Kerinduan Segala Zaman — 1
3 — “SETELAH GENAP WAKTUNYA”
“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya .. untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum taurat, supaya kita diterima menjadi anak.” Gal. 4:4. KSZ1 28.1
Kedatangan Juruselamat telah dinubuatkan di Eden. Ketika Adam dan Hawa pertama kali mendengar janji itu, mereka sangat mengharapkan kegenapannya yang segera. Mereka menyambut anak sulung mereka dengan segala sukacita, mengharap bahwa mungkin dialah Pelepas itu. Akan tetapi kegenapan janji itu bertangguh. Orang-orang yang mulamula menerimanya, meninggal dunia dengan tidak melihat kegenapan janji tersebut. Sejak zaman Henokh janji itu diulang-ulangi dengan perantaraan nenek moyang dan nabi-nabi, yang selalu menghidupkan harapan akan kedatangan-Nya, namun Ia tidak kunjung datang. Nubuatan Daniel menyatakan waktu kedatangan-Nya, tetapi tidak semua orang menafsirkan kabar itu dengan benar. Abad demi abad lalu dan lenyap; suara nabi-nabi berhenti. Tangan penindas menekan Israel dengan berat, dan banyak orang yang sudah bersedia mengatakan, “Sudah lama berselang, tetapi satu penglihatan pun tak jadi.” Yeh. 12:22. KSZ1 28.2
Akan tetapi seperti bintang-bintang di angkasa luas lepas menuruti peredarannya masing-masing, demikianlah maksud-maksud Allah tidak pernah mengenal gesa atau kelambatan. Dengan lambang-lambang kegelapan besar dan dapur api yang penuh asap, Allah telah menyatakan kepada Abraham perhambaan Israel di Mesir, dan telah menegaskan bahwa masa tinggal mereka harus penuh empat ratus tahun lamanya. “Dan sesudah itu,” Ia berfirman, “mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak.” Kej. 15:14. Terhadap Firman tersebut, segenap kuasa kerajaan Firaun yang megah itu berjuang dengan sia-sia. Pada “hari itu juga” sebagaimana yang telah ditentukan oleh janji Ilahi, “keluarlah segala pasukan Tuhan dari tanah Mesir.” Kel. 12:41. Demikianlah dalam musyawarah di surga jam kedatangan Kristus sudah diten-tukan. Manakala jarum jam besar itu menunjuk kepada waktu tersebut, maka Yesus pun lahir di Betlehem. KSZ1 28.3
“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya.” Allah telah menuntun segala gerakan bangsa-bangsa dan dorongan hati serta pengarah umat manusia, hingga dunia sedia menyambut kedatangan Pelepas itu. Bangsa-bangsa bersatu di bawah satu pemerintahan. Satu bahasa umum digunakan, yang di mana-mana terkenal sebagai bahasa kesusastraan. Dari semua negeri orang-orang Yahudi yang tercerai-berai datang berhimpun di Yerusalem untuk menghadiri pesta-pesta tahunan. Ketika mereka pulang ke tempat mereka masing-masing, mereka dapat menyiarkan ke seluruh dunia berita tentang kedatangan Mesias. KSZ1 29.1
Pada waktu ini sistem agama kekafiran sudah kehilangan pegangannya di antara orang banyak. Orang sudah bosan dengan pertunjukan-pertunjukan ajaib dan dongeng-dongeng. Mereka merindukan suatu agama yang dapat memuaskan hati. Sementara terang kebenaran nampak sudah seolah-olah hilang lenyap dari antara manusia, masih ada jiwa-jiwa yang mencari terang, dan yang penuh kebingungan dan dukacita. Mereka merasa haus akan pengetahuan tentang Allah yang hidup, serta suatu jaminan hidup di seberang kubur. KSZ1 29.2
Karena bangsa Yahudi telah meninggalkan Allah, iman sudah makin pudar, dan pengharapan telah hampir berhenti menerangi masa depan. Perkataan nabi-nabi tidak dimengerti. Bagi khalayak ramai, kematian adalah suatu rahasia yang mengerikan; di seberang kematian itu tidak ada kepastian, hanya kegelapan belaka. Bukan saja ratap tangis ibu-ibu Betlehem, tetapi juga jeritan hati manusia umumnya, yang telah menjadi beban kepada seorang nabi berabad-abad yang lalu, suara yang terdengar di Rama, “tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.” Mat. 2:18 “Di negeri yang dinaungi maut,” manusia duduk dengan tiada terhiburkan. Dengan mata yang rindu mereka menanti-nant ikan kedatangan Pelepas itu, bilamana kegelapan akan dilenyapkan, dan rahasia masa depan kelak dijelaskan. KSZ1 29.3
Di luar bangsa Yahudi ada orang-orang yang meramalkan datangnya seorang guru Ilahi. Orang-orang ini mencari kebenaran, dan kepada mereka itu Roh Ilham dikaruniakan. Seorang demi seorang, laksana bintang-bintang di langit yang gelap gulita, guru-guru serupa itu telah muncul. Perkataan nubuatan mereka telah menghidupkan harapan dalam hati ribuan orang di dunia kafir. KSZ1 30.1
Beratus-ratus tahun lamanya Alkitab telah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, kemudian ramai dipercakapkan orang di seluruh kerajaan Romawi. Orang-orang Yahudi tercerai berai di mana-mana, dan harapan mereka akan kedatangan Mesias itu sedikit banyak diharapkan juga oleh orang-orang kafir. Di antara orang-orang yang disebut kafir oleh orangorang Yahudi, ada orang-orang yang mempunyai pengertian yang lebih baik tentang nubuatan-nubuatan Alkitab mengenai Mesias daripada guru-guru di Israel. Ada di antara mereka itu yang mengharapkan kedatangan-Nya sebagai seorang pelepas dari dosa. Ahli-ahli filsafat berusaha mempelajari rahasia peraturan-peraturan keagamaan Ibrani. Tetapi kedegilan orang-orang Yahudi merintangi tersebarnya terang itu. Bertekad hendak memelihara keterpisahan antara mereka sendiri dengan bangsabangsa lain, mereka tidak suka membagi-bagikan pengetahuan yang masih ada pada mereka mengenai upacara-upacara yang bersifat lambang. Ahli tafsir sejati itu mesti datang. Dia yang digambarkan oleh lambang-lambang itu, mesti menjelaskan artinya. KSZ1 30.2
Dengan perantaraan alam kejadian, dengan perantaraan bayangan dan simbol, dengan perantaraan segala nenek moyang dan nabi-nabi, Allah telah berbicara kepada dunia. Pelajaran harus diberikan kepada manusia dalam bahasa manusia. Utusan perjanjian itu mesti berbicara. Suara-Nya mesti terdengar dalam Bait Suci-Nya sendiri. Kristus mesti datang untuk mengucapkan kata-kata yang harus dimengerti dengan jelas dan pasti. Ia, sumber kebenaran itu, wajib memisahkan kebenaran dari sampah ucapan manusia, yang telah membuat kebenaran itu tidak berkhasiat. Asas-asas pemerintahan Allah dan rencana penebusan harus diterangkan dengan jelas. Segala pelajaran Perjanjian Lama harus dibentangkan de-ngan lengkap di hadapan manusia. KSZ1 30.3
Di kalangan orang Yahudi masih ada jiwa-jiwa yang tetap kuat, para keturunan keluarga kudus yang olehnya pengetahuan tentang Allah telah terpelihara selama ini. Orang-orang ini masih mengharapkan janji yang telah diberikan kepada nenek moyang. Mereka memperkuat imannya oleh berpegang teguh pada kepastian yang diberikan dengan perantaraan Musa, “Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari an-tara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam se-gala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.” Kis. 3:22. Kembali, mereka membaca bagaimana Tuhan akan mengurapi Seorang untuk “membawa kabar baik kepada orang-orang sengsara,” “merawat orangorang yang remuk hati untuk memberitahukan pembebasan kepada orang-orang tawanan,” dan untuk menyerukan “tahun rahmat Tuhan.” Yes. 61:12. Mereka membaca bagaimana Ia akan menegakkan “hukum di bumi,” bagaimana pulau-pulau harus “mengharapkan pengajaranNya,” bagaimana orang-orang kafir harus datang ke dalam terang-Nya, dan raja-raja ke dalam cahaya yang terbit bagi-Nya. Yes. 42:4; 60:3. KSZ1 31.1
Perkataan Yakub menjelang akhir hidupnya memenuhi mereka dengan harapan: “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya.” Kej. 49:10. Kuasa Israel yang telah kian lemah itu me-nyaksikan bahwa kedatangan Mesias sudah dekat. Nubuatan Daniel melukiskan kemuliaan pemerintahan-Nya atas sebuah kerajaan yang akan menggantikan semua kerajaan duniawi; dan, kata nabi “Kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.” Dan. 2:44. Sementara hanya sedikit orang yang mengerti sifat pekerjaan Kristus, ada suatu harapan khalayak ramai mengenai seorang raja yang berkuasa, yang akan mendirikan kerajaannya di Israel, dan yang akan datang selaku seorang pelepas bagi bangsa-bangsa. KSZ1 31.2
Masanya sudah tiba. Manusia yang telah menjadi lebih merosot kea-daannya sepanjang zaman-zaman pelanggaran, memerlukan kedatangan Penebus itu. Setan telah bekerja untuk membuat jurang pemisah itu begitu dalam dan tidak terlalui antara bumi dan surga. Dengan kepalsuannya ia telah memberanikan hati manusia dalam dosa. Adalah maksudnya untuk menghabiskan kesabaran Allah, dan untuk memadamkan api kasih-Nya pada manusia, supaya Ia meninggalkan dunia ini kepada kekuasaan Setan. KSZ1 31.3
Setan berusaha hendak menyembunyikan dari manusia pengetahuan tentang Allah, mengalihkan perhatian mereka dari Bait Suci Allah, dan mendirikan kerajaannya sendiri. Perjuangannya untuk memperoleh kejayaan yang setinggi-tingginya sudah tampak seakan-akan seluruhnya berhasil. Adalah benar bahwa dalam tiap generasi Allah sungguh mempunyai alat-alat-Nya. Di antara bangsa-bangsa kafir sekalipun ada juga orang-orang yang olehnya Kristus bekerja untuk mengangkat orang banyak dari dosa serta dari kemerosotannya. Akan tetapi orang-orang ini dihina dan dibenci. Banyak dari antara mereka menderita kematian yang dahsyat. Bayangan gelap yang telah dijatuhkan Setan ke atas dunia ini kian lama kian gelap. KSZ1 32.1
Oleh kekafiran, Setan sudah berabad-abad lamanya menyesatkan manusia dari Allah; tetapi ia memperoleh kemenangannya yang besar dalam memutarbalikkan iman orang Israel. Oleh memikir-mikirkan serta mendewakan pendapat mereka sendiri, bangsa-bangsa kafir itu telah kehi langan pengetahuan tentang Allah, dan telah menjadi kian lama kian rusak. Demikian pula halnya dengan Israel. Asas yang mengatakan bahwa manusia dapat menyelamatkan dirinya oleh jasa-jasanya sendiri, menjadi dasar setiap agama kafir; asas tersebut kini sudah menjadi asas agama Yahudi. Setanlah yang telah menanamkan asas ini. Di mana saja asas tersebut dipegang, manusia tidak mempunyai penghalang terhadap dosa. KSZ1 32.2
Kabar keselamatan disampaikan kepada manusia dengan perantaraan alat-alat manusia. Akan tetapi orang Yahudi berusaha hendak memonopoli kebenaran, yaitu hidup yang kekal. Mereka menimbun manna yang hidup, dan manna itu menjadi busuk. Agama yang mereka coba tahan bagi mereka sendiri, menjadi suatu pelanggaran. Mereka merampas kemuliaan Allah dari pada-Nya, dan menipu dunia ini dengan pemalsuan Injil. Mereka enggan menyerahkan diri kepada Allah untuk keselamatan dunia, lalu mereka menjadi alat-alat Setan untuk kebinasaannya. KSZ1 32.3
Bangsa yang telah dipanggil Allah untuk menjadi tiang dan landasan kebenaran, sudah menjadi wakil-wakil Setan. Mereka telah melakukan pekerjaan yang Setan suka mereka melakukannya, mengikuti haluan yang memberikan gambaran yang salah tentang tabiat Allah, dan menyebabkan seluruh dunia memandang Dia sebagai seorang lalim. Imamimam sendiri yang bekerja di dalam Bait Suci sudah tidak tahu lagi arti upacara yang mereka adakan. Mereka tidak melihat lagi di balik lambang itu perkara yang dimaksudkan. Dalam mempersembahkan korban itu mereka bagaikan pemain dalam suatu sandiwara. Segala upacara yang diperintahkan oleh Allah sendiri telah dijadikan alat untuk membutakan mata pikiran serta mengeraskan hati. Allah tidak akan dapat lagi berbuat apa-apa bagi umat manusia melalui saluran ini. Seluruh sistem itu harus disapu bersih. KSZ1 33.1
Penipuan dosa sudah mencapai puncaknya. Segenap alat untuk memeras jiwa manusia telah dikerahkan. Anak Allah, yang memandang dunia ini, melihat penderitaan dan kemelaratan. Dengan kasihan ia melihat bagaimana manusia telah menjadi korban kebengisan Setan. Ia memandang dengan belas kasihan atas orang-orang yang sedang terjatuh, dibunuh, dan hilang. Mereka sudah memilih seorang pemerintah yang menambatkan mereka kepada keretanya sebagai tawanan. Dalam keadaan bingung serta tertipu, mereka bergerak maju dalam barisan yang diliputi suasana yang suram menuju kebinasaan yang kekal,--menuju maut yang dalamnya tidak ada harapan akan kehidupan, menuju malam di mana tidak ada pagi datang. Alat-alat Setan dipersatukan dengan manusia. Tubuh manusia, yang dijadikan bagi tempat kediaman Allah sudah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat. Panca indera, urat saraf, hawa nafsu, anggota-anggota tubuh manusia, dikerahkan oleh alat-alat gaib dalam pemanjaan nafsu yang paling hina. Meterai roh-roh jahat sendiri telah dibubuhkan atas wajah manusia. Wajah manusia membayangkan roman muka balatentara Iblis yang sudah merasuki mereka itu. Demikianlah pemandangan yang dilihat oleh Penebus dunia ini. Betapa dahsyatnya pemandangan itu untuk dilihat oleh Yang Mahasuci itu! KSZ1 33.2
Dosa sudah menjadi suatu ilmu pengetahuan, dan kejahatan disucikan sebagai bagian dari agama. Pemberontakan sudah berakar begitu jauh ke dalam hati, dan permusuhan manusia sudah amat hebat terhadap surga. Sudah dipertunjukkan di hadapan semesta alam bahwa, jikalau terpisah dari Allah, manusia tidak akan dapat diangkat derajatnya. Suatu anasir hidup dan kuasa yang baru mesti dikaruniakan oleh Dia yang menciptakan dunia ini. KSZ1 33.3
Dengan perhatian yang besar dunia-dunia yang tidak jatuh ke dalam dosa telah bersiap-siap hendak melihat Yahweh bangkit, lalu menyapu bersih segala penduduk bumi. Jikalau sekiranya Allah melakukan hal ini, Setan sudah siap untuk melaksanakan rencananya guna memperoleh bagi dirinya sendiri sumpah setia makhluk-makhluk semawi. Ia telah mengatakan bahwa asas-asas pemerintahan Allah membuat pengampunan mustahil dapat diperoleh. Sekiranya dunia ini dibinasakan, niscaya ia akan mengatakan bahwa segala tuduhannya itu terbukti benar. Ia sudah siap hendak melemparkan kesalahan kepada Allah, dan menyebarkan pemberontakannya kepada dunia-dunia yang di atas. Akan tetapi gantinya membinasakan dunia ini, Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkannya. Meskipun kebejatan dan perlawanan mungkin nampak di setiap bagian wilayah asing itu, namun suatu jalan guna pemulihannya tetap disediakan. Tepat pada masa krisis tatkala Setan tampaknya hampir memperoleh kemenangan, Anak Allah datang membawa rahmat Ilahi. Dalam segenap zaman, dalam setiap jam, kasih Allah selalu diberikan kepada makhluk-makhluk yang telah jatuh ke dalam dosa. Tanpa menghiraukan kesesatan manusia, tanda-tanda rahmat terus menerus saja ditunjukkan. Maka apabila waktunya sudah genap, Tuhan dipermuliakan oleh mencurahkan ke atas dunia ini hujan rahmat penyembuhan yang amat lebat yang sekali-kali tidak dapat dihentikan atau ditahan hingga rencana keselamatan terlaksana. KSZ1 34.1
Setan bergembira karena ia telah berhasil merendahkan peta Allah dalam manusia. Kemudian Yesus datang untuk memulihkan dalam manusia peta Penciptanya. Tiada seorang pun kecuali Kristus yang dapat membentuk kembali tabiat yang sudah dibinasakan oleh dosa itu. Ia datang untuk menghalau roh-roh jahat yang selama ini telah menguasai kemauan hati. la datang untuk mengangkat kita dari debu, untuk membentuk kembali tabiat yang telah bernoda itu sesuai dengan contoh tabiat-Nya yang Ilahi, serta untuk menjadikannya indah dengan kemuliaan-Nya sendiri. KSZ1 34.2