Sejarah Para Nabi
34 - Dua Belas Pengintai
Sebelas hari setelah meninggalkan Gunung Horeb bangsa Israel berkemah di Kadesy, di Padang Gurun Paran, yang letaknya tidak jauh dari perbatasan Tanah Perjanjian itu. Di tempat ini orang banyak itu mengusulkan agar pengintai disuruh menyelidiki negeri itu. Hal ini dikemukakan Musa kepada Tuhan, dan izin diberikan kepada mereka, dengan perintah agar salah seorang dari pemimpin-pemimpin tiap-tiap suku dipilih untuk maksud ini. Orang-orang itu telah dipilih sesuai dengan perintah tadi, dan Musa menyuruh mereka pergi dan menyelidiki negeri itu; negeri apa itu, bagaimana keadaannya, dan keuntungan-keuntungan apa yang dapat diberikan oleh tanah itu; dan orangorang yang menduduki tempat itu, apakah mereka itu kuat atau lemah, sedikit atau banyak; dan juga memeriksa keadaan tanahnya dan kesuburannya serta membawa buah-buahan hasil negeri itu. SPN 462.1
Mereka pun pergi dan menyelidiki seluruh negeri itu, masuk dari perbatasan sebelah selatan dan terus sampai ke ujung di sebelah utara. Setelah empat puluh hari mereka pun kembali. Bangsa Israel mempunyai pengharapan yang muluk-muluk dan menunggu-nunggu dengan penuh kerinduan. Kabar tentang kembalinya pengintai itu telah tersiar dari satu suku ke suku lainnya, dan disambut dengan kegembiraan. Orang banyak bergegas-gegas pergi keluar menyongsong mereka, yang telah selamat dari bahaya dalam menjalankan tugas mereka. Pengintai itu telah membawa contoh buah-buahan, untuk menunjukkan kesuburan negeri itu. Pada waktu itu adalah musim buah anggur, dan mereka telah membawa begitu banyak anggur sehingga harus dipikul oleh dua orang. Mereka juga membawa buah ara dan buah delima yang tumbuh dengan limpahnya di sana. SPN 462.2
Orang banyak merasa gembira oleh karena mereka akan memiliki satu negeri yang subur seperti itu, dan mereka mendengarkan dengan sungguh-sungguh atas laporan yang diberikan kepada Musa agar jangan satu kata pun hilang dari pendengaran mereka. Pengintai itu memulai dengan berkata, “Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.” Orang banyak itu dipenuhi dengan semangat; mereka ingin cepat-cepat melaksanakan perintah Tuhan itu, dan pergi untuk mewarisi negeri itu. Tetapi setelah menggambarkan keindahan dan kesuburan tanah itu, semua pengintai itu kecuali dua orang telah membesar-besarkan kesulitan-kesulitan dan bahaya-bahaya yang ada di hadapan bangsa Israel kalau mereka berani pergi dan mencoba menaklukkan Kanaan. Mereka menghitung bangsa-bangsa yang kuat yang berada di berbagai tempat di negeri itu, dan mengatakan bahwa kota-kotanya mempunyai tembok-tembok yang besar dan bangsa yang ada di tempat itu amat kuat, dan mustahil mengalahkan mereka itu. Mereka juga menceritakan bahwa mereka telah melihat raksasa-raksasa, bani Enak, di sana dan tidak ada gunanya memikirkan untuk dapat memiliki tanah itu. SPN 463.1
Sekarang pemandangan berubah. Pengharapan dan semangat telah diganti oleh rasa takut bercampur kecewa, apabila pengintai itu mencetus-kan perasaan hati mereka yang tidak percaya itu, yang dipenuhi oleh kekecewaan yang ditimbulkan oleh Setan. Sikap mereka yang tidak percaya itu telah melemparkan suatu bayang yang gelap ke atas perhimpunan itu, dan kuasa Allah yang hebat, yang begitu sering dinyatakan untuk bangsa pilihan itu, telah terlupakan. Orang banyak itu tidak berhenti sejenak untuk merenung-renungkan; mereka tidak memikirkan bahwa Dia yang telah membawa mereka sebegitu jauh tentu akan memberikan kepada mereka negeri itu; mereka tidak mengingat bagaimana ajaibnya Allah telah melepaskan mereka dari penjajah-penjajah mereka, bagaimana la telah membelah Laut Merah serta membinasakan bala tentara Firaun yang sedang mengejar mereka. Mereka melupakan Allah sama sekali, dan bertindak seolah-olah mereka harus bergantung hanya kepada kekuatan senjata saja. SPN 463.2
Di dalam sikap tidak percaya ini mereka telah membatasi kuasa Allah dan tidak mempercayai tangan yang sampai saat itu telah menuntun mereka dengan selamat. Dan mereka telah mengulangi kesalahan mereka yang dulu-dulu yaitu bersungut-sungut terhadap Musa dan Harun. Mereka berkata, “Kalau demikian, inilah akhir dari harapan kita yang muluk-muluk itu. Inilah tanah untuk mana kita telah mengadakan perjalanan yang begitu jauh dari Mesir.” Mereka menuduh pemimpin-pemimpin mereka itu telah menipu dan mendatangkan kesusahan kepada bangsa Israel. SPN 464.1
Orang banyak itu merasa sangat kecewa dan putus asa. Ratapan ke-sedihan bercampur dengan suara persungutan terdengar. Kaleb mengerti akan keadaan ini, dan dengan penuh keberanian membela firman Allah. Ia telah berbuat dengan segenap kesanggupannya untuk melawan pengaruh jahat dari rekan-rekannya yang tidak setia itu. Sesaat lamanya orang banyak itu masih mau mendengar perkataannya yang memberikan harapan dan semangat sehubungan dengan negeri yang baik itu. Ia tidak menyangkal apa yang telah dikatakan; tembok-tembok kota itu tinggi dan orang Kanaan itu kuat-kuat. Tetapi Allah telah menjanjikan tanah itu bagi bangsa Israel. “Marilah kita pergi sekarang juga dan miliki tanah itu,” kata Kaleb, “karena kita sanggup untuk mengalahkannya.” SPN 464.2
Tetapi kesepuluh orang itu dengan memotong pembicaraannya, telah menggambarkan segala rintangan-rintangan itu dengan lebih parah lagi daripada sebelumnya. Mereka berkata, “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.” SPN 464.3
Orang-orang ini, setelah mengikuti jalan yang salah, dengan keras kepala telah bertekad melawan Kaleb dan Yosua, melawan Musa dan Allah. Setiap langkah membuat mereka lebih nekad. Mereka memutuskan akan menghentikan segala usaha untuk memiliki Tanah Kanaan itu. Mereka telah memutarbalikkan agar dapat menguatkan pengaruh jahat mereka itu. Itu “adalah satu negeri yang memakan penduduknya,” kata mereka. Ini bukanlah cuma merupakan satu kabar yang jahat tetapi juga satu laporan yang palsu. Hal itu bertentangan satu sama lain. Pengintai itu telah menyatakan bahwa negeri itu makmur dan subur dan orangorangnya tinggi besar, semuanya ini mustahil bisa terjadi kalau iklimnya amat tidak menyehatkan sehingga tanah itu dapat dikatakan “memakan penduduknya.” Tetapi apabila manusia menyerahkan hatinya kepada sikap tidak percaya mereka menempatkan diri di bawah pengendalian Setan, dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui sampai berapa jauh Setan akan memimpin mereka. SPN 465.1
“Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu.” Pemberontakan terbuka kemudian menyusul; oleh karena Setan telah mengendalikan dengan sepenuhnya, dan orang banyak itu seolah-olah sudah kehilangan akal. Mereka memakimaki Musa dan Harun, sambil melupakan bahwa Allah mendengar katakata mereka yang jahat itu, dan bahwa, terlindung di dalam tiang awan itu, malaikat-Nya menyaksikan luapan amarah mereka itu. Dalam keadaan yang getir mereka berseru, “Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini.” Kemudian perasaan mereka bangkit melawan Allah: “‘Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan istri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?’ Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir.’” Dengan demikian mereka telah menuduh bukan cuma Musa, tetapi Allah sendiri, bahwa mereka itu telah menipu orang banyak dengan menjanjikan satu negeri yang mustahil dapat diperoleh. Dan mereka telah pergi begitu jauh sehingga mau mengangkat seorang pemimpin untuk membawa mereka kembali ke negeri tempat mereka telah menderita dan diperbudak, dari tempat mana mereka telah dibebaskan oleh tangan yang Mahakuasa itu. SPN 465.2
Dengan rasa sedih, “Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel yang berkumpul itu,” tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk membalikkan mereka dari maksud mereka yang ceroboh itu. Kaleb dan Yosua berusaha menenangkan kegaduhan itu. Dengan jubah mereka yang tercarik-carik sebagai tanda sedih bercampur marah, mereka berlari ke tengah-tengah orang banyak itu, dan teriakan mereka itu terdengar lebih nyaring daripada suara ratapan dan kegaduhan mereka itu: “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka la akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.” SPN 466.1
Kejahatan bangsa Kanaan telah mencapai puncaknya dan Tuhan tidak akan membiarkan mereka lagi. Perlindungan-Nya telah diangkat dan mereka akan menjadi mangsa yang empuk. Oleh perjanjian Allah negeri itu telah dipastikan akan menjadi milik Israel. Tetapi laporan palsu dari pengintai yang tidak setia itu telah diterima dan melalui laporan ini mereka telah tersesat. Pengkhianat-pengkhianat itu telah berhasil di dalam tugas mereka. Jikalau hanya dua orang yang membawa laporan palsu itu, dan yang sepuluh orang lainnya mendorong mereka untuk mempusakai tanah itu di dalam nama Tuhan, mereka tetap akan menerima anjuran dari kedua orang ini gantinya laporan yang sepuluh itu, oleh karena sikap tidak percaya mereka yang jahat itu. Tetapi hanya dua orang saja yang memberikan anjuran yang benar sedangkan kesepuluh orang lainnya berada di pihak pemberontak. SPN 466.2
Pengintai yang tidak setia itu memaki-maki Kaleb dan Yosua dengan keras, dan teriakan terdengar untuk melempari mereka dengan batu. Orang banyak yang sudah tidak waras itu memungut batu untuk membunuh orang-orang yang setia itu. Mereka maju ke depan sambil berteriak-teriak seperti orang gila, dan dengan mendadak batu-batu itu berjatuhan dari tangan mereka, satu suasana hening telah mencengkam diri mereka, dan mereka pun gemetar ketakutan. Allah telah turun tangan untuk menghalangi usaha mereka mengadakan pembunuhan. Kemuliaan hadirat-Nya, seperti terang yang menyala-nyala, menerangi Kemah Suci. Semua orang melihat tanda dari Tuhan. Satu Pribadi yang lebih berkuasa daripada mereka telah menyatakan diri-Nya, dan tidak seorang pun berani meneruskan perlawanan mereka. Para pengintai yang membawa laporan palsu itu membungkuk penuh ketakutan dan dengan napas yang terengah-engah pergi ke kemah mereka. SPN 466.3
Sekarang Musa bangkit dan memasuki Kemah Pertemuan. Tuhan berkata kepadanya, “Aku akan memukul mereka dengan penyakit sampar dan melenyapkan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang lebih besar dan lebih kuat daripada mereka.” Bilangan 14:12. Tetapi sekali lagi Musa berdoa bagi bangsanya itu. la tidak setuju mereka dibinasakan dan dirinya dijadikan sebagai satu bangsa yang besar. Sambil memohon rahmat Allah, Ia berkata: “Jadi sekarang, biarlah kiranya ke-kuatan TUHAN itu nyata kebesarannya, seperti yang Kaufirmankan: TUHAN itu berpanjangan sabar dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah.... Ampunilah kiranya kesalahan bangsa ini sesuai dengan kebesaran kasih setia-Mu, seperti Engkau telah mengampuni bangsa ini mulai dari Mesir sampai ke mari.” Bilangan 14:17-19. SPN 467.1
Tuhan berjanji akan meluputkan Israel dari kebinasaan yang segera; tetapi oleh karena sikap tidak percaya dan sikap pengecut mereka itu. Ia tidak dapat menyatakan kuasa-Nya untuk mengalahkan musuh mereka. Oleh sebab itu di dalam rahmat-Nya Ia telah memerintahkan mereka, sebagai satu-satunya jalan yang selamat, untuk kembali ke Laut Merah. SPN 467.2
Di dalam pemberontakan mereka, orang banyak itu berseru, “Biarlah kami ini mati di padang belantara ini!” Sekarang doa mereka ini harus dikabulkan. Tuhan berkata, “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. Di padang gurun ini bangkai- bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang di catat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.... Tentang anak-anakmu yang telah kamu katakan: Mereka akan menjadi tawanan, merekalah yang akan Kubawa masuk, supaya mereka mengenal negeri yang telah kamu hinakan itu.” Dan tentang Kaleb, la berkata, “Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.” Sebagaimana para pengintai itu telah memakai empat puluh hari dalam perjalanan mereka, maka bangsa Israel itu akan mengembara di padang belantara selama empat puluh tahun. SPN 467.3
Pada waktu Musa memberitahukan kepada orang banyak itu tentang keputusan Ilahi, kemarahan mereka berubah menjadi kemurungan. Mereka mengetahui bahwa hukuman ke atas diri mereka adil. Kesepuluh pengintai yang tidak setia itu, telah dikutuk oleh Tuhan dan binasa di hadapan orang Israel; dan di dalam nasib mereka itu orang Israel dapat membaca dari bencana yang akan menimpa mereka. SPN 468.1
Sekarang mereka kelihatannya dengan sungguh-sungguh bertobat dari tindakan mereka yang keji itu; tetapi mereka merasa sedih oleh sebab akibat kejahatan mereka, dan bukan oleh karena kesadaran bahwa mereka sudah bersikap tidak berterima kasih dan tidak menurut. Pada waktu mereka mendapati bahwa Tuhan tidak mau mengubah keputusan-Nya, kekerasan hati mereka timbul kembali, dan mereka menyatakan bahwa mereka tidak mau kembali ke padang gurun itu. Dalam memerintahkan mereka supaya undur dari musuh mereka, Allah sedang menguji apa yang kelihatannya seperti penurutan, dan ternyata itu tidak benar. Mereka mengetahui bahwa mereka telah berbuat dosa dengan membiarkan perasaan marah mengendalikan mereka, dan juga dalam usaha mereka untuk membunuh kedua pengintai yang mendesak mereka untuk menurut Allah: tetapi mereka menjadi gentar pada waktu mendapati bahwa mereka telah berbuat kesalahan yang besar yang akibatnya ternyata sangat dahsyat terhadap diri mereka. Hati mereka tak terubahkan dan mereka hanya mencari-cari dalih untuk mengadakan satu pemberontakan yang sama. Hal ini terjadi pada waktu Musa, oleh wewenang Allah, memerintahkan mereka untuk kembali ke padang belantara. SPN 468.2
Perintah agar Israel jangan memasuki Kanaan selama empat puluh tahun lamanya merupakan satu kekecewaan yang amat menggetirkan bagi Musa dan Harun, Kaleb dan Yosua; tetapi tanpa persungutan mereka menerima keputusan Ilahi. Tetapi mereka yang telah bersungutsungut atas perlakuan Allah terhadap mereka, dan menyatakan bahwa mereka ingin kembali ke Mesir, menangis dan meratap pada waktu berkat-berkat yang telah mereka tidak abaikan itu ditarik dari mereka. Mereka telah menangis tanpa alasan, dan sekarang Allah telah memberikan sebab untuk menangis. Jikalau mereka telah meratap karena dosa mereka pada waktu itu dinyatakan kepada mereka dengan sebenarnya, maka hukuman ini tidak akan diucapkan; tetapi mereka meratap karena hukuman itu; kesedihan mereka bukan merupakan satu, penyesalan, dan hukuman mereka tidak dapat diubahkan. SPN 469.1
Malam itu dilalui dengan ratap tangis, tetapi dengan datangnya pagi hari datang pula suatu pengharapan. Mereka bertekad untuk menebus sikap mereka yang pengecut itu. Pada waktu Allah menyuruh mereka maju dan mengambil tanah itu, mereka telah menolak; dan sekarang pada waktu Allah menyuruh mereka mundur mereka memberontak. Mereka bertekad merebut negeri itu dan memilikinya; siapa tahu Allah akan menerima usaha mereka itu dan mengubah maksud-Nya bagi mereka. SPN 469.2
Allah telah menjadikannya sebagai satu kesempatan dan satu tugas bagi mereka untuk memasuki negeri itu pada waktu yang telah ditetapkan-Nya, tetapi melalui kelalaian mereka yang disengaja maka izin itu telah ditarik kembali. Setan telah mencapai tujuannya dalam menghalangi mereka memasuki Kanaan; dan sekarang ia menganjurkan kepada mereka untuk terus melakukan, sekalipun telah ada larangan Ilahi, apa yang mereka enggan melakukannya pada waktu Tuhan memerintahkan-Nya. Dengan demikian si penipu besar itu telah memperoleh kemenangan oleh menuntun mereka kepada pemberontakan untuk kedua kalinya. Mereka tidak mempercayai kuasa Allah untuk bekerja sama dengan usaha mereka, untuk memperoleh tanah Kanaan itu; tetapi sekarang mereka mau mengandalkan kekuatan mereka sendiri untuk melaksanakan tugas itu tanpa pertolongan Ilahi. Mereka berseru, “Kami berbuat dosa kepada TUHAN. Kami mau maju berperang, menurut segala yang diperintahkan kepada kami oleh TUHAN, Allah kita.” Ulangan 1:41. Oleh pelanggaran mereka telah dibutakan sama sekali. Tuhan tidak pernah memerintahkan mereka supaya “pergi dan berperang.” Bukanlah maksud-Nya agar mereka itu memperoleh negeri itu melalui peperangan, melainkan oleh penurutan yang saksama atas perintah-perintah-Nya. SPN 469.3
Sekalipun hati mereka tidak diubahkan, orang banyak itu telah meng-akui kekejian dan kebodohan dari pemberontakan mereka pada waktu mendengar laporan pengintai itu. Mereka sekarang melihat nilai berkatberkat yang secara sembrono telah mereka campakkan. Mereka mengaku bahwa adalah sikap tidak percaya mereka yang telah menghalangi mereka dari Tanah Kanaan. “Kami telah berdosa,” kata mereka, sambil mengakui bahwa kesalahan ada di pihak mereka, dan bukan pada Tuhan yang mereka telah tuduh gagal dalam menggenapi janji-Nya kepada mereka. Sekalipun pengakuan mereka itu tidak berasal dari pertobatan yang sejati, tetapi itu telah membenarkan keadilan Allah dalam perlakuanNya terhadap mereka. SPN 470.1
Tuhan masih bekerja dalam satu cara yang sama untuk mempermuliakan nama-Nya, dengan menuntun mereka untuk mengakui keadilanNya. Apabila mereka yang mengaku mengasihi Dia bersungut-sungut kepada pimpinan-Nya, mencemoohkan janji-janji-Nya, dan menyerah kepada pencobaan, bersatu dengan malaikat-malaikat jahat untuk meng-gagalkan maksud Allah, maka sering Tuhan mengatur keadaan itu sede-mikian rupa sehingga orang-orang ini, sekalipun mereka tidak mempunyai pertobatan yang sejati, mereka akan diyakinkan akan dosa mereka, dan akan dipaksa mengakui kejahatan hidup mereka, dan keadilan serta kebajikan Allah dalam perlakuan-Nya terhadap mereka. Demikianlah caranya Allah menyatakan pekerjaan kegelapan itu. Dan sekalipun roh yang telah mendorong mereka untuk berbuat jahat itu tidak diubahkan secara radikal, pengakuan yang diadakan akan membenarkan kehormatan Allah dan membenarkan orang-orang yang menempelak bangsa, yang telah menentang dan menyalahtafsirkan mereka. Demikian pula akan terjadi bilamana murka Allah akan diturunkan pada akhirnya. Apabila Tuhan “datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik yang mereka lakukan.” Yudas 14, 15. Setiap orang berdosa akan dituntun melihat dan mengakui keadilan hukuman yang dijatuhkan ke atas diri mereka. SPN 470.2
Dengan tidak menghiraukan hukuman Ilahi, orang Israel siap pergi merebut Kanaan. Dengan memperlengkapi diri dengan alat-alat dan senjata perang, mereka merasa diri sudah siap untuk bertarung; tetapi mereka sebenarnya sama sekali tidak berdaya pada pemandangan Allah dan di hadapan hamba-hamba-Nya yang sedih itu. Apabila, hampir empat puluh tahun kemudian, Tuhan memerintahkan Israel supaya pergi dan merebut kota Yerikho, Ia berjanji akan menyertai mereka. Peti yang berisi hukum-Nya dipikul di hadapan tentara mereka. Pemimpin-pemimpin yang telah ditetapkan-Nya harus mengatur gerakan mereka di bawah pengawasan Ilahi. Dengan pimpinan seperti itu tidak akan ada bahaya yang datang atas mereka Tetapi sekarang, bertentangan dengan perintah Allah dan larangan-larangan pemimpin-pemimpin mereka, tanpa peti perjanjian itu dan tanpa Musa mereka telah pergi menghadapi tentara musuh. SPN 471.1
Sangkakala menyatakan satu tanda bahaya, dan Musa dengan segera pergi menemui mereka dengan satu amaran, “Mengapakah kamu hendak melanggar titah TUHAN? Hal itu tidak akan berhasil. Janganlah maju, sebab TUHAN tidak ada di tengah-tengahmu, supaya jangan kamu dikalahkan oleh musuhmu, sebab orang Amalek dan orang Kanaan ada di sana di depanmu dan kamu akan tewas oleh pedang.” Bilangan 14:41-43. SPN 471.2
Bangsa Kanaan sudah mendengar tentang kuasa ajaib yang kelihat-annya telah memimpin bangsa itu, dan tentang keajaiban-keajaiban yang telah terjadi bagi mereka, dan sekarang mereka mengerahkan satu pasukan yang kuat untuk membendung penyerang-penyerangnya itu. Bala tentara penyerang itu tidak mempunyai pemimpin. Tidak ada doa yang dilayangkan agar Allah akan memberikan kemenangan kepada mereka. Mereka bertekad bulat untuk mengubah nasib mereka atau mati dalam peperangan. Sekalipun tidak terlatih dalam peperangan, jumlah mereka sangat besar dan pula lengkap dengan senjata, dan mereka berharap oleh serangan yang hebat dan mendadak, akan dapat menghancurkan musuh. Dengan beraninya mereka menantang musuh yang tidak berani menyerang mereka. SPN 471.3
Bangsa Kanaan mendirikan pos-pos pertahanan mereka di tempat yang berbatu-batu yang dapat dicapai hanya dengan melalui jalan-jalan yang sulit dan pendakian yang curam serta berbahaya. Jumlah orang Ibrani yang amat besar itu telah menyebabkan kekalahan mereka itu lebih hebat lagi. Dengan pelahan-lahan mereka menyusuri jalan-jalan yang ada di gunung itu, dan mereka terbuka terhadap lemparan batubatu yang mematikan dari musuh mereka yang ada di atas gunung. Batubatu besar dengan dahsyatnya telah menimpa bala tentara Israel, menjadikan jalan mereka itu berlumuran darah. Mereka yang tiba di puncaknya, yang kehabisan tenaga karena perjalanan mendaki gunung itu, telah dihancurkan dengan kejamnya dan dipukul mundur dengan suatu kerugian yang besar. Medan pertempuran itu dipenuhi oleh mayat-mayat. Bala tentara Israel kalah telak. Kehancuran dan kematian adalah akibat pemberontakan mereka itu. SPN 472.1
Dipaksa untuk menyerah akhirnya, mereka yang masih hidup, “pulang dan menangis di hadapan TUHAN;” tetapi “TUHAN tidak mendengar” suara mereka. Ulangan 1:45. Oleh kemenangan mereka yang gemilang itu, musuh Tsrael, yang tadinya menunggu kedatangan bala tentara yang besar itu dengan gemetar ketakutan, telah memperoleh keberanian melawan mereka. Segala laporan yang mereka pernah dengar tentang keajaiban yang telah diadakan Allah bagi umat-Nya, sekarang mereka anggap sebagai laporan palsu, dan mereka merasa bahwa tidak ada alasan untuk takut. Kekalahan Israel yang pertama itu, yang mengilhami bangsa Kanaan dengan semangat dan tekad, telah menambah sulitnya penaklukan mereka itu. Tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan oleh Israel kecuali lari dari hadapan musuh mereka yang menang itu ke padang belantara, dengan menyadari bahwa tempat inilah yang akan menjadi kuburan bagi seluruh generasi itu. SPN 472.2