Sukses Memimpin
Besar Pada Yang Kecil
Nasihat kepada Pemimpin--“Saya tahu bahwa engkau tidak pernah pergi ke Eropa sendirian, untuk alasan ini: engkau menggunakan banyak waktu terhadap perkara-perkara kecil, dan pekerjaan yang dapat engkau lakukan yang tak dapat orang lain lakukan engkau lalaikan. Engkau begitu khusus supaya segala sesuatu dilakukan dengan cara tertentu, dan begitu berkutat pada masalah itu, sehingga kemudian mustahil untuk setiap orang bekerja dengan engkau. Jika pertolongan sampai dikirim ke Inggris, maka engkau akan membuat mereka tetap melakukan hal-hal yang tidak penting gantinya membawa mereka ke dalam hatimu dan mengajar mereka menjadi berguna, sehingga engkau dapat pergi ke luar ke ladang-ladang yang lebih luas. Ada banyak tentang diri dalam hal ini.... SM 127.1
Siapa yang akan diutus untuk menolongmu tak dapat kami katakan, tetapi saya hendak katakan bahwa siapa saja yang akan bekerja sehubungan dengan engkau, mereka akan menemui kesukaran keras untuk dipikul karena mereka akan merasakan kurangnya keyakinan dan simpati yang berhak mereka harapkan dari engkau. Engkau akan terus kedinginan, formalitas, dan akan begitu jelas dilihat dan dirasakan. Ini akan menyakiti mereka, tetapi engkau akan jauh lebih menyakiti dirimu sendiri. SM 127.2
Kepada saya telah ditunjukkan, bahwa engkau telah melalaikan tanggung jawab besar, sementara engkau membawa pikiranmu merangkul perkara-perkara kecil yang dapat dan harus orang lain lakukan sebagai-mana engkau sendiri. Tetapi hilangnya beberapa rupiah dalam suatu perusahaan tampaknya begitu besar bagimu dan akan menyusahkan engkau dengan begitu pedih, sehingga engkau merasa bahwa engkau harus menaruh segala sesuatu di bawah pemeriksaanmu; dengan demikian banyak pekerjaan baik dan besar dilalaikan untuk perkara-perkara yang kecil artinya. Seharusnya engkau terlibat dalam rencanarencana yang lebih luas dan pelaksanaannya, menjadi pengamat .yang tajam terhadap setiap talenta atau pengaruh yang dapat engkau peroleh supaya diterapkan dalam pekerjaan.”--Letter 40, 1879, hlm. 1, 5 (Diedarkan 1879). SM 127.3
Teladan Menjadi Pembetul Perkara-perkara Kecil--“Engkau membesar-besarkan perkara-perkara kecil, sedangkan perkara-perkara yang paling penting engkau perlakukan dengan acuh tak acuh karena setiap keberatan tidak dikeluarkan dari pikiranmu; dan engkau dengan tidak bijaksana menimbulkan ketidakpercayaan dalam pikiran orang lain yang mempunyai keyakinan padamu. Engkau sendiri menaruh minat pada perkara-perkara yang kurang penting pada orang lain, memperhatikan hal-hal antara lain seperti pakaian, tindakan-tindakan kecil, perkataan, dan lain sebagainya yang tidak memerlukan teguran atau peringatan darimu. SM 128.1
Teladanmu yang suci akan menjadi pembetul terbesar terhadap hal-hal ini. Engkau memperhatikan perkara-perkara kecil ini dan menggunakan banyak perkataan terhadapnya dan telah menderita sendiri sehingga menjadi dongkol atasnya. Bahkan sekiranya orang-orang yang engkau tegur berdosa, dosamu lebih besar dengan sewenang-wenang memikulkan ke atas mereka masalah-masalah kecil ini padahal dalam banyak perkara engkau lebih banyak kesalahan daripada mereka.--Letter 5, 1864, hlm. 2 (22 Februari 1864, kepada Saudara Hutchens). SM 128.2
Menjadikan Dunia Menjadi Sebutir Atom--“O berapa banyak yang dapat melakukan pekerjaan mulia dengan penyangkalan dan pengorbanan diri, yang terserap dalam perkara-perkara kecil kehidupan! Mereka buta dan tidak dapat melihat jauh. Mereka membuat dunia sebutir atom dan sebutir atom suatu dunia. Mereka telah menjadi sungai-sungai yang dangkal, sebab mereka tidak memberikan air hidup itu kepada orang lain.”-Evangelism, hlm. 215 (Manuscript 173, 1898). SM 129.1
Hal-hal Kecil Dibesar-besarkan--“Ada yang telah memasukkan ujian-ujian palsu, dan telah menjadikan gagasan-gagasan serta pendapat-pendapat mereka sendiri suatu kriteria, membesar-besarkan hal-hal yang tidak seberapa penting menjadi ujian terhadap persekutuan Kristus, dan memikulkan beban-beban berat ke atas orang lain. Jadi suatu roh mengritik, mencari-cari kesalahan, dan perpecahan telah masuk, yang telah menjadi luka besar bagi gereja. Dan kesan telah diberikan kepada orang-orang tidak percaya bahwa orang-orang Kristen yang memelihara Sabat adalah seperangkat orang-orang fanatik dan ekstremis, dan bahwa iman mereka yang ganjil diberikan kepada mereka secara tidak baik, tidak sopan, dan benar-benar tidak Kristen dalam tabiat. Jadi jalan segelintir ekstremis menghalangi pengaruh kebenaran untuk mencapai orang-orang.”-Evangelism, hlm. 215. SM 129.2