Sejarah Para Nabi
1 - Mengapa Dosa Dibiarkan?
“A Hah adalah kasih.” 1 Yohanes 4:16. Sifat, dan hukum-Nya adalah xYkasih. Hal itu senantiasa demikian dan akan selalu demikian. “Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya,” yang “perjalanan-Nya berabad-abad,” tidak berubah. PadaNya “tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran,” Yesaya 57:15; Habakuk 3:6, Yakobus 1:17. SPN 21.1
Setiap pernyataan kuasa-Nya dalam hal menciptakan adalah suatu pernyataan kasih yang tidak terbatas. Pemerintahan Allah mencakup kelimpahan berkat kepada semua mahluk ciptaan-Nya. Pemazmur berkata, “Punya-Mulah lengan yang perkasa, kuat tangan-Mu dan tinggi tangan kanan-Mu. Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu. Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya TUHAN, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorak sepanjang hari, dan karena keadilanMu mereka bermegah. Sebab Engkaulah kemuliaan kekuatan mereka, dan karena Engkau berkenan, tanduk kami meninggi. Sebab perisai kita kepunyaan Yang Kudus Israel.” Mazmur 89:14-19. SPN 21.2
Sejarah pertarungan yang hebat antara yang baik dan yang jahat, dari sejak mula pertama di surga sampai ke akhir pemberontakan dan dihapuskannya dosa adalah juga satu pernyataan kasih Allah yang tidak berubah. SPN 21.3
Penguasa alam semesta tidaklah sendirian dalam mengerjakan kebajikan-Nya. Ia mempunyai seorang pembantu—seorang yang bekerja sama yang dapat menghargai akan maksud-maksud-Nya, dan dapat ikut menikmati kesukaan-Nya dalam memberikan kebahagiaan kepada mahluk ciptaan, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersamasama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.” Yohanes 1:1,2. Kristus, Firman itu, Anak Allah yang tunggal, adalah satu dengan Bapa yang kekal—satu dalam sifat, dalam tabiat, dalam tujuan —satu-satunya pribadi yang dapat turut serta dalam musyawarah serta maksud-maksud Allah. “Namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Yesaya 9:5. “Permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Mikha 5:1. Dan Anak Allah itu menyatakan tentang diriNya: “TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku ada sertaNya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya.” Amsal 8:22,23,29, 30. SPN 22.1
Allah Bapa bekerja melalui Anak-Nya di dalam menciptakan segenap mahluk surga. “Karena di dalam Dialah sudah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” Kolose 1:16. Maiaikat-malaikat adalah pelayan-pelayan Allah yang bermandikan cahaya yang senantiasa terpancar dari hadirat-Nya dan dengan sayapnya terbang cepat untuk melaksanakan kehendak-Nya. Tetapi Anak Allah yang diurapi oleh Tuhan, “gambar wujud Allah,” “cahaya kemuliaan Allah,” “Yang menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan,” memegang pemerintahan di atas semuanya. Ibrani 1:3. “Takhta kemuliaan, luhur dari sejak semula,” adalah tempat Bait Suci-Nya (Yermia 17:12); “Tongkat kerajaan-Nya adalah tongkat kebenaran,” Ibrani 1:8. “Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudus-Nya.” Mazmur 96:6. Kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Nya. Mazmur 89:14. SPN 22.2
Hukum kasih adalah dasar pemerintahan Allah. Kebahagiaan semua makhluk yang berpikir bergantung atas keselarasan yang sempuma terhadap prinsip-prinsip kebenaran-Nya yang agung itu. Tuhan menghen-daki dari semua makhluk ciptaan-Nya pelayanan kasih—pelayanan yang timbul dari rasa penghargaan akan tabiat-Nya. Ia tidak menyukai suatu penurutan yang terpaksa; dan kepada semua Ia telah memberikan kebebasan untuk memilih, agar mereka dapat memberikan pelayanan yang bersifat sukarela. SPN 23.1
Selama semua makhluk ciptaan menyatakan kesetiaan yang penuh kasih, maka terdapatlah keselarasan yang sempuma di seluruh alam semesta. Segenap penduduk sorga bergembira memenuhi tujuan Khalik mereka. Mereka suka memantulkan kemuliaan-Nya dan menyatakan pujian-Nya. Dan sementara kasih kepada Allah adalah yang terutama, lalu kasih satu dengan yang lain bersifat tulus dan tidak mementingkan diri sendiri. Di sana tidak ada nada yang sumbang yang mengganggu keselarasan alam semesta. Tetapi suatu pembahan telah terjadi terhadap keadaan yang berbahagia ini. Ada satu makhluk yang telah menyalah-gunakan kebebasan yang telah diberikan Tuhan kepada makhluk ciptaanNya. Dosa berasal dari dia, yang setingkat lebih rendah dari Kristus, dan yang paling dihormati oleh Tuhan dan yang tertinggi dalam kuasa dan kemuliaan di antara penduduk surga. Lucifer, “bintang fajar,” adalah yang terutama dari antara kembim, suci tak bernoda. Ia berdiri di hadirat Khalik yang agung dan cahaya yang menyelubungi Allah yang kekal itu terpancar kepadanya. “Beginilah firman TUHAN Allah: Gambar dari kesempumaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahayacahaya. Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak harj penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.” Yehezkiel 28:12-15. SPN 23.2
Sedikit demi sedikit Lucifer memanjakan keinginan untuk meninggikan diri. Alkitab berkata, “Engkau sombong karena kecan tikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya.” Yehezkiel 28:17. “Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!.” Yesaya 14:13, 14. Sekalipun segenap kemuliaannya itu berasal dari Tuhan, malaikat yang berkuasa ini merasa bahwa itu datang dari dalam dirinya sendiri. Tidak puas dengan kedudukannya, sekalipun dihormati di atas segenap penduduk surga, ia mencoba untuk merebut kehormatan yang hanya layak bagi Khalik saja. Gantinya berusaha agar menjadikan Allah terutama di dalam kasih dan kesetiaan seluruh makhluk ciptaan, ia mencoba untuk mengalihkan pelayanan dan kesetiaan mereka kepada dirinya sendiri. Merasa ingin akan kemuliaan yang Allah Bapa telah tanamkan di dalam Anak-Nya, pemimpin malaikat ini telah bercita-cita untuk memperoleh kuasa yang merupakan hak mutlak Kristus. SPN 23.3
Sekarang keselarasan yang sempurna di dalam surga telah dirusak. Kecenderungan Lucifer untuk melayani diri gantinya melayani Khaliknya telah menimbulkan perasaan cemas di antara mereka yang berpendirian bahwa kemuliaan Allah haruslah yang terutama. Di dalam persidangan surga maiaikat-malaikat mencoba untuk meyakinkan Lucifer. Anak Allah menyatakan kepadanya kebesaran, kebajikan dan keadilan Khalik itu, dan juga sifat dari hukum-Nya yang kekal dan suci. Allah sendiri telah menetapkan peraturan di surga; dan dengan berpaling dari padanya, Lucifer tidak menghormati Penciptanya dan membawa kehancuran kepada dirinya sendiri. Tetapi amaran yang diberikan di dalam rahmat dan kasih yang tidak terbatas itu, hanyalah membangkitkan suatu roh perlawanan. Lucifer membiarkan rasa cemburunya terhadap Kristus merajalela dan ia menjadi lebih nekad lagi. SPN 24.1
Untuk menyanggah kekuasaan Anak Allah, yang juga berarti menantang kebijaksanaan serta kasih Khalik itu, telah menjadi tujuan pemimpin malaikat ini. Untuk maksud inilah ia, yang setingkat saja lebih rendah daripada Kristus, tertinggi di antara mahluk ciptaan Tuhan, telah mencurah- kan segenap daya pemikirannya. Tetapi Ia yang menghendaki kebebasan berpikir dari semua makhluk-Nya tidak membiarkan seorang pun tanpa amaran terhadap tipu daya yang menyesatkan oleh mana pemberontak berusaha membenarkan dirinya. Sebelum pertarungan besar itu terbuka, semua harus sudah memiliki pengertian yang jelas akan kehendak Dia yang hikmat dan kebajikan-Nya merupakan sumber segala kebahagiaan mereka. SPN 24.2
Raja alam semesta memanggil segenap penduduk surga, agar di hadapan mereka Ia dapat menetapkan kedudukan yang sebenarnya daripada Anak-Nya dan menunjukkan hubungan yang ada antara Dia dengan semua makhluk ciptaan. Anak Allah ikut serta dalam pemerintahan Bapa, dan kemuliaan Allah yang kekal menyelubungi keduanya. Di sekeliling takhta Allah berhimpun maiaikat-malaikat yang tiada terhitung banyaknya— “berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa” (Wahyu 5:11), maiaikat-malaikat yang tertinggi, sebagai pelayan dan bawahan, bersukacita di dalam terang yang terpancar kepada mereka dari hadirat Ilahi. Di hadapan perhimpunan penghuni surga itu Raja mengumumkan bahwa tiada satu pun kecuali Kristus,’ Anak Allah yang tunggal itu, dapat ikut serta dalam maksud-maksud-Nya, dan kepada Dia diberikan kuasa untuk melaksanakan kehendak-Nya. Anak Allah telah melaksanakan kehendak Bapa dalam penciptaan segenap penduduk surga; dan kepada Dia, sebagaimana kepada Allah, hormat dan kesetiaan harus dinyatakan. Kristus tetap menggunakan kuasa Ilahi dalam menciptakan bumi dan penghuninya. Tetapi di dalam semuanya itu Ia tidak berusaha mencari kuasa dan kemuliaan bagi diri-Nya sehingga bertentangan dengan rencana Allah dan Ia mengutamakan kemuliaan Bapa serta melaksanakan maksud-maksud-Nya yang penuh kasih dan kebajikan. SPN 25.1
Maiaikat-malaikat dengan penuh kesukaan mengakui pemerintahan Kristus dan menyembah sujud di hadapan-Nya serta menyatakan hormat dan kasih mereka. Lucifer sujud bersama mereka, tetapi di dalam hatinya terdapat suatu pergumulan hebat yang aneh. Kebenaran, keadilan dan kesetiaan bergumul melawan iri hati dan cemburu. Pengaruh maiaikatmalaikat suci untuk sementara waktu kelihatannya membawa dia kembali bersama mereka. Apabila lagu-lagu pujian dinyanyikan dengan alunan yang merdu, menggema oleh ribuan suara yang riang gembira, roh jahat itu kelihatannya hilang lenyap; kasih yang tak terkatakan mengharukan segenap hatinya; jiwanya terpaut kepada keselarasan dengan maiaikatmalaikat yang tiada berdosa dan kasih kepada Bapa dan Anak. Tetapi lagi-lagi ia dipenuhi oleh kesombongan akan kemuliaan dirinya. Keinginannya untuk memerintah timbul kembali, dan kecemburuan terhadap Kristus sekali lagi dimanjakan. Kehormatan yang tinggi yang sudah diberikan kepada Lucifer tidak dihargai sebagai pemberian Allah yang istimewa dan oleh sebab itu tidak ada rasa terima kasih kepada Khaliknya. Ia merasa angkuh dengan kemuliaan serta kehormatan yang ada padanya dan ingin menjadi setara dengan Allah. Ia dikasihi serta dihormati oleh penghuni surga, maiaikat-malaikat merasa senang untuk melaksanakan perintahnya, dan ia dipenuhi oleh hikmat dan kemuliaan yang melebihi semuanya. Tetapi Anak Allah itu ditinggikan lebih daripadanya, menjadi satu di dalam kuasa dan wewenang dengan Bapa. Ia mengambil bagian di dalam permusyawaratan dengan Bapa, sedangkan Lucifer tidak turut serta dalam menetapkan maksud-maksud Allah. “Mengapa,” tanya malaikat yang berkuasa ini, “Kristus harus memegang pemerintahan? Mengapa Ia dihormati lebih daripada Lucifer?” SPN 25.2
Sambil meninggalkan tempatnya yang berada di hadirat Allah Bapa, Lucifer pergi menyebarluaskan ketidakpuasan di kalangan maiaikatmalaikat. Ia bekerja dengan tersembunyi dan untuk sementara waktu menutupi maksud yang sebenarnya dengan berpura-pura hormat kepada Allah. Ia mulai menanamkan kebimbangan akan hukum yang memerintah mahluk-mahluk surga, dengan mengatakan bahwa sekalipun hukum diperlukan oleh penduduk dunia, maiaikat-malaikat yang lebih mulia tidak memerlukan peraturan-peraturan seperti itu, karena kebijaksanaan mereka sendiri sudah merupakan penuntun yang cukup. Mereka bukanlah makhluk-makhluk yang dapat mendatangkan kehinaan kepada Tuhan; segenap pikiran mereka suci; sebagaimana Allah mustahil berbuat salah begitu juga mereka. Penghormatan terhadap Anak Allah sebagai yang setara dengan Allah Bapa dianggap sebagai suatu ketidakadilan terhadap Lucifer, sebagaimana yang dinyatakannya, ia juga berhak untuk memperoleh kemuliaan dan kehormatan. Jikalau saja pemimpin malaikat ini memperoleh kedudukan yang sebenarya maka manfaat yang besar akan terasa kepada segenap penghuni surga; karena tujuan yang ada padanya adalah untuk memberikan kebebasan untuk semua. Tetapi kini kebebasan yang pernah mereka nikmati sebelumnya itu telah berakhir; karena seorang Pemerintah yang berkuasa telah diangkat bagi mereka dan kepada kekuasaan-Nya semua harus tunduk. Demikianlah liciknya muslihat itu yang melalui tipu daya Lucifer telah merajalela di dalam istana surga. SPN 26.1
Tidak pernah ada perubahan dalam kedudukan dan kekuasaan Kristus. Kecemburuan dan penampilan yang salah dari Lucifer serta pengakuan-nya bahwa ia setara dengan Kristus telah menyebabkan perlunya suatu pernyataan tentang kedudukan Anak Allah yang sebenarnya; tetapi hal ini sudah demikian sejak awai mulanya. Tetapi banyak dari antara maiaikat-malaikat itu yang telah dibutakan oleh tipu daya Lucifer. SPN 27.1
Maiaikat-malaikat suci yang ada di bawah perintahnya menaruh kepercayaan, kasih dan setiawan kepada Lucifer. Dan hal ini telah dimanfaatkan oleh Lucifer dengan liciknya untuk menanamkan ke dalam pikiran mereka rasa tidak percaya dan tidak puas sehingga perbuatannya ini tidak kentara. Lucifer telah membeberkan maksud-maksud Allah dengan penerangan yang keliru—sambil memutarbalikkannya untuk membangkitkan rasa tidak puas dan perlawanan. Dengan licik ia mengajak pendengar-pendengamya untuk menyatakan perasaan mereka; kemudian bilamana pernyataan mereka itu sesuai dengan maksudnya, ia pun mencetuskannya kembali untuk membuktikan bahwa maiaikatmalaikat tidaklah berada dalam kesepakatan yang sepenuhnya dengan pemerintahan Allah. Sementara mengaku diri ‘setia kepada Allah, ia mengatakan bahwa perubahan-perubahan dalam peraturan serta undangundang surga perlu diadakan demi keutuhan pemerintahan Ilahi. Jadi sementara berusaha untuk membangkitkan perlawanan terhadap hukum Allah dan menanamkan perasaan tidak puasnya ke dalam pikiran maiaikat-malaikat yang ada di bawah perintahnya, ia pura-pura berusaha untuk melenyapkan ketidakpuasan itu dan memperdamaikan maiaikatmalaikat yang memberontak terhadap pemerintahan surga. Sementara dengan diam-diam menimbulkan keonaran dan pemberontakan, dengan liciknya ia berbuat seolah-olah tujuan satu-satunya adalah memupuk kesetiaan serta memelihara keselarasan dan perdamaian. SPN 27.2
Roh ketidakpuasan yang dibangkitkan dengan cara demikian itu telah mendatangkan akibat yang buruk. Sekalipun tidak terjadi pemberontakan yang terbuka, perbedaan perasaan secara tidak terlihat telah timbul di antara malaikat-malaikat. Di antara mereka ada yang sependapat dengan hasutan Lucifer untuk menentang pemerintahan Allah. Sekalipun dulunya mereka berjalan selaras dengan peraturan yang telah ditetapkan Allah, mereka sekarang merasa tidak puas dan tidak senang oleh sebab mereka tidak mengerti rencana-rencana Allah yang tidak terduga itu; mereka merasa tidak puas dengan maksud Allah di dalam meninggikan Kristus. Mereka siap sedia untuk menguatkan tuntutan Lucifer meminta persamaan kekuasaan dengan Anak Allah. Tetapi maiaikat-malaikat yang setia dan benar mempertahankan kebijaksanaan dan keadilan dari pernyataan Ilahi serta berusaha untuk memperdamaikan pemberontakpemberontak ini dengan kehendak Allah. Kristus adalah Anak Allah; la adalah satu dengan Allah sebelum maiaikat-malaikat dijadikan. Ia selalu berdiri di sebelah kanan Bapa; kekuasaan-Nya yang mendatangkan berkat kepada semua yang tunduk kepada pemerintahan-Nya yang lemahlembut itu, tidak pernah diragukan sampai saat itu. Keselarasan surga tidak pernah terganggu; oleh sebab itu mengapa sekarang timbul keonaran? Maiaikat-malaikat setia hanya dapat melihat adanya akibatakibat yang mengerikan dari kekacauan ini dan dengan bujukan yang sungguh-sungguh mereka menasehati pemberontak-pemberontak itu supaya membatalkan tujuan mereka dan menyatakan diri mereka setia kepada Allah dan mentaati pemerintahan-Nya. SPN 28.1
Di dalam rahmat-Nya yang besar, sesuai dengan sifat Keilahian-Nya, Allah bersikap sabar terhadap Lucifer. Roh ketidakpuasan dan kebencian tadinya tidak pernah dikenal di surga. Itu merupakan suatu unsur yang baru, ganjil, bersifat rahasia dan tidak terpikirkan. Lucifer sendiri pada mulanya tidak mengerti keadaan yang sebenarnya dari perasaannya; dan untuk sementara waktu ia takut untuk mencetuskan bayangan-bayangan serta jalan pikirannya; tetapi ia tidak membuangkannya. Ia tidak tahu ke mana ia sedang hanyut. Tetapi usaha, yang hanya dapat diadakan oleh hikmat serta kasih yang tidak terbatas itu telah diadakan untuk meyakin-kan dia akan kesaksiannya. Kebenciannya itu terbukti tanpa sebab dan kepadanya diberitahukan apa akibatnya bila ia tetap memberontak. Lucifer telah diyakinkan bahwa ia berada di pihak yang salah. Ia mengetahui bahwa “TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya” (Mazmur 145:17); bahwa undang-undang Ilahi itu adil dan ia harus mengakuinya demikian di hadapan segenap surga. Kalau saja ia sudah berbuat demikian maka ia telah menyelamatkan dirinya dan juga banyak malaikat lain. Waktu itu ia belum sama sekali memutuskan kesetiaannya kepada Allah. Walaupun ia sudah meninggalkan kedudukannya sebagai kerubim yang menaungi, tetapi kalau saja ia mau kembali kepada Tuhan, mengakui kebijaksanaan Khaliknya dan merasa puas dengan kedudukan yang telah ditentukan baginya di dalam rencana Allah yang besar itu, ia akan dikembalikan ke jabatannya yang semula. Saatnya telah tiba untuk satu keputusan yang terakhir; ia harus dengan sepenuhnya taat kepada pemerintahan Ilahi atau menempatkan dirinya di dalam pemberontakan yang terbuka. Ia nyaris mengambil keputusan untuk kembali, tetapi kesombongan telah mencegahnya. Ia merasa adalah suatu pengorbanan yang terlalu besar bagi satu makhluk, yang pernah mendapat kehormatan yang tinggi, untuk mengakui bahwa ia bersalah, bahwa pendapatnya keliru, dan tunduk kepada kekuasaan yang sediang dicobanya untuk membuktikan ketidakadilannya. SPN 28.2
Seorang Khalik yang penuh cinta, dengan belas kasihan yang dalam terhadap Lucifer dan pengikut-pengikutnya, sedang berusaha menarik mereka dari jurang kebinasaan ke tempat mana mereka hampir terjerumus. Tetapi rahmat-Nya telah disalah-tafsirkan. Lucifer menyatakan bahwa kesabaran Allah itu adalah satu bukti keunggulannya, suatu bukti bahwa Raja alam semesta akan memenuhi tuntutannya. Andaikata maiaikat-malaikat mau berdiri teguh di pihaknya, katanya, mereka akan memperoleh segala yang mereka ingini. Dengan sungguhsungguh ia mempertahankan rencananya, dan benar-benar nekad untuk berperang melawan Khaliknya. Demikianlah Lucifer, “pembawa terang itu,” yang ikut menikmati kemuliaan Allah, pengawal takhta-Nya, oleh pelanggaran telah menjadi Setan, “musuh” Allah dan makhluk-makhluk suci serta pembinasa mereka yang oleh surga telah diserahkan kepada pengawasan dan penjagaannya. SPN 29.1
Sambil menolak dan mengejek bujukan-bujukan dan penjelasanpenjelasan maiaikat-malaikat yang setia, ia menuduh mereka sebagai budak-budak yang tertipu. Ia menyatakan bahwa penghormatan yang diberikan kepada Kristus adalah suatu tindakan yang tidak adil terhadap dirinya juga terhadap semua penghuni surga, dan ia mengumumkan bahwa ia tidak mau lagi menyerah kepada serangan terhadap hak-haknya dan hak-hak mereka itu. Ia tidak mau lagi mengakui pemerintahan Kristus. Ia telah bertekad untuk menuntut kehormatan yang seharusnya diberikan kepadanya dan untuk memegang perintah terhadap semua yang mau menjadi pengikutnya; dan ia menjanjikan kepada mereka yang memihak kepadanya satu pemerintahan yang lebih baik di mana semua akan menikmati kebebasan. Sejumlah besar maiaikat-malaikat telah menyatakan niat mereka untuk menerima dia sebagai pemimpin mereka. Dengan perasaan senang, oleh karena gagasannya diterima, ia berharap akan memenangkan semua malaikat untuk berpihak padanya, ia berharap akan menjadi setara dengan Allah sendiri dan akan ditaati oleh segenap penduduk surga. SPN 30.1
Maiaikat-malaikat yang setia tetap menganjurkan agar ia dan juga para pengikutnya menyerah kepada Tuhan; dan mereka menyatakan akan akibat yang tidak akan dapat dielakkan jikalau mereka menolak: Ia yang telah menjadikan mereka dapat menghancurkan kekuasaan mereka dan akhirnya menghukum pemberontakan mereka itu. Tidak ada seorang malaikat pun yang akan berhasil menentang hukum Allah yang suci seperti diri-Nya sendiri. Mereka mengamarkan semua maiaikat-malaikat supaya menutup telinga terhadap tipu daya Lucifer dan menganjurkan agar dia serta pengikut-pengikutnya menghadap hadirat Allah dengan tanpa bertangguh dan mengaku bersalah karena telah meragukan kebijaksanaan dan kekuasaan-Nya. SPN 30.2
Banyak dari antara mereka itu cenderung untuk mengikuti nasihat ini, menyesali penyelewengan mereka dan berusaha agar diterima kem- bali oleh Bapa dan Anak. Tetapi Lucifer telah mempersiapkan muslihatnya yang lain. Pemberontak yang gagah perkasa ini mengumumkan sekarang bahwa maiaikat-malaikat yang bergabung dengan dia telah terlalu jauh untuk kembali; dan ia mengetahui dengan baik hukum Ilahi serta mengetahui bahwa Tuhan tidak akan mengampuni. Ia mengumumkan bahwa semua yang menyerah kepada kekuasaan surga akan dicabut dari kedudukan mereka yang terhormat. Bagi dirinya ia telah bertekad tidak akan lagi mengakui kekuasaan Kristus. Satu-satunya jalan yang akan ditempuh olehnya dan pengikut-pengikutnya, katanya, adalah menuntut kebebasan mereka dan merebut dengan kekerasan akan hakhak yang tidak diberikan kepada mereka secara sukarela. SPN 30.3
Sejauh yang menyangkut dengan Setan sendiri, memang benar ia telah pergi terlalu jauh untuk kembali. Tetapi tidaklah demikian halnya dengan mereka yang telah dibutakan oleh tipu muslihatnya. Bagi mereka nasihat dan bujukan maiaikat-malaikat yang setia telah membukakan satu pintu pengharapan; dan kalau saja mereka memperhatikan amaran itu, mereka bisa terlepas dari perangkap Setan. Tetapi kesombongan, cinta kepada pemimpin mereka, dan keinginan pada kebebasan tanpa batas dibiarkan merajalela dan bujukan rahmat serta kasih Ilahi pun akhirnya ditolak. SPN 31.1
Allah membiarkan Setan melaksanakan pekerjaannya sehingga roh perlawanan itu berbuah menjadi pemberontakan yang terbuka. Perlulah bagi rencana-rencananya itu dikembangkan sepenuhnya supaya keadaan dan kecenderungan yang sebenarnya bisa dilihat oleh semuanya. Lucifer, sebagai kerubim yang diurapi, telah mendapat kehormatan yang tinggi; ia dikasihi oleh mahluk-mahluk surga dan pengaruhnya sangat besar terhadap mereka. Pemerintahan Allah bukan hanya mencakup penduduk surga saja, tetapi juga semua dunia-dunia yang telah dijadikan-Nya dan Lucifer berkesimpulan bahwa apabila ia dapat mengajak maiaikatmalaikat surga mengadakan pemberontakan bersama dengan dia, ia juga dapat mengajak semua dunia-dunia itu. Dengan liciknya ia telah menghadapkan alasan-alasan di pihaknya, dengan menggunakan tipu dayanya ia telah menguasai mangsanya. Daya tipunya sangat hebat. Dengan bersembunyi di dalam jubah kepalsuan ia telah beroleh suatu keuntungan. Segala usahanya sangat tersembunyi sehingga sukarlah untuk menjelaskan kepada maiaikat-malaikat tentang keadaan yang sebenarnya dari pekerjaannya itu. Sebelum berkembang dengan sepenuhnya, sifat kejahatannya itu tidak akan terlihat; perlawanannya tidak akan kelihatan seperti pemberontakan. Maiaikat-malaikat yang setia sekalipun tidak dapat mengerti dengan sepenuhnya akan tabiatnya ataupun melihat ke mana arah tujuan pekerjaannya itu. SPN 31.2
Pada mulanya Lucifer telah menghadapkan pencobaannya itu sedemikian rupa sehingga ia sendiri seolah-olah tidak terlibat. Maiaikat-malaikat yang tidak dapat dipengaruhinya untuk berpihak kepadanya dituduh tidak peduli terhadap kepentingan mahluk surga. Ia menuduh maiaikatmalaikat yang suci telah melakukan pekerjaan yang sebenarnya telah dilakukannya. Usahanya ialah untuk mengacaukan maksud-maksud Allah dengan penjelasan-penjelasan yang palsu. Segala sesuatu yang sebenarnya sederhana telah ia sembunyikan sebagai suatu rahasia dan dengan tipu daya ia menjadikan maiaikat-malaikat lain ragu-ragu terhadap ucapan Tuhan yang paling jelas sekalipun. Dan kedudukannya yang tinggi, yang erat sekali hubungannya dengan pemerintahan Ilahi, telah memperkuat segala apa yang dikatakannya. SPN 32.1
Allah hanya dapat menggunakan cara-cara yang sesuai dengan kebenaran. Setan dapat menggunakan apa yang Tuhan tidak dapat gunakan, yaitu puji-pujian palsu dan tipu muslinat. Ia telah berusaha memalsukan firman Tuhan dan memutarbalikkan rencana pemerintahanNya, sambil mengatakan Allah tidak adil dalam tindakan-Nya menetapkan hukum ke atas diri malaikat-malaikat; bahwa dengan menuntut penyerahan serta penurutan dari mahluk-mahluk-Nya, Ia sendiri berusaha semata-mata untuk meninggikan diri-Nya sendiri. Itulah sebabnya perlu untuk menunjukkan kepada penduduk surga dan semua penduduk dunia bahwa pemerintahan Allah itu adil, dan hukum-Nya sempuma. Setan telah berbuat seolah-olah ia sendiri sedang berusaha meningkatkan kebaikan di dalam alam semesta. Tabiat serta tujuan yang sebenarnya dari pemberontak ini harus dipahami oleh semua. Ia harus diberi waktu untuk menunjukkan dirinya melalui perbuatan-perbuatan jahatnya. SPN 32.2
Atas kekacauan yang ditimbulkannya di dalam surga, Setan telah menuduh pemerintah Allah sebagai penyebabnya. Ia mengumumkan bahwa segala kejahatan itu adalah merupakan akibat dari pada pemerin-tahan Ilahi. Ia mengatakan bahwa adalah tujuannya untuk memperbaiki undang-undang Allah. Oleh sebab itu Allah membiarkan dia untuk menunjukkan keadaan yang sebenarnya dari pernyataannya itu, untuk menunjukkan akibat-akibat dari perubahan undang-undang Ilahi seperti yang direncanakannya. Ulahnya sendirilah yang harus menghukumkan dia. Dari mulanya Setan telah mengatakan bahwa ia tidaklah membe-rontak. Segenap alam semesta harus melihat kedok si penipu itu dibuka. SPN 32.3
Walaupun ia sudah dibuang dari surga, Hikmat Yang Tidak Terbatas itu tidak membinasakan Setan. Oleh karena hanya pelayanan kasih yang berkenan kepada Allah, kesetiaan mahluk-mahluk-Nya haruslah didasarkan atas suatu keyakinan pada keadilan dan kemurahan-Nya. Penduduk surga dan penduduk dunia yang pada saat itu belum mengerti akan keadaan serta akibat-akibat dosa, tidak akan dapat melihat keadilan Allah di dalam membinasakan Setan. Apabila ia dengan segera dibinasakan, banyak dari antara mereka akan melayani Tuhan oleh sebab takut, gantinya karena kasih. Pengaruh dari pada si penipu itu tidak akan dapat dihilangkan seluruhnya, demikian juga dengan pemberontakan itu. Untuk kebaikan seluruh alam semesta sepanjang masa, ia harus dibiarkan untuk memperkembangkan prinsip-prinsipnya dengan sepenuhnya agar supaya segala tuduhan-tuduhannya terhadap pemerintahan Ilahi dapat dilihat dalam terang yang sebenarnya oleh semua makhluk ciptaan, dan agar keadilan dan rahmat Allah dan undang-undang-Nya yang kekal itu dapat diteguhkan lagi tanpa keragu-raguan sampai selamalamanya. SPN 33.1
Pemberontakan Setan haruslah menjadi suatu pelajaran kepada alam semesta sepanjang zaman yang mendatang—suatu kesaksian yang tetap akan keadaan dosa dan akibat-akibatnya yang mengerikan. Hasil pemerintahan Setan, pengaruhnya terhadap manusia dan malaikat, akan menunjukkan apakah akibatnya bilamana kekuasaan Ilahi dikesampingkan. Hal itu akan menyatakan pula bahwa dengan adanya pemerintahan Allah terdapatlah kesejahteraan segala makhluk yang telah dijadikan-Nya. Dengan demikian sejarah pengalaman pemberontakan yang mengerikan ini akan menjadi suatu pelindung yang tetap kepada semua makhluk yang suci, untuk mencegah mereka agar tidak tertipu lagi sehubungan dengan sifat dari pada pelanggaran, dan untuk menghindarkan mereka dari berbuat dosa dan menderita hukumannya. SPN 33.2
la yang memerintah di dalam surga adalah pribadi yang dapat melihat akhir dari awainya—yang di hadapannya terpampang rahasia-rahasia masa silam dan yang akan datang, dan yang jauh di balik segala laknat, kegelapan dan kehancuran yang telah diakibatkan oleh dosa, dapat melihat wujud dari pada maksud-maksud-Nya yang penuh kasih dan berkat itu. Meskipun “awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya” (Mazmur 97:2). Dan akan hal ini segenap penduduk alam semesta baik yang setia ataupun yang tidak setia, satu waktu akan mengerti. “Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempuma, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.” Ulangan 32:4. SPN 34.1