Sukses Memimpin
Disiplin Diri
Penguasaan Diri bagi Mereka yang Memimpin--“Seorang Kristen adalah orang yang serupa dengan Kristus, dan untuk alasan tersebut ia memikul tanggung jawab yang berat, ia merasa adalah merendahkan martabatnya sendiri berada pada taraf menindas sekalipun sangat kecil. Jika mereka yang berada pada tampuk pimpinan tidak dapat menguasai diri, maka mereka menempatkan dirinya di bawah hamba. Allah mengharapkan penatalayan yang dihormati-Nya untuk menyatakan Tuhan. Jika ia tidak dapat menyatakan kesabaran, kebaikan, kasih yang tahan bantingan, kejujuran, dan penyangkalan diri Kristus, jika ia lupa bahwa ia adalah seorang hamba, dan meninggikan dirinya sendiri, sebaiknya ia dibebas tugaskan saja.”-Manuscript 115, 1899 (15 Agustus 1899). SM 119.1
Arah yang Salah--“Saudara-saudara, jangan ber-gantung atas ketua Konferensmu atau ketua Pimpinan Pusat untuk berpikir bagimu. Allah telah mengaruniakan pekerjaan “kepada setiap orang.” Bila orang-orang berharap pada ketua Konferens sebagai penolong mereka dalam semua kesulitan mereka, sebagai pemikul beban mereka, sebagai penasihat dalam kesusahan mereka, maka mereka sedang melakukan apa yang sangat bertentangan dengan apa yang Kristus suruh mereka lakukan.”-Manuscript 11, 1883, hlm. 1. SM 119.2
Para Manajer dan Disiplin Diri--“Kurangnya disiplinmu melarang engkau untuk memikul sendiri tanggung jawab sama seperti yang engkau renungkan. Itu berarti jauh lebih banyak daripada yang engkau sadari bagi orang untuk menganggap bahwa ia layak untuk mengelola sebuah sanatorium. SM 120.1
Saudaraku, engkau perlu bertobat, dan menjadi seperti seorang anak kecil. Engkau harus gentar mengikuti pertimbanganmu sendiri. Sekiranya engkau berada dalam keadaan menjadi curiga terhadap orang yang tidak sepaham dengan engkau, maka engkau akan membuat kesulitan. Bila kemauan dan caramu disilang, perasaan-perasaan pahit timbul dalam hatimu. Engkau memelihara perasaan benci terhadap orang yang engkau rasa telah melakukan kesalahan. Engkau lupa bahwa bila seorang saudara melakukan kesalahan, engkau harus “memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.” Kita tidak berada di tempat memelihara perasaan-perasaan pahit terhadap salah seorang milik Tuhan yang dibeli-Nya.”--Letter 285, 1905, hlm. 2, 3 (2 Oktober 19,05 kepada Dr. Wade). SM 120.2
Kendalikan Dirimu Sendiri--“Kita tidak boleh putus asa jika perkara-perkara yang bersifat mencobai muncul. Jangan biarkan hawa nafsumu bangkit. Kendalikan dirimu sendiri. Bila hal-hal terjadi yang tampaknya tak dapat diterangkan, yang muncul tidak serasi dengan Buku Nasihat yang besar, jangan biarkan damai sentosamu sendiri menjadi rusak. Ingat bahwa ada seorang Saksi, Utusan surgawi, di sampingmu, yang adalah tamengmu, kubu perlindunganmu. Ke dalamnya engkau dapat melarikan diri, dan selamat. Tetapi suatu perkataan balas dendam akan menghancurkan damai sentosamu, dan keyakinanmu pada Allah. Jadi siapakah yang terluka?--Engkau sendiri. Siapakah yang didukakan dan dilukai?Roh Kudus Allah. SM 120.3
Pada setiap kesempatan pakailah senjata dan lengkapi dengan “Adalah Tersurat.” Allah adalah senjata lengkapmu, di sebelah kanan, dan di sebelah kiri. Luapan kata-kata sembrono mungkin hendak diungkapkan, tetapi katakan, Tidak; tidak. Saya tidak akan menginjakkan kaki saya di atas tanah Setan. Saya tidak akan mengorbankan damai sentosa dan kehormatan saya selaku anak Allah. Saya akan tetap berada hanya pada jalan yang aman, dekat di samping Yesus, yang telah berbuat banyak untuk saya.... SM 121.1
Jangan terkejut jika perubahan-perubahan besar diadakan. Jangan heran jika orang-orang yang merasa mereka sendiri sanggup menangani hati nurani se-samanya, dan mengendalikan pikiran serta talenta yang Allah karuniakan kepada mereka sampai berbalik kembali, dan tidak lagi berjalan dengan orangorang ini yang percaya akan kebenaran. Kebenaran membuat tuntutan terlampau besar terhadap mereka. Ketika mereka melihat bahwa diri itu harus mati, dan mempraktikkan penyangkalan diri, mereka tidak senang sebab mereka tidak dapat memenuhi keinginan ambisi mereka untuk memerintah orang lain. Tabiat mereka yang asli akan muncul. Ada yang akan membuat imannya seperti kapal yang terdampar. “Mereka pergi dari kita, tetapi mereka bukan berasal dari kita,” kata Yohanes, dan begitulah itu akan terulang kembali. SM 121.2
Berpegang teguhlah pada kebenaran, kebenaran indah, yang menyucikan. Maka engkau akan berada dalam rombongan yang terbaik, dan makhluk-makhluk yang paling cerdas sedang menyaksikan arah tindakanmu. Engkau adalah tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat, dan bagi manusia. Di bawah hasutan, pekerjaanmu harus memegang iman dan hati nurani yang baik, ‘Yang ditinggalkan beberapa orang sehubungan dengan iman yang menjadi kapal karam.’”-Letter 17, 1897 (7 April 1897). SM 122.1
Disiplin yang Menyimpang--“Dalam menghadapi orang bersalah, ukuran kasar jangan digunakan; sarana yang lebih lunak akan jauh lebih berhasil. Gunakanlah sarana yang lebih lunak dengan sangat tabah, dan bahkan sekiranya sarana-sarana itu tidak berhasil, tunggulah dengan sabar; jangan terburu-buru memecat seorang anggota dari gereja. Doakan dia, dan lihat apakah Allah tidak akan bergerak di hati orang yang bersalah itu. Disiplin telah amat menyimpang. Mereka yang memiliki tabiat yang amat rusak mereka sendirilah yang sangat maju dalam mendisiplin orang lain, sehingga semua disiplin telah dimasukkan ke dalam kehinaan. Hawa nafsu, prasangka, dan perpecahan, saya mohon maaf untuk mengatakan, telah mendapat banyak tempat untuk pameran, dan disiplin yang baik secara aneh telah dilalaikan. Jika mereka yang mengurus orang yang bersalah memiliki hati penuh dengan susu kebaikan manusia, alangkah lainnya roh yang akan berhasil di gereja kita. Semoga Tuhan membuka mata dan melembutkan hati mereka yang memiliki roh yang kasar, tidak mengampuni, tidak mengenal belas kasihan terhadap siapa yang mereka rasa bersalah. Orang-orang seperti itu menghina tugas mereka dan Allah. Mereka mendukakan hati anak-anak-Nya, dan memaksa mereka berseru kepada Allah dalam kesusahan mereka. Dengan pasti Tuhan akan mendengar seruan mereka, dan akan menghakimi hal-hal ini. ”-Review and Herald, Edisi 72, No. 20, 14 Mei 1895. SM 122.2
Kendalikan Diri Lebih Dahulu--“Mereka yang mengendalikan orang lain harus lebih dulu mengendalikan dirinya sendiri. Kecuali mereka mempelajari pelajaran ini, mereka tidak dapat menjadi serupa dengan Kristus dalam pekerjaan mereka. Mereka harus tinggal pada Kristus, berbicara sebagaimana Ia berbicara, bertindak sebagaimana Ia bertindak,--dengan kelemahlembutan kasih sayang yang tidak gagal. ”Review and Herald, 28 April 1903. SM 123.1