Sejarah Para Nabi Jilid 2
Simson
Di tengah-tengah kemurtadan yang sedang merajalela itu, penyembah-penyembah Allah yang setia terus-menerus berdoa kepada-Nya memohon kelepasan bangsa Israel. Sekalipun kelihatannya tidak dijawab, sekalipun tahun demi tahun kekuasaan si penjajah terus-menerus menjadi lebih berat menekan negeri itu, pimpinan Allah se-dang mempersiapkan bantuan bagi mereka. Pada tahun-tahun pertama penjajahan bangsa Filistin itu, seorang anak telah dilahirkan, yang me-lalui anak itu Allah berniat menjatuhkan kekuasaan musuh yang kuat ini. SRNJ2 184.1
Di perbatasan negeri yang berbukit, yang dari sana tampak padang Filistin, terdapatlah kota Zora. Di tempat ini tinggallah keluarga Manoah, dari suku Dan, salah satu dari beberapa keluarga yang di tengah-tengah kemurtadan itu tetap setia kepada Tuhan. Kepada istri Manoah yang mandul itu, “Malaikat TUHAN” telah menampakkan diri, dengan kabar bahwa ia akan melahirkan seorang anak lelaki, yang dengannya Tuhan akan mulai melepaskan Israel. Sehubungan dengan hal ini, Malaikat itu telah memberikan kepadanya petunjuk tentang kebiasaan-kebiasaan hidupnya, dan juga cara untuk memelihara anaknya itu: “Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram.” Dan larangan yang sama ini harus dijalankan, dari sejak mulanya, pada diri anak itu, dengan tambahan supaya rambutnya jangan dipotong, karena ia harus diserahkan kepada Tuhan sebagai seorang nazir Allah sejak lahirnya. SRNJ2 184.2
Perempuan ini mencari suaminya, dan setelah menerangkan tentang Malaikat itu, ia mengulangi kembali perintah-Nya. Lalu dengan perasaan takut bahwa mereka akan berbuat kesalahan di dalam tugas yang penting yang telah dipercayakan kepada mereka itu, suami itu telah berdoa, SRNJ2 185.1
“Ya TUHAN, berilah kiranya abdi Allah, yang Kauutus itu datang pula kepada kami dan mengajar kami, apa yang harus kami perbuat ke-pada anak yang akan lahir itu.” SRNJ2 185.2
Pada waktu Malaikat itu sekali lagi menampakkan diri pertanyaan Manoah adalah, “Bagaimanakah nanti cara hidup ana itu dan tingkah lakunya?” Petunjuk yang diberikan sebelumnya telah diulangi kembali, “Perempuan itu harus memelihara diri terhadap semua yang kukatakan kepadanya. Janganlah ia makan sesuatu yang berasal dari pohon anggur; anggur atau minuman yang memabukkan tidak boleh diminumnya dan sesuatu yang haram tidak boleh dimakannya. la harus berpegang pada segala yang Kuperintahkan kepadanya.” SRNJ2 185.3
Allah mempunyai satu tugas penting bagi anak Manoah yang dijanjikan itu untuk dilaksanakan, dan adalah untuk memberikan kepadanya mutu kesanggupan yang perlu untuk pekerjaan ini, bahwa kebiasaan kebiasaan ibu dan anak harus diatur dengan saksama. “Janganlah ia minum air anggur atau minuman yang memabukkan,” adalah perintah Malaikat itu kepada istri Manoah, “jangan ia makan makanan yang haram; maka hendaklah diperhatikannya segala pesan-Ku kepadanya.” Anak itu akan dipengaruhi baik ke arah kebaikan atau keburukan oleh kebiasaan-kebiasaan ibunya. Ia sendiri harus dikendalikan oleh prmsip, dan harus menjalankan pertarakan dan penyangkalan diri, jikalau ia mau mendapat kesejahteraan bagi anaknya. Penasihat-penasihat yang tidak bijaksana akan menganjurkan kepada ibu-ibu perlunya memuaskan segala keinginan serta rangsangan; tetapi pengajaran seperti jtu adalah salah dan akan berakibat buruk. Ibu itu atas perintah Allah sendiri telah ditempatkan di bawah suatu tugas yang paling khidmat yakni melaksanakan pengendalian diri. SRNJ2 185.4
Dan para ayah sebagaimana halnya ibu-ibu terlibat di dalam tanggung jawab ini. Kedua orangtua menurunkan tabiat-tabiat mereka sendiri, secara jasmani dan mental, kecenderungan dan selera makan mereka, kepada anak-anak mereka. Sebagai akibat dari tidak bertaraknya orangtua, sering anak-anak kekurangan kekuatan jasmani dan kuasa moral serta mental. Peminum-peminum minuman keras, dan orang-orang yang menggunakan tembakau bisa, dan memang bisa, menurunkan rasa keinginan terhadap hal-hal yang tidak baik itu, darah panas dan saraf mereka yang terganggu kepada anak-anak mereka. Orang-orang yang tidak dapat mengendalikan diri sering menurunkan keinginan-keinginan mereka yang najis, dan bahkan penyakit-penyakit yang menjijikkan, sebagai satu warisan kepada keturunan mereka. Dan oleh karena anakanak itu mempunyai kuasa yang lebih sedikit untuk menolak penggodaan daripada orangtuanya, maka kecenderungan setiap generasi menjadi lebih merosot dan merosot lagi. Sedemikian jauh, orangtua bertanggung jawab, bukan saja untuk nafsu yang buas dan selera yang rusak dari anak-anak mereka, tetapi juga untuk segala penderitaan anak-anak yang dilahirkan tuli, buta, berpenyakit, atau lamban. SRNJ2 186.1
Pertanyaan setiap bapa dan ibu hendaknya, “Apakah yang kami perbuat kepada anak yang akan lahir itu?” Akibat dari pengaruh yang diberikan sebelum seseorang dilahirkan telah dianggap remeh oleh banyak orang; tetapi petunjuk yang telah diberikan dari surga kepada orangtua Israel itu, dan dua kali diulangi dalam cara yang amat saksama serta khidmat itu, menunjukkan bagaimana hal ini dalam pemandangan Khalik itu. SRNJ2 186.2
Dan tidaklah cukup bagi anak yang dijanjikan itu untuk menerima satu warisan yang baik dari orangtuanya. Hal ini harus diikuti oleh latihan yang saksama, dan pembentukan kebiasaan-kebiasaan yang benar. Allah memerintahkan agar calon hakim dan pembebas Israel ini harus dilatih dalam pertarakan yang ketat sejak masa bayinya. Ia harus menjadi seorang nazir Allah dari sejak lahirnya, dengan demikian ditempatkan di bawah larangan yang terus-menerus terhadap penggunaan anggur atau minuman yang memabukkan. Pelajaran-pelajaran dari pertarakan, penyangkalan diri, dan pengendalian diri, harus diajarkan kepada anak-anak sejak masa bayinya. SRNJ2 186.3
Larangan malaikat itu mencakup “segala sesuatu yang haram.” Perbedaan antara bahan makanan yang halal dan haram bukanlah sematamata bersifat keagamaan saja dan merupakan suatu peraturan yang sewenang-wenang, melainkan didasarkan atas prinsip-prinsip kesehatan. Sedemikian jauh, dipertahankannya perbedaan ini telah menyebab kan adanya daya hidup yang mengherankan, yang selama ribuan tahun telah membedakan bangsa Israel. Prinsip-prinsip pertarakan harus dilaksanakan lebih jauh daripada hanya menjauhkan diri dari penggunaan minuman-minuman keras. Penggunaan bahan makanan yang merang sang dan sulit untuk dicerna sering sama berbahayanya kepada kesehatan, dan di dalam banyak hal menaburkan benih-benih kemabukan Pertarakan yang sejati mengajarkan kepada kita supaya menjauhkan diri seluruhnya dari segala sesuatu yang membahayakan, dan menggunakan dengan bijaksana segala apa yang menyehatkan. Hanya sedikit yang menyadari dengan semestinya bagaimana besarnya pengaruh makanan mereka terhadap kesehatan dan tabiat mereka, faeda mereka di dalam dunia ini, dan nasib mereka yang kekal itu. Selera makan harus selalu diperintahkan oleh kuasa moral dan pikiran. Tubuh haruslah menjadi hamba kepada pikiran dan jangan pikiran kepada tubuh. SRNJ2 187.1
Janji Ilahi kepada Manoah telah digenapkan pada waktunya dengan lahirnya seorang anak lelaki, yang diberi nama Simson. Apa bila anak itu bertumbuh, nyatalah bahwa ia memiliki kekuatan jasmani yang luar biasa. Namun demikian, hal ini bukanlah, seba gaimana diketahui dengan baik oleh Simson dan orangtuanya, bergantung atas otot-ototnya yang terjalin dengan baik itu, melainkan atas syaratnya sebagai seorang nazir, untuk mana rambutnya yang tidak pernah dicukur itu merupakan satu lambang. Kalau saja Simson telah menurut perintah-perintah Ilahi sama setianya seperti yang telah dilakukan oleh orangtuanya, maka ia akan mempunyai masa depan yang lebih agung dan lebih berbahagia. Tetapi pergaulan dengan orang-orang yang menyembah berhala telah merusakkan dirinya. Oleh karena kota Zora berada dekat dengan negeri orang Filistin, maka Simson telah ber gaul dengan mereka dengan alasan bersahabat. Dengan demikian di dalam masa mudanya, keakraban pun timbul, yang pengaruhnya telah mengge-lapkan seluruh kehidupannya. Seorang perempuan muda yang tinggal di kota Timna di negeri Filistin telah memikat kasih Simson, dan ia bertekad menjadikan dia sebagai istrinya. Kepada orangtuanya yang takut akan Tuhan itu, yang berusaha membatalkan niatnya itu, jawabnya ialah, “Sebab dia kusukai.” Akhirnya orangtua itu menyerah kepada kemauan-nya, dan perkawinan pun diadakan. SRNJ2 187.2
Segera setelah ia memasuki masa dewasa, waktu di mana ia harus melaksanakan tugas Ilahi nya—waktu di mana lebih daripada yang lainnya ia harus setia kepada Tuhan—Simson telah menghubungkan dirinya dengan musuh Israel. Ia tidak bertanya apakah ia akan dapat lebih memuliakan Allah apabila ia bersatu dengan orang yang menjadi pilihannya itu, atau apakah ia sedang menempatkan dirinya sendiri dalam satu keadaan di mana ia tidak akan dapat menggenapi tujuan yang harus dilaksanakan oleh hidupnya. Kepada semua orang yang lebih dulu mencari kehormatan bagi Dia, Allah telah menjanjikan hikmat; tetapi tidak ada janji kepada mereka yang cenderung mencari kesenangan diri sendiri. SRNJ2 188.1
Betapa banyak orang yang sedang mengikuti jalan yang sama seperti yang dijalani oleh Simson! Betapa seringnya perkawinan diadakan di antara orang yang saleh dengan orang yang fasik, oleh karena kecenderungan pribadi memerintah di dalam memilih suami atau istri! Mereka tidak meminta nasihat dari Allah, ataupun memikirkan tentang kemuliaan-Nya. Kekristenan seharusnya mempunyai pengaruh yang mengendalikan terhadap hubungan pernikahan; tetapi sering yang menjadi kenyataan ialah bahwa motivasi yang menuntun kepada hubungan ini tidak selaras dengan prinsip-prinsip Kekristenan. Setan senantiasa berusaha menguatkan kuasanya ke atas diri umat Allah dengan jalan memperdayakan mereka untuk memasuki suatu persekutuan dengan pengikutnya; dan untuk melaksanakan hal ini ia berusaha membangkitkan nafsu yang tidak disucikan di dalam hati. Tetapi Tuhan di dalam firman-Nya dengan jelas memerintahkan kepada umat-Nya agar jangan menggabungkan diri dengan mereka yang tidak mempunyai kasih-Nya di dalam hati mereka. “Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orangorang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala?” 2 Korintus 6:15, 16. SRNJ2 188.2
Di dalam pesta kawinnya, Simson dituntun kepada pergaulan yang bebas dengan mereka yang membenci Allah Israel. Siapa saja yang dengan rela memasuki persekutuan seperti itu, akan merasa perlu menyelaraskan diri, seberapa jauh, kepada kebiasaan-kebiasaan dan adat pasangannya. Waktu yang digunakan dengan cara demikian adalah lebih buruk daripada diboroskan. Pemikiran-pemikiran dimanjakan dan kata-kata diucapkan, yang cenderung untuk menghancurkan benteng prinsip, dan melemahkan benteng jiwa. SRNJ2 189.1
Istri, yang untuk memperolehnya Simson telah melanggar perintah Allah, terbukti amat berbahaya kepada suaminya sebelum pesta perkawinan itu berakhir. Muak oleh perbuatan khianatnya, Simson untuk sementara waktu telah meninggalkannya, dan pergi sendirian ke rumahnya di Zora. Apabila, oleh karena merasa kasihan, ia kembali kepada istrinya itu, ia menemukan bahwa ia telah menjadi istri orang lain. Pembalasannya, dengan merusak ladang-ladang dan kebun anggur orang Filistin, telah membangkitkan amarah mereka untuk membunuh perempuan itu, sekalipun ancaman-ancaman mereka itu telah menuntun dia mengadakan penipuan-penipuan yang menjadi awal dari segala kerusuhan ini. Simson telah memberikan bukti akan keuatannya yang luar biasa itu, oleh membunuh dengan tangan hampa seekor singa muda, dan dengan membunuh tiga puluh orang Askelon. Sekarang, didorong oleh perasaan marah karena pembunuhan yang kejam terhadap istrinya, ia telah menyerang orang Filistin, dan dihajamya mereka “dengan satu kemenangan yang besar.” Kemudian, agar selamat dan serangan musuhnya, ia telah mengasingkan diri ke “gua di Bukit Etam,” di tanah Yehuda. SRNJ2 189.2
Ke tempat ini ia telah dikejar oleh satu bala tentara yang kuat, dan penduduk Yehuda, di dalam ketakutannya itu, dengan keji menyetujui untuk menyerahkan dia kepada musuh-musuhnya. Sehubungan dengan ini maka tiga ribu orang Yehuda pergi menemui dia. Tetapi sekalipun dengan kekuatan yang sangat mencolok itu mereka tidak berani mendekati dia, kalau saja mereka tidak mempunyai jaminan bahwa ia tidak akan menyakiti orang-orang senegerinya. Simson setuju diikat, dan diserahkan kepada orang Filistin, tetapi lebih dulu menuntut diadakannya satu janji dari orang-orang Yehuda ini agar mereka jangan menyerang dia, sehingga dengan demikian akan memaksa dia membinasakan mereka. la mengizinkan mereka mengikatnya dengan dua utas tali yang baru, dan ia dituntun ke dalam perkemahan musuhnya di tengah-tengah sorak sorai yang hebat. Tetapi sementara teriakan-teriakan mereka itu menggema di bukit-bukit, “maka berkuasalah Roh TUHAN atas Simson.” la menghancurkan tali-tali yang baru dan kuat itu bagaikan rami yang dibakar di dalam api. Kemudian setelah merebut senjata pertama yang ada di situ, yang sekalipun hanya sebatang tulang rahang seekor keledai, telah berfungsi lebih baik daripada pedang atau pun tombak, ia telah memukul orang-orang Filistin hingga mereka melarikan diri dengan ketakutan, meninggalkan orang yang mati di tengah-tengah ladang. SRNJ2 189.3
Kalau saja Israel telah sedia bergabung dengan Simson, dan meneruskan kemenangan itu, maka pada saat ini mereka sudah dapat membebaskan diri dari kuasa si penjajah itu. Tetapi mereka telah menjadi tawar hati dan menjadi pengecut. Mereka telah melalaikan pekerjaan yang telah diperintahkan Allah agar mereka laksanakan, dengan mengusir orang-orang kafir itu, bahkan telah bergabung dengan mereka di dalam perbuatan-perbuatan mereka yang keji, membiarkan kekejaman mereka, dan malah membiarkan ketidakadilan mereka, selama itu tidak ditujukan kepada diri mereka sendiri. Pada waktu mereka sendiri dituntun kepada penjajahan oleh bangsa itu, mereka telah menyerah kepada kemerosotan yang dari mana sebenarnya mereka akan dapat melepaskan diri, kalau saja mereka telah menurut Allah. Sekalipun pada waktu Allah telah membangkitkan seorang pembebas bagi mereka, tidak jarang mereka tega meninggalkan dia, dan bergabung dengan musuh mereka. SRNJ2 190.1
Setelah kemenangannya, bangsa Israel menjadikan Simson sebagai hakim mereka, dan ia memerintah Israel selama dua puluh tahun. Teta- pi satu langkah yang salah telah menyediakan jalan bagi yang lainnya. Simson telah melanggar perintah Allah dengan mengambil seorang istri dari bangsa Filistin, dan kembali ia telah memberanikan diri datang ke tengah-tengah mereka—sekarang musuh yang mematikan di dalam memanjakan hawa nafsunya. Dengan berharap kepada kekuatannya yang hebat itu, yang telah memenuhi orang Filistin dengan rasa gentar, dengan beraninya ia telah pergi ke Gaza, untuk mengunjungi seorang perempuan sundal di tempat itu. Penduduk kota itu mengetahui kehadirannya, dan mereka ingin sekali mengadakan pembalasan. Musuh mereka telah terkurung di dalam benteng-benteng yang paling kuat di dalam seluruh kota mereka; mereka merasa pasti akan dapat menangkap mangsa mereka itu, dan tinggal menunggu sampai keesokan paginya menyempurnakan kemenangan mereka. Pada tengah malam, Simson terbangun. Suara hati nurani yang menuduhnya telah memenuhi dirinya dengan rasa penyesalan, apabila ia mengingat bahwa ia telah me anggar janjinya sebagai seorang nazir. Tetapi sekalipun adanya dosa itu, rahmat Allah tidak meninggalkan dia. Sekali lagi kekuatannya yang hebat itu telah melepaskan dirinya. Dengan pergi ke gerbang kota itu, ia telah mengangkat pintu gerbang itu dari tempatnya, dan membawanya, ber sama-sama dengan tiang-tiangnya, ke puncak satu bukit dalam perjalan-annya ke Hebron. SRNJ2 190.2
Tetapi pelariannya yang sulit ini sekalipun, tidaklah menghalangi jalannya yang jahat itu. la tidak berani lagi berada di tengah-tengah orang Filistin, tetapi ia terus mencari kepelesiran yang penuh hawa nafsu yang memimpin dia kepada kebinasaan. “Sesudah itu Simson jatuh cinta kepada seorang perempuan dari lembah Sorek,” tidak jauh dari tempat kelahirannya. Namanya adalah Delila, “si pembinasa.” Lemba Sorek terkenal oleh karena kebun-kebun anggurnya; semuanya ini juga telah menjadi suatu penggodaan kepada orang nazir yang tersesat itu, yang telah membiasakan diri dalam penggunaan air anggur, dengan demikian telah memutuskan satu ikatan yang lain yang mengikat dia kepada kesucian dan kepada Allah. Orang Filistin selalu mengamatamati dengan cermatnya segala gerak-gerik musuh mereka itu, dan pada Waktu ia merusakkan dirinya sendiri dengan ikatan yang baru ini, mereka memutuskan untuk, melalui Delila, membinasakan dia. SRNJ2 191.1
Satu perwakilan yang terdiri dari seorang pemimpin dari tiap-tiap propinsi negeri Filistin telah diutus ke lembah Sorek. Mereka tidak berani mencoba menangkap dia sementara ia memiliki kekuatannya yang besar itu, tetapi maksud mereka ialah mempelajari, jika mungkin, rahasia kekuatannya itu. Oleh sebab itu mereka telah menyogok Delila untuk menyelidiki dan memberitahukannya. SRNJ2 192.1
Apabila si pengkhianat itu mendesak Simson dengan pertanyaanpertanyaannya ia telah mendustai perempuan itu dengan mengatakan bahwa kelemahan seperti orang lain akan datang kepadanya jikalau beberapa proses tertentu diadakan. Apabila ia mengujinya, dustanya itu ketahuan. Kemudian perempuan itu menuduh bahwa dia telah berdusta, sambil berkata, “Bagaimana mungkin engkau berkata: Aku cinta kepadamu, padahal hatimu tidak tertuju kepadaku. Sekarang telah tiga kali engkau mempermain-mainkan aku dan tidak mau menceritakan kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar.” Tiga kali Simson telah memperoleh bukti yang amat nyata bahwa orang Filistin telah bersekongkol dengan si perayu itu untuk membinasakan dirinya; tetapi apabila niatnya itu gagal, perempuan itu menganggap hal itu seolaholah suatu senda gurau saja, dan dengan butanya ia telah menghilang-kan rasa takutnya itu. SRNJ2 192.2
Hari demi hari, Delila mendesak dia, sampai “ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya,” namun demikian suatu kuasa yang licik telah menahan dia untuk terus berada di samping perempuan ini Akhirnya Simson dikalahkan, dan Simson memberitahukan rahasianya: “Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain.” Dengan segera seorang utusan telah dikirim kepada pemimpin-pemimpin orang Filistin, meminta mereka agar cepat datang kepadanya. Sementara pahlawan itu tertidur, rambutnya yang lebat itu dipotong dari kepalanya. Kemudian, seperti ia telah lakukan untuk tiga kali sebelumnya, ia berseru, “Orang Filistin menyergap engkau, Simson!” Dengan cepat ia bangun, ia berpikir hendak meng- gunakan kekuatannya seperti sebelumnya, dan membinasakan mereka itu; tetapi tangannya yang tidak berdaya itu menolak untuk menurut perintahnya, dan ia mengetahui bahwa “TUHAN telah meninggalkan dia.” Pada waktu ia sudah dicukur, Delila mulai mengganggu dia dan menyakiti dia, dengan demikian ia mencobai kekuatannya; oleh karena orang Filistin tidak berani mendekati dia sebelum benar-benar yakin bahwa kekuatannya telah hilang dari padanya. Kemudian mereka menangkap dia, dan setelah mencungkil kedua belah matanya, mereka membawa ke Gaza. Di tempat ini ia diikat dengan rantai di dalam penjara mereka, dan memaksanya untuk bekerja keras. SRNJ2 192.3
Betapa satu perubahan telah terjadi ke atas dirinya yang tadinya ada-lah hakim dan pahlawan Israel! Sekarang lemah, butai, dipenjarakan, merosot ke tingkat pekerja selaku seorang hamba! Sedikit demi sedikit ia telah melanggar syarat-syarat panggilannya yang suci itu. Allah telah bersikap sabar terhadap dirinya; tetapi apabila ia tela menyerahkan dirinya sedemikian rupa kepada kuasa dosa sehingga ia berani membo-corkan rahasianya, Tuhan telah meninggalkannya. Tidak ada khasiat di dalam rambutnya yang panjang itu, tetapi itu hanyalah merupa an suatu tanda kesetiaannya kepada Allah; dan bilamana lambang itu dikorbankan dalam pemanjaan hawa nafsu, maka berkat-berkat ha mana itu telah menjadi tanda juga hilang dari padanya. SRNJ2 193.1
Dalam penderitaan dan kehinaan, menjadi satu tontonan kepada orang Filistin, Simson menyadari lebih dalam lagi akan kelemahannya sendiri lebih daripada apa yang pernah ia ketahui sebelumnya; dan penderitaannya ini memimpin dia kepada pertobatan. Apabila rambutnya mulai tumbuh, kekuatannya dengan lambat laun pulih kembali; tetapi musuhmusuhnya, menganggap dia sebagai seorang tahanan yang terbelenggu dan tidak berdaya, tidak menaruh rasa takut. SRNJ2 193.2
Orang Filistin menganggap kemenangannya itu sebagai sesuatu yang berasal dari dewa-dewa mereka; dan dengan kesombongan mereka menghinakan Allah Israel. Satu hari pesta ditetapkan untuk menghormati Dagon, dewa ikan, “yang melindungi lautan.” Dari kota-kota dan kampung-kampung di seluruh Filistin, orang-orang dengan pemimpinpemimpin mereka berhimpun. Penyembah-penyembah berhala yang banyak itu memenuhi kuil yang besar itu, dan juga ruang yang di atasnya. Ini merupakan satu pesta pora dan kesukaan. Di sana terlihat kemegahan upacara korban, diikuti oleh musik dan tari-tarian. Dan sebagai medali kehormatan kekuasaan Dagon, Simson dibawa masuk. Teriakan-teriakan kegembiraan menyambut kedatangannya itu. Orang banyak dan para pemimpin mereka mengolok-olok penderitaannya, dan memuji dewa yang telah menaklukkan “si pembinasa negeri mereka.” Sesudah beberapa saat lamanya, seolah-olah merasa penat, Simson minta izin bersandar kepada kedua tiang utama yang menopang atap kuil itu. Kemudian dengan diam-diam ia telah melayangkan doa, “Ya Tuhan Allah, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin.” Dengan kata-kata ini ia memeluk tiang-tiang itu dengan tangannya yang kuat itu; dan sambil berseru, “Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini. Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka rubuhlah rumah itu menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak yang ada didalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak daripada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya.” SRNJ2 193.3
Berhala dan penyembah-penyembahnya, imam dan orang biasa, tentara dan orang bangsawan, bersama-sama terkubur di bawah puing-puing kuil Dagon itu. Dan di antara mereka terdapat tubuh raksasa, yang telah dipilih Allah untuk menjadi pembebas umat-Nya. Kabar kehancuran yang hebat ini tersebar luas di negeri Israel, dan anggota keluarga Simson turun dari tempat mereka di atas bukit, dan tanpa mendapat rintangan apa-apa, telah mengambil jenazah pahlawan yang gugur itu. Dan mereka “mengangkat dia dan membawanya dari sana, lalu menguburkannya di antara Zora dan Esytaol di dalam kubur Manoah, ayahnya.” SRNJ2 194.1
Janji Allah bahwa melalui Simson ia akan “mulai membebaskan Israel dari tangan orang Filistin,” telah digenapkannya, tetapi betapa gelap dan ngerinya catatan hidup yang sebenarnya dapat menjadi satu pujian kepada Allah dan satu kemuliaan kepada bangsa itu! Kalau saja Simson telah setia kepada panggilan Ilahinya itu, rencana Allah akan dapat di laksanakan di dalam kehormatan serta kemuliaan-Nya. Tetapi ia telah menyerah kepada penggodaan, membuktikan dirinya tidak setia kepada apa yang telah dipercayakan kepadanya, dan tugasnya telah dilaksanakan dalam kekalahan, perhambaan dan kematian. SRNJ2 194.2
Secara jasmani, Simson adalah orang yang paling kuat di atas dunia ini, tetapi di dalam pengendalian diri, kejujuran, dan keteguhan, ia adalah salah seorang yang paling lemah di antara manusia. Banyak yang salah mengira bahwa nafsu yang kuat itu adalah satu tabiat yang kuat pula; tetapi yang sebenarnya adalah bahwa dia yang dikuasai oleh hawa nafsunya sendiri adalah seorang manusia yang lemah. Kebesaran sejati seorang manusia diukur oleh kuasa perasaannya yang ia kendalikan, bukan oleh apa yang mengendalikan dia. SRNJ2 195.1
Perlindungan Allah telah menyertai Simson, agar ia dapat disediakan untuk melaksanakan pekerjaan yang untuknya ia telah dipanggil. Dari sejak kecil ia dikelilingi oleh satu lingkungan yang baik untuk kekuatan jasmaninya, kesegaran pikirannya dan kesucian moralnya. Tetapi di bawah pengaruh pergaulan yang jahat ia telah melepaskan pegangannya dari Tuhan yang merupakan satu-satunya pelindung manusia, dan ia pun telah dihanyutkan oleh arus kejahatan. Mereka yang berada pada jalan tugas dan dibawa kepada ujian bisa merasa pasti bahwa Allah akan memeliharakan mereka; tetapi jikalau manusia dengan sengaja menempatkan diri mereka di bawah kuasa penggodaan, mereka akan jatuh, lambat atau segera. SRNJ2 195.2
Orang-orang yang sama yang direncanakan Allah akan digunakan sebagai alat untuk satu pekerjaan yang istimewa, segala upaya akan diusahakan Setan untuk menyesatkan mereka. Ia menyerang kita pada titik kelemahan kita, bekerja melalui kekurangan-kekurangan dalam tabiat kita untuk menguasai seluruh kehidupan kita; dan ia mengetahui bahwa jikalau kelemahan-kelemahan ini dimanjakan, maka ia akan berhasil. Tetapi tidak seorang pun perlu dikalahkan. Manusia tidak dibiarkan sendirian untuk mengalahkan kuasa kejahatan oleh usahanya sendiri yang lemah itu. Pertolongan sudah tersedia, dan akan diberikan kepada setiap jiwa yang benar-benar menghendakinya. Malaikat-malaikat Allah, yang turun naik di tangga yang dilihat Yakub di dalam khayalnya, akan menolong setiap jiwa yang mau naik sampai ke langit yang paling tinggi. SRNJ2 195.3