaksud untuk membinasakan Israel siapakah yang dapat memohon untuk dapat menyelamatkan mereka? Betapa sedikitnya orang yang enggan untuk membiarkan orang berdosa kepada nasib mereka! Betapa sedikitnya orang yang enggan untuk menukar satu tanggung jawab yang berat, sukar dan penuh pengorbanan, yang dibalas dengan persungutan dan sikap tidak berterima kasih dengan satu kedudukan yang empuk dan terhormat, pada saat dimana Allah sendiri yang menawarkannya. PB1 335.1

Tetapi Musa dapat melihat adanya dasar pengharapan dimana seolah-olah yang ada hanyalah kekecewaan dan murka. Firman Allah, “Biarkanlah Aku sendiri,” ia tafsirkan bukan sebagai sesuatu yang melarang melainkan mendorong untuk diadakannya pembelaan, yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu kecuali doa Musa dapat menyelamatkan Israel, dan jikalau diminta dengan cara itu, maka Allah akan membiarkan umatNya hidup. Ia “menyembah sujud di hadapan hadirat Tuhan, Aliahnya, sambil sembahnya: Ya Tuhan! mengapa gerangan murkaMu dinyalakan atas umatMu, yang telah Kau bawa keluar dari negeri Mesir dengan kodratMu yang besar serta dengan tangan yang kuat?” PB1 335.2

Allah telah menyatakan bahwa Ia menolak umatNya. Ia telah mengatakan kepada Musa tentang mereka sebagai “bangsamu, yang engkau telah bawa keluar dari Mesir.” Tetapi Musa dengan rendah hati menolak untuk mengaku bahwa ia adalah pemimpin Israel. Mereka bukanlah miliknya, melainkan milik Allah, “UmatMu, yang Engkau telah bawa keluar . . . dengan kuasa yang besar dan dengan tangan yang kuat. Oleh sebab itu,” katanya, “orang Mesir akan berkata demikian: “Dengan niat jahat telah dihantarkannya mereka itu keluar, hendak dibunuhnya mereka itu di antara gununggunung serta dibinasakannya mereka itu dari atas muka bumi?” PB1 335.3

Selama beberapa bulan semenjak Israel meninggalkan Mesir, kabar tentang kelepasan mereka yang ajaib itu telah tersebar ke seluruh bangsabangsa yang ada di sekitarnya. Rasa takut akan datangnya malapetaka yang hebat memenuhi bangsa-bangsa kapir. Semua orang mengamat-amati apa yang akan diperbuat Allah orang Israel terhadap umatNya. Jikalau mereka sekarang ini dibinasakan, musuh mereka akan menang, dan Allah akan dihinakan. Orang Mesir akan menyatakan bahwa tuduhan-tuduhan mereka itu benar—gantinya memimpin umatNya ke padang belantara untuk mempersembahkan korban, Ia telah menyebabkan mereka untuk dikorbankan. Mereka tidak akan mempertimbangkan dosa-dosa Israel; kebinasaan daripada bangsa yang telah dipermuliakanNya dengan nyata sekali akan mendatangkan kehinaan terhadap namaNya. Betapa besar tanggung jawab yang tertanggung ke atas mereka yang telah dihormati Allah untuk menjadikan namaNya dipuji di atas dunia ini! Kita harus tetap waspada agar jangan berbuat dosa, yang akan mendatangkan hukumanNya, dan menyebabkan namaNya dihina oleh orang kapir. PB1 335.4

Apabila Musa mengadakan permohonan bagi Israel, rasa takutnya hilang ditelan oleh perhatian dan kasihnya yang dalam bagi mereka yang untuknya ia telah (di dalam tangan Allah) menjadi sebagai satu alat yang berbuat banyak perkara. Tuhan mendengar permohonannya itu, dan mengabulkan doanya yang tidak mementingkan diri itu. Allah telah menguji hambaNya; Ia telah menguji kesetiaan dan kasihnya bagi bangsa yang bersalah dan tidak tahu berterima kasih itu, dan dengan agungnya Musa telah menjalani ujian itu. Perhatiannya terhadap Israel bersumber dari motif yang tidak mementingkan diri sendiri. Kemakmuran umat Allah baginya lebih berharga daripada kehormatan pribadi, lebih mahal daripada kesempatan untuk menjadi bapa dari satu bangsa yang berkuasa. Allah merasa senang dengan kesetiaannya, kerendahan hatinya dan ketulusan hatinya, dan Ia telah menyerahkan kepadanya sebagai seorang gembala yang setia, tugas yang besar untuk memimpin Israel menuju ke Tanah Perjanjian. PB1 336.1

Apabila Musa dan Yusak turun dari atas gunung, Musa membawa “loh batu kesaksian itu,” mereka mendengar pekikan dan teriakan orang banyak yang gaduh, rupanya mereka ada dalam keadaan hiruk pikuk. Kepada Yusak seorang serdadu, yang pertama terlintas dalam pikirannya adalah teriakan daripada musuh yang sedang menyerang. “Ada sorak orang berperang dalam balatentara,” katanya. Tetapi Musa memberikan pertimbangan yang lebih tepat sehubungan dengan kegaduhan itu. Suara itu bukanlah bunyi peperangan tetapi suara orang yang sedang berpesta. “Bukan ini bunyi sorak kemenangan dan bukan suara orang yang kalah, melainkan kedengaranlah kepadaku bunyi orang menyanyi ramai-ramai.” PB1 336.2

Apabila mereka berada lebih dekat dengan perkemahan mereka itu, mereka melihat orang banyak sedang berteriak-teriak dan menari-nari di sekeliling berhala mereka. Hal itu adalah satu pemandangan upacara kekapiran, satu perbuatan yang menyerupai upacara penyembahan berhala di Mesir; tetapi betapa jauh bedanya dengan perbaktian kepada Allah yang suasananya penuh hormat serta khidmat! Musa merasa heran. Ia baru saja keluar dari hadirat Allah yang penuh dengan kemuliaan, dan sekalipun ia telah diamarkan tentang apa yang sedang terjadi ia tidak bersedia untuk melihat pertunjukan yang hebat daripada kemerosotan Israel. Kemarahannya meluap-luap. Untuk menunjukkan rasa jijiknya terhadap kejahatan mereka itu, ia melemparkan kedua loh batu itu, dan kedua-duanya hancur di hadapan semua orang, dengan demikian itu mengertikan bahwa sebagaimana mereka telah menghancurkan perjanjian mereka dengan Allah, demikian juga Allah telah menghancurkan perjanjianNya dengan mereka. PB1 336.3

Apabila ia memasuki perkemahan itu, Musa melewati orang banyak yang sedang berpesta pora itu, kemudian ia mengambil berhala itu dan mencampakkannya ke dalam api. Setelah itu ia menggilingnya menjadi seperti tepung, dan setelah menghamburkannya ke dalam satu sungai yang mengalir dari atas gunung, ia menyuruh orang banyak meminum airnya. Dengan demikian ditunjukkan bagaimana sia-sianya dewa yang mereka sembah itu. PB1 337.1

Pemimpin besar itu memanggil saudaranya yang bersalah itu, dan dengan tegas menanyakan, “Engkau dipengapakan orang banyak ini maka engkau mendatangkan atasnya salah yang begitu besar?” Harun berusaha untuk membela dirinya dengan menceritakan desakan orang banyak; sehingga jikalau ia tidak mengabulkan keinginan mereka, maka ia akan dibunuh. Ia berkata, “Janganlah kiranya amarah tuan sangat bernyala! Tuan tahu akan hal bangsa ini sama sekali jahat adanya. Maka kata mereka itu kepada hamba: Perbuatlah akan kami berhala, yang berjalan di hadapan kami, karena adapun Musa, orang yang telah membawa akan kami naik dari negeri Mesir, tiada kami tahu apakah jadinya. Lalu kata hamba kepada mereka itu: Barangsiapa yang pakai emas, hendaklah dicabutnya serta dibawanya ke mari kepadaku. Maka telah kulontarkan dia ke dalam api, lalu keluarlah rupa anak lembu ini.” Ia mau membujuk Musa untuk mempercayai bahwa satu mujizat telah terjadi—bahwa emas itu telah dilemparkan ke dalam api, dan oleh satu kuasa gaib telah berubah menjadi satu patung anak lembu. Tetapi dalih-dalih serta keterangan palsunya itu tidak menolongnya. Dengan adil ia telah diperlakukan sebagai pemimpin kemurtadan itu. PB1 337.2

Kenyataan bahwa Harun telah diberkati serta dihormati jauh lebih tinggi di atas orang banyak itulah yang justru menjadikan dosanya itu begitu keji. Adalah Harun, “yang disucikan bagi Tuhan” (Mazmur 106:16) yang telah membuat berhala itu dan mengumumkan pesta itu. Adalah dia yang telah diangkat sebagai jurubicara bagi Musa, dan tentang siapa Allah sendiri telah bersaksi, “Aku tahu ia dapat berkata-kata dengan baik” (Keluaran 4:14) yang telah gagal untuk mencegah penyembah-penyembah berhala itu di dalam maksud mereka yang bertentangan dengan sorga. Ia yang Allah telah gunakan sebagai alat untuk menurunkan hukuman baik kepada orang Mesir dan juga kepada dewa-dewa mereka tidak merasa apa-apa pada waktu mendengar pengumuman di hadapan patung itu, “Hai orang Israel, inilah dewamu, yang telah membawa akan kamu keluar dari negeri Mesir.” Adalah dia yang telah bersama-sama dengan Musa di atas gunung dan telah melihat kemuliaan Tuhan, yang telah melihat bahwa di dalam pernyataan-pernyataan kemuliaan itu tidak ada suatupun untuk mana satu patung dapat dibuat—dialah yang telah menukar kemuliaan itu menjadi satu patung yang menyerupai anak lembu. Ia, yang kepadanya Allah telah mempercayakan pemerintahan atas bangsa itu waktu ditinggalkan Musa telah kedapatan membenarkan pemberontakan mereka. “Maka akan Harunpun sangatlah murka Tuhan, sehingga hendak dibinasakannya akan dia.” Tetapi sebagai jawab terhadap doa Musa yang sungguh-sungguh, hidupnya telah dipeliharakan; dan di dalam kerendahan hati satu pertobatan akan dosanya yang besar itu, ia telah diperkenankan Allah kembali. PB1 337.3

Jikalau Harun mempunyai keberanian untuk berdiri bagi yang benar, dengan tidak mempedulikan akibatnya, maka ia akan dapat mencegah kemurtadan itu. Jikalau ia dengan teguh telah mempertahankan kesetiaannya sendiri kepada Allah, jikalau ia telah menunjukkan mereka kepada mara bahaya di Sinai dan telah mengingatkan mereka akan janji mereka yang khidmat kepada Allah untuk menurut hukumNya, maka perbuatan jahat itu akan dapat dicegah. Tetapi persetujuannya terhadap keinginan orang banyak dan jaminan oleh mana ia telah memimpin untuk menjalankan rencana mereka telah memberanikan mereka untuk pergi lebih jauh dalam dosa daripada apa yang ada dalam pikiran mereka sebelumnya. PB1 338.1

Pada waktu Musa, sekembalinya ke perkemahan, berhadapan dengan pemberontak-pemberontak itu, tempelakan serta kemarahannya yang meluapluap yang ia nyatakan dengan menghancurkan loh batu hukum yang suci itu telah diperbandingkan dengan kata-kata yang lemah lembut dari saudaranya, dan juga pembawaannya yang agung, dan orang banyak menaruh simpati kepada Harun. Untuk membenarkan dirinya, Harun telah berusaha untuk menjadikan orang banyak itu bertanggung jawab atas kelembekannya yang telah menyerah kepada tuntutan mereka; namun demikian, mereka dipenuhi dengan rasa kagum akan kesabaran serta kelemah-lembutannya. Tetapi Allah melihat bukan seperti manusia melihat. Roh Harun yang mudah menyerah dan keinginannya untuk menyenangkan orang lain telah membutakan matanya terhadap kekejian kejahatan yang ia benarkan. Tindakannya dalam memberikan pengaruh untuk berbuat dosa di kalangan orang Israel telah menyebabkan tewasnya ribuan manusia. Betapa bedanya dengan tindakan Musa, yang, sementara dengan setia melaksanakan pehukuman Allah, telah menunjukkan bahwa kesejahteraan Israel baginya lebih berharga daripada kemakmuran, kehormatan ataupun nyawa. PB1 338.2

Daripada segala macam dosa yang akan dihukum oleh Allah, tidak ada yang lebih keji pada pemandanganNya daripada mereka yang mendorong orang lain untuk berbuat kejahatan. Allah mau agar hamba-hambaNya membuktikan kesetiaan mereka dengan menempelak pelanggaran bagaimanapun menyakitkannya tindakan tersebut. Mereka yang telah diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas ilahi janganlah menjadi orang yang lemah, yang mudah digoyahkan oleh keadaan. Mereka janganlah bertujuan untuk meninggikan diri atau menghindarkan diri dari tanggung jawab yang tidak menyenangkan hati, melainkan melaksanakan pekerjaan Allah dengan kejujuran yang tak tergoyahkan. PB1 338.3

Sekalipun Allah telah mengabulkan doa Musa dengan menghindarkan Israel dari kebinasaan, kemurtadan mereka harus dihukum dengan cara nyata. Pelanggaran dan pemberontakan ke dalam mana Harun telah membiarkan mereka jatuh, jikalau tidak segera dihancurkan akan menyebabkan merajalelanya kejahatan, dan akan melibatkan bangsa itu ke dalam kehancuran yang tidak akan dapat dielakkan lagi. Oleh kekerasan yang dahsyat kejahatan harus dimusnahkan. Sambil berdiri di pintu gerbang perkemahan itu Musa telah memanggil orang banyak, “Siapakah yang memihak Tuhan? biarlah ia datang kepadaku.” Mereka yang tidak ikut dalam kemurtadan harus berdiri di sebelah kanan Musa; mereka yang bersalah tetapi sudah bertobat, di sebelah kiri. Perintah itu diturut. Didapati bahwa suku bangsa Lewi tidak ambil bahagian dalam penyembahan berhala itu. Dari antara suku-suku lainnya banyak yang, sekalipun mereka telah berdosa, sekarang menyatakan pertobatan mereka. Tetapi satu kelompok yang besar, kebanyakan dari bangsa campuran itu yang telah mendesak untuk dibuatnya patung itu, dengan keras kepala tetap bertahan dalam pemberontakan mereka. Di dalam nama “Tuhan Allah Israel,” Musa sekarang memerintahkan mereka yang ada di sebelah kanannya, yang telah memelihara diri mereka bersih daripada penyembahan berhala, untuk menghunus pedangnya dan membunuh semua orang yang berkeras dalam pemberontakan. “Maka pada hari itu matilah daripada bangsa itu kira-kira tiga ribu orang banyaknya.” Tanpa memandang pangkat, suku bangsa ataupun sahabat, pemimpinpemimpin dalam kejahatan itu dibinasakan; tetapi semua orang yang bertobat dan merendahkan diri telah dibiarkan hidup. PB1 339.1

Mereka yang melaksanakan pekerjaan pehukuman yang hebat itu bertindak atas wewenang ilahi, menjalankan hukuman dari Raja sorga. Manusia harus berhati-hati bagaimana mereka, dalam kebutaan mereka sebagai manusia, menghakimkan dan menghukumkan sesama mereka; tetapi bilamana Allah memerintahkan mereka untuk melaksanakan hukumNya terhadap kejahatan, Ia harus diturut. Mereka yang menjalankan pekerjaan yang menyakitkan ini, dengan demikian menyatakan rasa jijik mereka terhadap pemberontakan dan penyembahan berhala, dan menyerahkan diri mereka dengan lebih sempurna kepada pelayanan akan Allah yang benar. Tuhan menghormati kesetiaan mereka oleh menganugerahkan kedudukan yang istimewa kepada suku bangsa Lewi. PB1 339.2

Bangsa Israel telah bersalah dengan berbuat pengkhianatan dan melawan seorang Raja yang telah memberikan kepada mereka hal-hal yang menguntungkan, dan yang wewenangNya mereka akan turut sesuai dengan janji yang mereka adakan dengan sukarela. Agar pemerintahan ilahi dapat dipertahankan, keadilan harus dinyatakan kepada pengkhianat-pengkhianat itu. Namun demikian pada saat itu rahmat Allah juga dinyatakan. Sementara Ia mempertahankan hukumNya, Ia memberikan kebebasan untuk memilih dan kesempatan untuk bertobat bagi semua. Hanya mereka yang berkeras dalam pemberontakan telah dibinasakan. PB1 340.1

Perlu dosa ini dihukum, sebagai satu kesaksian kepada bangsa-bangsa di sekelilingnya tentang kebencian Allah terhadap penyembahan berhala. Oleh menjalankan keadilan terhadap yang bersalah, Musa, sebagai alat Allah, harus mencatat satu protes yang bersifat umum serta khidmat terhadap kejahatan mereka. Apabila di kemudian hari bangsa Israel harus menghukumkan penyembahan berhala yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di sekitarnya, musuh-musuh mereka akan melemparkan kepada mereka tuduhan bahwa bangsa yang mengaku Tuhan sebagai Allah mereka telah membuat patung seekor lembu dan menyembahnya di Horeb. Kemudian, walaupun harus mengakui kenyataan yang menghinakan mereka itu, Israel dapat menunjukkan nasib yang mengerikan dari orang-orang yang melanggar, sebagai bukti bahwa dosa mereka tidak dibenarkan atau dimaafkan. PB1 340.2

Kasih tidak berbeda halnya dengan keadilan menuntut agar terhadap dosa ini dijatuhkan hukuman. Allah adalah pelindung sebagaimana juga pemerintah dari umatNya. Ia membinasakan mereka yang bertahan dalam pemberontakan, agar mereka tidak menuntun orang lain ke kehancuran. Dengan membiarkan Kain hidup, Allah telah menunjukkan kepada alam semesta apa akibatnya bilamana dosa dibiarkan tanpa menerima hukuman. Pengaruh yang telah diberikannya kepada keturunannya melalui kehidupan dan pengajarannya telah memimpin mereka kepada satu keadaan yang penuh kejahatan sehingga harus dibinasakannya dunia ini oleh air bah. Sejarah sebelum zaman air bah menyaksikan bahwa umur panjang bukanlah satu berkat kepada orang berdosa; panjang sabar Allah tidak menghapuskan kejahatan mereka. Lebih lama manusia hidup, lebih jahat lagi mereka jadinya. PB1 340.3

Demikianpula dengan kemurtadan di Sinai. Kecuali dengan segera hukuman dijatuhkan ke atas pelanggaran, maka akibat-akibat yang sama akan terlihat kembali. Bumi ini akan sama jahatnya seperti pada zaman Nuh. Jikalau orang-orang yang melanggar ini telah dibiarkan hidup, kejahatankejahatan akan mengikutinya, yang lebih besar daripada apa yang telah diakibatkan oleh dibiarkannya Kain hidup. Adalah merupakan rahmat Allah dimana ribuan orang harus menderita, untuk mencegah diturunkannya hukuman ke atas jutaan manusia. Agar supaya menyelamatkan orang banyak itu, Ia harus menghukum yang sedikit. Lebih jauh lagi, apabila orang banyak telah memutuskan kesetiaannya kepada Allah, mereka kehilangan perlindungan ilahi, dan dengan hilangnya perlindungan mereka itu maka seluruh bangsa itu terbuka kepada kuasa daripada musuh mereka. Andaikata kejahatan tidak segera dilenyapkan, maka mereka segera akan menjadi mangsa daripada musuh mereka yang banyak dan kuat itu. Adalah perlu demi untuk kebaikan Israel, dan juga sebagai satu pelajaran kepada generasi-generasi mendatang, bahwa kejahatan harus dihukum dengan segera. Dan adalah merupakan rahmat Allah kepada orang berdosa bahwa mereka itu harus dibinasakan dalam kejahatan mereka. Kalau mereka dibiarkan hidup, maka roh yang sama yang telah memimpin mereka untuk memberontak terhadap Allah akan tetap nyata dalam kebencian serta per-kelahian di antara mereka sendiri, dan akhirnya mereka akan saling membunuh satu dengan yang lainnya. Adalah dalam rasa kasih kepada dunia ini, kasih kepada Israel dan bahkan kasih kepada orang-orang yang melanggar itu dimana kejahatan telah dihukum dengan segera dan dengan hebat. PB1 340.4

Apabila bangsa itu mulai menyadari kejinya kesalahan mereka, kegentaran memenuhi segenap perkemahan itu. Dikhawatirkan bahwa setiap orang yang telah berbuat kesalahan itu akan dibinasakan. Merasa kasihan atas kesusahan mereka itu, Musa berjanji akan memohon sekali lagi kepada Allah demi mereka. PB1 341.1

Ia berkata, “Bahwa kamu sudah berbuat dosa yang amat besar; maka sekarang aku hendak naik menghadap Tuhan, kalau-kalau aku dapat mengadakan grafirat atas dosa kamu itu.” Iapun pergilah dan di dalam pengakuannya di hadapan Allah ia berkata, “Wah, bangsa ini telah berbuat dosa yang amat besar dengan memperbuat berhala emas akan dirinya. Maka sekarang jikalau boleh, ampunilah kiranya dosa mereka itu! Jikalau tidak maka parangkan apalah aku dari dalam kitabmu, yang telah kau suratkan.” Jawabnya adalah, “Orang itulah patut kuparangkan dari dalam kitabku, yaitu yang telah berdosa kepadaku. Maka sekarang pergilah engkau hantarkanlah bangsa ini ke tempat yang telah kukatakan kepadamu; bahwa sesungguhnya malaikatku akan berjalan di hadapanmu, tetapi pada hari pembalasanku, maka aku akan membalas dosanya kepada mereka itu!” PB1 341.2

Di dalam doa Musa pikiran kita diarahkan kepada catatan-catatan sorga dimana nama-nama semua orang ditulis dan perbuatan mereka, yang baik atau jahat, dicatat dengan teliti. Buku alhayat berisi nama-nama dari semua orang yang pernah memasuki pelayanan akan Allah. Jikalau seseorang dari antara mereka ini berpaling daripadaNya, kemudian berkeras kepala dalam dosa sehingga akhirnya tidak dapat lagi dipengaruhi oleh Roh Kudus, maka nama-nama mereka di dalam pehukuman akan dihapuskan dari buku alhayat itu, dan mereka sendiri akan dibiarkan binasa. Musa menyadari betapa ngerinya nasib orang berdosa itu; tetapi jikalau bangsa Israel akan ditolak oleh Tuhan, ia menghendaki agar namanya bersama-sama dengan nama mereka dihapuskan dari buku alhayat itu; ia tidak tahan untuk melihat hukuman Allah dijatuhkan ke atas mereka yang dengan penuh kemurahan telah dibebaskan. Pekerjaan Musa sebagai pengantara untuk bangsa Israel merupakan gambaran dari pekerjaan Kristus sebagai pengantara bagi umat manusia yang berdosa. Tetapi Tuhan tidak mengizinkan Musa untuk menanggung, sebagaimana halnya Kristus, kesalahan orang-orang yang melanggar itu. Ia berkata, “Orang itulah patut kuparangkan dari dalam kitabku, yaitu yang telah berdosa kepadaku.” PB1 342.1

Dengan rasa duka yang dalam bangsa itu telah menguburkan orang-orang yang telah dibinasakan itu. Tiga ribu orang telah binasa oleh pedang; segera setelah itu satu bala telah datang ke seluruh perkemahan itu; dan sekarang tersiar kabar di antara mereka bahwa Hadirat ilahi tidak lagi akan menyertai mereka di dalam perjalanan mereka itu. Tuhan telah mengumumkan, “Aku tidak berangkat bersama-sama dengan kamu, karena kamulah satu bangsa yang tegar tengkuk, asal jangan Aku ini menghanguskan kamu di jalan ini.” Dan perintah diberikan, “Tanggalkanlah segala perhiasanmu, supaya kuketahui barang yang hendak kuperbuat akan kamu.” Kini rasa murung memenuhi segenap perkemahan itu. Dengan rendah hati dan pertobatan “bangsa Israel telah menanggalkan segala perhiasannya di bukit Horeb.” PB1 342.2

Oleh perintah ilahi kemah yang telah digunakan sebagai satu tempat kebaktian yang sementara telah “dipindahkan jauh dari perkemahan mereka.” Hal ini merupakan satu bukti yang lebih jauh bahwa Allah telah menarik hadiratNya dari mereka. Ia akan menyatakan diriNya kepada Musa, tetapi tidak kepada bangsa yang seperti itu. Tempelakan ini benar-benar terasa, dan kepada perhimpunan yang terhukum oleh hati nurani mereka itu hal ini seolah-olah satu pertanda akan datangnya malapetaka yang lebih hebat. Bukankah Tuhan telah memisahkan Musa dari perhimpunan itu agar Ia dapat membinasakan mereka semua? Tetapi mereka tidak dibiarkan tanpa pengharapan. Kemah itu didirikan di luar perkemahan mereka, tetapi Musa menamainya “kemah perhimpunan.” Semua orang yang benarbenar bertobat dan ingin kembali kepada Tuhan, diperintahkan pergi ke sana untuk mengaku dosa-dosa mereka dengan mencari rahmatNya. Apabila mereka kembali ke kemah-kemah mereka, Musa memasuki kemah itu. Dengan perhatian yang dalam bangsa itu menantikan tanda-tanda bahwa pekerjaan Musa sebagai pengantara mereka telah diterima. Jikalau Allah turun untuk menemui dia, maka mereka dapat mengharapkan bahwa mereka tidak akan dibinasakan. Bilamana tiang awan itu turun dan berdiri di pintu masuk kemah itu, orang banyak menangis karena gembiranya dan merekapun “bangkit dan menyembah sujud masing-masing pada pintu tendanya.” PB1 342.3

Musa mengetahui dengan baik akan kekerasan hati dan keadaan yang buta dari mereka yang telah dipercayakan kepada penjagaannya; ia mengetahui kesulitan-kesulitan yang harus dihadapinya. Tetapi ia telah belajar bahwa supaya ia menang terhadap orang banyak itu, ia harus mendapat pertolongan dari Allah. Ia memohon untuk kenyataan yang lebih jelas akan kehendak Allah, dan juga satu jaminan akan kehadiranNya: “Bahwasanya firmanmu kepadaku: Hantarkanlah orang banyak ini naik; maka tiada Engkau memberi tahu aku, siapa yang hendak kausuruhkan sertaku, tetapi firmanmu juga: Bahwa Aku mengenal engkau dengan namamu! dan lagi: Engkau telah beroleh rahmat pada pemandanganku. Maka sekarangpun pintaku, jikalau aku telah mendapat rahmat pada pemandanganmu biarlah kiranya aku mengetahui jalanmu, maka dapat kuketahui dengan sebenarnya, bahwa aku telah beroleh rahmat pada pemandanganmu, dan ingat apalah bahwa bangsa ini adalah umatmu.” PB1 343.1

JawabNya adalah, “Jikalau kiranya Aku sendiri berangkat bersama-sama, bolehkah itu menyenangkan hatimu?” Tetapi Musa belum merasa puas. Jiwanya tertekan oleh satu perasaan akan datangnya akibat yang dahsyat seandainya Tuhan membiarkan Israel kepada kekerasan hati serta keadaan mereka yang tidak bertobat. Ia tidak dapat menanggung derita jikalau kesejahteraannya itu dipisahkan dari kesejahteraan saudara-saudaranya, dan iapun berdoa agar umatNya dapat diperkenankanNya kembali, dan agar tanda dari hadiratNya itu tetap memimpin perjalanan mereka: “Jikalau tiada Engkau sendiri pergi bersama-sama, maka jangan apalah Engkau membawa akan kami naik dari sini. Karena dengan apa gerangan boleh diketahui, bahwa aku telah beroleh rahmat pada pemandanganmu, baik aku baik umatmu? Bukankah dengan ini: jikalau Engkau berangkat bersama-sama dengan kami? demikianlah dapat kami diasingkan, baik aku baik umatmu, daripada segala bangsa yang di atas bumi ini.” PB1 343.2

Dan Tuhan berkata, “Lagi perkara ini, yang kaukatakan itu, hendak kuperbuat, sebab engkau telah beroleh rahmat pada pemandanganku dan Aku mengenal engkau dengan namamu.” Tetap nabi itu melanjutkan doanya. Setiap doa telah dijawab tetapi ia merasa haus akan tanda-tanda yang nyata akan kemurahan Tuhan. Sekarang ia mengajukan satu permohonan yang belum pernah dilakukan oleh manusia. “Tunjukkan apalah sekarang kemuliaanmu kepadaku! PB1 344.1

Allah tidak menempelak permohonannya ini sebagai satu tindakan yang gegabah; melainkan kata-kata yang penuh rahmat telah diucapkan, “Bahwa aku akan menjalankan segala kebajikanku lalu daripada matamu.” Kemuliaan Allah yang tidak terlindung, tidak seorangpun dalam keadaannya yang fana dapat melihatnya dan tinggal hidup; tetapi Musa diberi jaminan bahwa ia akan melihat seberapa banyak dari kemuliaan Allah yang sanggup untuk dilihatnya. Kembali ia dipanggil ke puncak gunung; kemudian tangan yang telah menjadikan dunia ini, tangan yang “telah memindahkan gunung dan mereka tidak mengetahuinya,” (Ayub 9:5), telah membawa mahluk yang terbuat dari tanah itu, manusia yang teguh imannya itu, dan menempatkannya di satu celah batu karang, sementara kemuliaan Allah dan segala kebajikanNya berlalu di hadapannya. PB1 344.2

Pengalaman ini—di atas segala sesuatu yang lainnya janji bahwa Hadirat ilahi akan menyertainya—bagi Musa merupakan satu jaminan sukses daripada pekerjaan yang ada di hadapannya; dan ia menilainya jauh lebih berharga daripada segala ilmu pengetahuan Mesir ataupun segala hasil yang telah dicapainya sebagai seorang ahli kenegaraan dan seorang pemimpin kemiliteran. Tidak ada kekuasaan, keahlian atau ilmu pengetahuan duniawi yang dapat menggantikan hadirat Allah yang menyertai seseorang. Bagi orang yang melanggar adalah satu perkara yang menakutkan untuk jatuh ke tangan Allah yang hidup; tetapi Musa berdiri sendirian di dalam hadirat Yang Kekal itu, dan ia tidak merasa takut; karena jiwanya selaras dengan kehendak Khaliknya. Kata pemazmur, “Jikalau kiranya hatiku telah berpaling kepada kejahatan, niscaya Tuhan tidak mendengar akan daku.” Mazmur 66:18: Tetapi “rahasia Tuhan itu bagi orang yang takut akan Dia, dan perjanjianNya akan diberitahu kepadanya.” Mazmur 25:14. PB1 344.3

Tuhan menyatakan diriNya sendiri, “Hua, Hua, Allah, arrahmani arrahimi, yang panjang sabar lagi besar kemurahanNya dan kebenaranNya! Yang memeliharakan kemurahanNya bagi orang beribu-ribu dan yang mengampuni segala orang durhaka dan kesalahan dan dosa; yang sekali-kali tiada mengirakan suci daripada salah segala orang jahat.” PB1 344.4

“Maka bersegeralah Musa menundukkan kepalanya sampai ke bumi, lalu iapun menyembah sujudlah.” Kembali ia memohon agar Allah mau mengampuni kejahatan umatNya. Doanya dikabulkan. Dengan penuh kemurahan Allah berjanji untuk memperkenankan Israel kembali dan akan mengadakan keajaiban bagi mereka seperti yang belum pernah terjadi “di seluruh muka bumi atau di antara bangsa manapun juga.” PB1 344.5

Empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya Musa tinggal di atas gunung; dan selama waktu ini, sebagaimana yang pertama itu, dengan secara ajaib ia telah dikuatkan. Tidak seorangpun diizinkan untuk naik bersama dengan dia ataupun diizinkan untuk mendekati gunung itu selama ia tidak berada bersama dengan mereka. Atas perintah Allah ia telah menyediakan dua loh batu dan membawanya ke puncak gunung; dan sekali lagi Tuhan “telah menuliskan di atas kedua loh batu itu kata-kata perjanjian itu, yaitu Sepuluh Hukum.” PB1 345.1

Selama waktu yang lama yang digunakan untuk berhubungan dengan Allah, wajah Musa telah memantulkan kemuliaan dari Hadirat ilahi; dengan tidak diketahuinya wajahnya bersinar dengan terangnya pada waktu ia turun dari gunung itu. Terang seperti itu telah menerangi wajah Stepanus pada waktu dibawa menghadap kepada hakim-hakimnya, “dan sekalian orang yang duduk di dalam Majelis itu menatap Stepanus, dan mukanya kelihatan kepada mereka itu seolah-olah muka malaikat rupanya.” Kisah 6:15. Harun sebagaimana orang banyak itu, undur dari Musa dan “mereka takut untuk datang dekat kepadanya.” Melihat kekacauan serta kegentaran mereka, tanpa mengetahui sebabnya, ia mengajak mereka supaya datang dekat. Ia menunjukkan kepada mereka janji daripada perdamaian Allah, dan memberikan jaminan kepada mereka bahwa mereka telah diperkenankan Allah kembali. Terlalu takut untuk berkata-kata, Harun dengan diam-diam telah menunjuk kepada wajah Musa dan kemudian menunjuk ke atas. Musa mengerti maksudnya itu. Di dalam kesadaran bahwa mereka telah bersalah, dan merasa bahwa mereka masih berada di bawah murka Allah, mereka tidak tahan terhadap terang sorga itu, yang, kalau saja mereka tetap menurut kepada Allah, akan memenuhi mereka dengan kesukaan. Ada ketakutan di dalam perasaan bersalah. Jiwa yang bebas daripada dosa tidak akan mau bersembunyi dari terang sorga. PB1 345.2

Musa mempunyai banyak hal untuk disampaikan kepada mereka; dan karena merasa kasihan terhadap mereka yang ketakutan itu, ia telah menudungi mukanya, dan terus berbuat demikian setiap kali ia kembali ke kemahnya setelah berhubungan dengan Allah. PB1 345.3

Melalui terang yang menyilaukan itu Allah bermaksud untuk memberi kesan kepada Israel tentang sifat-sifat hukumNya yang suci dan agung itu. Sementara Musa berada di atas gunung, Allah memberikan kepadanya, bukan saja kedua loh batu yang berisi hukum itu, tetapi juga rencana keselamatan. Ia melihat bahwa pengorbanan Kristus telah digambarkan lebih dulu oleh segala lambang-lambang pada zaman orang Yahudi; dan terang sorga yang memancar dari bukit Golgota, yang tidak kurang daripada kemuliaan Allah itu, yang telah memancar dengan terangnya kepada wajah Musa. Terang ilahi itu melambangkan kemuliaan daripada zaman dimana Musa merupakan sebagai pengantara yang kelihatan, satu gambaran daripada Pengantara yang benar itu. PB1 345.4

Kemuliaan yang terpantul di dalam wajah Musa menggambarkan berkatberkat yang akan diterima oleh umat Allah yang menurut hukum-hukumNya melalui pengantaraan Kristus. Hal ini menyaksikan bahwa lebih erat hubungan kita dengan Allah, dan lebih jelas pengetahuan kita akan tuntutan-tuntutanNya itu, maka kita akan lebih sempurna dalam menyerupai peta ilahi, dan kita akan lebih bersedia untuk mengambil bagian dalam sifat-sifat ilahi. PB1 346.1

Musa adalah satu lambang daripada Kristus. Sebagaimana pengantara Israel itu menudungi wajahnya, olehkarena orang banyak itu tidak tahan untuk melihat kemuliaannya, demikian juga Kristus, Pengantara ilahi itu, menudungi keilahianNya dengan kemanusiaan pada waktu datang ke dunia ini. Jikalau Ia telah datang disertai oleh kemuliaan sorga, ia tidak akan dapat mendekati manusia dalam keadaannya yang berdosa. Mereka tidak akan tahan terhadap kemuliaan hadiratNya. Oleh sebab itu Ia telah merendahkan diriNya, dan dijadikan “di dalam rupa manusia yang berdosa” (Rom 8:3), agar Ia dapat menjangkau umat manusia yang berdosa itu, dan mengangkatnya. PB1 346.2